Bening gadis tompel dijodohkan dengan Bayu, pria tampan dan kaya dengan imbalan uang untuk pengobatan sang ibu yang mengalami gangguan mental.
Perjodohan yang tidak biasa karena yang menjodohkan Bening adalah Naura istri Bayu sendiri. Tentu Bayu menolak dengan tegas permintaan Naura istrinya. Wanita cantik yang profesinya sebagai artis terkenal.
Sementara Bening sebenarnya gadis manis tetapi wajahnya tompel tentu bukan selera Bayu.
"Kamu sudah gila Ra! Mana ada istri yang rela menjodohkan suaminya dengan wanita lain?!"
"Mas... tolong, dengan kamu menikahi Bening, jika aku syuting film ke luar negeri kamu ada yang mengurus."
Bayu terpaksa menikahi Bening, tetapi hanya demi menyenangkan hati Naura. Bayu bingung, apa tujuan Naura memaksa dirinya menikahi Bening. Ketika Bayu tanya alasan Naura tidak memuaskan.
Lalu apa yang akan terjadi setelah pernikahan Bening dengan Bayu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
20 jam kemudian, di kota Jakarta. Dalam taksi seorang pria sedang merenung. Kabur dari permasalahan sebenarnya bukan hal yang terbaik. Tetapi apakah salah jika sekali-kali memberi pelajaran kepada istrinya?
Dia adalah Bayu, selama ini ia sudah cukup bersabar menyikapi semua permasalahan rumah tangganya yang sangat beragam. Ada saja pertengkaran entah masalah itu kecil, maupun besar. Namun, menunda kehamilan tanpa seizinya, dan hanya alasan sibuk syuting, sungguh membuat hati Bayu kecewa berat.
Padahal seharusnya Naura tahu, mempunyai anak adalah komitmen bukan hanya sekali dua kali mendiskusikan hal ini sejak awal pernikahan. Selama ini Bayu selalu percaya dengan kata-kata Naura. Jika ditanya masalah kehamilan. Maka Naura akan menjawab 'belum rezeki' Bayu merasa bahwa semua akan baik-baik saja, karena keputusan Naura untuk tidak mau punya anak tidak pernah terpikirkan oleh Bayu.
"Di sini alamatnya Tuan?" Tanya supir. Ketika taksi yang melaju dari bandara sudah tiba di Cibubur.
"Benar Pak, terimakasih," Bayu segera membayar argo. Ia sengaja pulang ke Cibubur, karena mendengar laporan dari anak buahnya, jika Bening berada di kediaman Leanna.
Lima menit kemudian.
"Selamat pagi Tuan..." Sapa Narti ketika Bayu sudah berada di dalam, di bukakan pintu oleh Narti.
"Pada kemana Nar? Kok sepi?" Tanya Bayu, saat Narti ambil alih ransel dari tangan Bayu.
"Di kamar Tuan," Jawab Narti membungkuk kemudian pergi. Entah siapa yang dimaksud Narti sedang di kamar. Bayu pikir Bening.
"Siapa Nar?" Terdengar suara Leanna dari belakang.
"Aku Ma," Dengan perasaan kangen membuncah Bayu segera menghampiri mama tercinta.
Plak!
Satu tamparan tangan Leanna mendarat ke pipi Bayu hingga mengelak ke samping. Rupanya Leanna menyambut kedatangan putranya bukan dengan senyuman. Namun, dengan telapak tangan.
"Mama" Lirih Bayu tidak percaya menatap sang mama yang sedang murka.
"Mama... sudah, sebaiknya biarkan Bayu istirahat dulu," Mendengar keributan, Malik pun menghampiri istri dan anaknya.
"Bayu..." Malik menggerakkan kepalanya memberi kode agar putranya yang tampak lelah itu beristirahat di kamar. Tentu Malik akan berbicara jika hati istri dan anaknya sudah tidak memanas.
Bayu mengangguk lalu menapaki anak tangga masuk ke kamar yang sudah 3 bulan tidak ia pijak. Jaket melayang di udara jatuh ke sofa. Disusul sang pemilik yang melempar baju tebal tersebut, menjatuhkan tubuhnya di tempat itu, menjadikan jaket sebagai bantal.
