Karyaku yang ke 15, ga kerasa ya... Alhamdulillah
Lanjutan cerita Laras ma Bintang, menceritakan kedua anak kembarnya. Si ceriwis Zara dan tentunya si pendiam Zayd, tak lupa dengan anak-anak dari saudara dan para sahabat Laras dan Bintang.
Di cerita ini ga lepas peran orang tuanya ya, karena peran Laras tentunya sangat penting untuk dunia Mafia nya.
Semoga karya ini, diterima dengan baik. Aamiin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hukuman yang Diberikan
"Kenapa kamu membiarkan Bima lepas kendali?" tanya Arjuna geram pada Haikal, Haikal tersenyum
"Karena kalau saya yang memberikan hukuman, akan saya seret di ke kedai mpok Santi." jawabnya, membuat Arjuna mengerutkan dahinya bingung
"Untuk apa? Kamu akan mengajaknya makan soto?" tanya Arjuna, membuat Haikal memutar malas bola matanya. Kedai mpok Santi, memang menjual aneka soto. Ada soto Bandung, soto Betawi, soto Lamongan, soto Kudus, soto Banjar, so toy lu, so ngong lu dan banyak lagi lainnya. Terserah kalian mau nambah apa, hahahaha
"Saya akan menyiramnya dengan kuah soto" jawab Haikal santai, Arjuna membulatkan bola matanya
"Jadi soto Sabrina dong" rupanya dia sudah terkontaminasi, oleh istri anak perempuannya. Haikal dan Arjuna saling tatap, tak lama mereka pun tertawa.
Sudah tinggalkan mereka
.
.
Bima mengirimkan pesan pada Laras, untuk menjaga Raya sebentar lagi. Ia harus menyelesaikan masalah di perusahaannya, mengenai orang-orang yang sudah membuat istrinya tertekan.
"Saya tak ingin basa-basi lagi, nama-nama yang nanti di panggil oleh asisten Haikal. Kalian langsung menghadap HRD, ambil surat pemecatan kalian. Kalian tenang saja, saya bukan manusia tidak berhati. Saya masih memberikan uang pesangon dan tidak mem blacklist nama kalian, agar kalian masih bisa melamar pekerjaan di perusahaan lain. Kecuali wanita yang bernama Anita, hidup mu akan ku buat hancur. Sama dengan teman mu Sabrina, BERANI SEKALI KAU MENYENTUH ISTRIKU."
DEG
Tubuh Anita bergetar hebat, hancur sudah hidupnya. Air mata penyesalan mengalir deras, namun sudah tak ada lagi kesempatan.
"Dan untuk mu Sela"
DEG
'Hancur sudah masa depanku, hiks.' ucapnya dengan wajah yang sudah terlihat kusut
"Saya masih memberi mu kesempatan, karena kamu sudah merekam kejahatan dua manusia iblis itu. Tapi, saya memberikan SP 1 untukmu dan skors selama satu bulan tanpa gaji." tubuh Sela pun ambruk, ia jatuh terduduk di atas lantai ( masa di atas bara api, dikata anak dukun)
Sela mengangguk, ia ikhlas menerima hukuman tersebut. Tak apa, asal tidak sampai di keluarkan dari perusahaan. Ia kapok, ia takkan mau lagi ikut bergosip dan menggunjingkan orang. Karena bayarannya benar-benar merugikannya, tapi ia tak keberatan atas hukuman saat ini.
Dengan tabungannya selama ia bekerja, ia masih bisa menjalani hidup selama sebulan ke depan. Karena gaji yang di berikan di perusahaan ini, sangatlah besar. Sehingga membuat Sela bisa menabung, bukan hanya menabung. Bahkan Sela bisa membuat rumah sederhana, untuk dirinya sendiri dan meng kuliah kan adiknya. Sela merupakan anak yatim piatu, sehingga dia hanya tinggal berdua bersama adiknya.
"Terima kasih tuan... terima kasih, terima kasih. Saya janji, tidak akan mengulang kesalahan saya lagi. hiks"
Bima hanya mengangguk, ia pun meninggalkan aula dan gegas melangkahkan kakinya dengan cepat menuju mobil. Haikal tentunya sudah menempatkan mobil Bima, di depan pintu masuk. Arjuna sudah kembali pulang, karena di hubungi oleh sang istri. Bila keempat cucunya, meminta untuk jalan-jalan ke mall.
Sedangkan di aula, setelah kepergian Bima. Ada beberapa tubuh karyawan, yang jatuh tak sadarkan diri. Mereka adalah orang-orang yang sudah menghujat, mencaci dan juga ikut memberikan tatapan sinis pada Raya. Hidup mereka buntu sekarang, takkan ada perusahaan lain yang mau menerima mereka. Karena nama mereka, sudah tercoreng dan terdaftar dalam buku hitam.
Tambah lagi, nama perusahaan yang menaungi mereka beberapa tahun ini. Merupakan perusahaan besar dan juga merajai hampir semua aspek di Indonesia.
.
.
"Bagaimana?"
'Target sudah di markas, hanya menunggu titah' Laras tersenyum menyeringai
"Jangan beri dia makan ataupun minum, ikat dia dengan keadaan terbalik. Sayat tubuhnya di beberapa titik, biarkan darahnya menetes sedikit demi sedikit."
'Baik Queen'
"Lalu, bagaimana dengan induknya?"
'Joy sudah mendarat di Perancis, ia tengah menuju tempat tujuan. Mata-mata yang kita kirimkan, memberitahukan bila induk ayam. Ah.. maksud saya ibu dari wanita yang kita kurung, sudah berada dalam penjagaan mereka.' Laras terkikik geli, lama-lama anak buahnya ikut gesrek.
"Bagus, jangan buang waktu lagi. Seret dia dan bawa ke markas, pertemukan induk dan anak tersebut. Pasti akan ada pertemuan mengharu biru, uuuhh... ga sabar aku tuh" anak buah yang sedang berbincang dengan Laras, hanya menggelengkan kepalanya
"Bagaimana dengan sumber keuangan mereka?"
'Hancur, tak bersisa'
"HAHAHAHAHAHA" tawa Laras menggelegar, membuat Raya dan Bintang langsung menoleh padanya.
"Sori sori, aku tunggu kabar selanjutnya. Kalo gitu aku sudahi dulu ya"
'Baik Queen'
Panggilan pun selesai, Bintang yang sedang sibuk dengan laptopnya. Menatap heran sang istri, karena setelah selesai melakukan panggilan. Terlihat wajah sumringah dan binar penuh kepuasan
"Ada apa?" tanya Bintang
"Semua rebes bes bessss... tinggal tunggu eskekusi mereka, bareng mama Ajeng." Bintang mengangguk, ia lanjut mengerjakan pekerjaannya.
Laras memilih untuk mendekati Raya, ia pun membaringkan tubuhnya di samping Raya. Laras menaruh telapak tangannya di perut Raya, ia mulai mengusapnya. Raya tersenyum, ia pun mengusap sayang kepala Laras.
"Apa masih keram?" Raya menggelengkan kepalanya
"Maafkan abang ya kak, dia terlalu bodoh. Berpikir bisa menangani masalah ini, namun kenyataannya zonk." ucap Laras menengadah, Raya kembali tersenyum dan menggelengkan kepala
"Mungkin salah kakak juga terlalu lemah, seharusnya kakak bisa melawan mereka. Seharusnya kakak bisa membungkam mulut-mulut sumbang itu, tapi kakak terlalu takut. Kakak hanya tak ingin membuat abangmu malu, bila memiliki istri kasar." jawab Raya, membuat Laras mengeratkan pelukannya
"Kak Raya tak salah, seharusnya kak Raya tak usah memikirkan abang malu atau tidak. Bila itu memang membuat kakak tidak nyaman, lawan saja kak. Karena bagaimana pun, abang pasti membela kakak. Kalo abang masih diam, bilang sama Laras. Akan Laras bakar gedung perusahaan abang sekalian" Raya pun tertawa, tawa yang sejak tadi di tunggu oleh Laras.
"Kalo kamu bakar perusahaan itu, papa bisa ngamuk sama kamu." ucap Raya
"Ohh iya ya, itu kan perusahaan keluarga." Raya kembali tertawa
ceklek
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam"
"Akhirnya yang di tunggu-tunggu datang, kalo gitu Laras pamit ya kak. Lampiasin aja kekesalan dan kemarahan kakak sama abang, tampar, bogem, banting juga boleh. Pokonya hajar aja, kalo perlu babat habis burungnya. ok" ucap Laras tanpa dosa, Raya tersenyum dan mengangguk
Bima dan Bintang yang mendengar ucapan Laras, langsung menutup aset mereka. Membuat Raya dan Laras saling tatap dan tertawa.
"Ya udah ya kak, Laras ma Bintang pamit. Kakak cepet sehat lagi, jangan banyak pikiran. Inget, kalo ada nyawa lain di perut kakak. Dan ada Leon, yang sedang menunggu kakak di rumah." mendengar nama Leon, Raya langsung merasa rindu pada sulungnya tersebut.
"Iya, hati-hati kalian. Bin jangan ngebut" Bintang mengangguk, mereka pun keluar setelah mencium punggung tangan Bima dan Raya
Kini di ruangan itu, hanya ada sepasang suami istri.
"Sayang...
...****************...
Jangan lupa like, komen, gift dan vote nya❤️❤️
...Happy Reading All...