Ia usap gambaran tangan Leanna, entah seberat apa kesalahan yang dia langgar hingga mamanya menampar wajahnya. Selama menikah dengan Naura, hubungannya dengan mama memang tidak baik-baik saja. Namun, Leanna belum pernah main tangan. Jangankan menampar menyentil telinga pun tak pernah.
"Bening..." Seketika dia ingat istri keduanya, jika benar tinggal di rumah ini, sudah pasti berada di kamar sebelah.
Rasa lelah dan perih di pipi seketika hilang dengan semangat menuju kamar sebelah.
Tok tok tok.
Bayu mengetuk kamar tersebut rupanya tidak ada sahutan, tanpa ragu kemudian masuk.
"Kok sepi... apa Bening sekolah?" Bayu bergumam lalu mencari ke kamar mandi. Disana, lantai tampak kering, itu artinya Bening sedang tidak berada di rumah itu.
"Mungkin di pondok indah," Ujarnya lalu kembali ke kamar. Ia tidur dulu sebelum mencari Bening, bagaimanapun tubuhnya perlu istirahat walaupun sejenak.
Siang harinya di ruang kerja, sidang keluarga Malik tengah berlangsung. "Apa yang sudah kamu lakukan kepada Bening? Kamu memanfaatkan dia karena wajahnya buruk! Bukan?" Cenar Leanna, berdiri di depan Bayu melipat tangan di dada.
"Bukan begitu Ma... makanya dengarkan dulu," Jawab Bayu, sejak tadi Bayu tidak diberi kesempatan untuk bicara.
"Benar Ma... biar Bayu menjelaskan," Malik menengahi.
Leanna pun duduk bersebelahan dengan suaminya. Namun masih menghindari kontak mata dengan Bayu. Kecewa, itulah yang Leanna rasakan, anak satu-satunya yang dia banggakan tetapi tidak sesuai yang dia harapkan.
"Aku dengan Bening itu, sebenarnya sudah menikah Ma, Pa," Tutur Bayu,
"Kok bisa?" Potong Leanna terperangah, lalu menatap mata putranya yang sejak tadi dia hindari.
"Kamu menikah dengan Bening, terus tidak menganggap Mama sama Papa kamu? Hebat kamu Bayu!" Leanna menunjuk dadanya, tentu merasa dilangkahi.
"Semua terjadi begitu mendadak Ma, sebenarnya saat itu aku tidak mau menikah dengan Bening, makanya tidak memberi tahu Papa sama Mama" Bayu menarik napas berat.
"Benar Ma, biar Bayu cerita dulu," Imbuh Malik.
Bayu kemudian menceritakan bagaimana awal menikahi Bening, itu karena di jodohkan oleh Naura.
"Apa? Yang benar?" Malik bersama Leanna saling pandang tidak habis pikir. Selama ini telah berburuk sangka kepada Naura, tetapi ternyata menantunya itu baik hati.
"Pasti, Naura menyuruh kamu menikah lagi karena tidak bisa memberi keturunan, begitu bukan?" Begitulah yang Leanna tangkap dari penuturan Bayu.
"Benar Ma" Jawab Bayu cepat. Bayu tentu tidak akan memperburuk keadaan, menyimpan keburukan istri pilihannya di depan kedua orang tuanya akan lebih baik. Daripada berkata jujur akan menyakiti semua.
Bayu menunduk, seketika ingat sebelum menikahi Naura 6 tahun yang lalu. Leanna menentang keras pernikahan itu. Intinya, sang mama tidak setuju jika Bayu menikah dengan Naura. Namun, Malik sang papa saat itu yang bisa meluluhkan hati Leanna hingga merestui Bayu.
"Lalu mengapa Naura tidak ikut pulang bersama kamu Bay?" Tanya Malik.
"Naura masih terikat kontrak Pa," Bayu tidak seluruhnya berbohong. Saat itu Bayu ribut dengan Naura, gara-gara Naura berjanji akan menghabiskan kontrak hingga satu bulan, kemudian akan pulang ke Indonesia. Tetapi, tanpa berunding dengan Bayu, Naura justeru memperpanjang kontrak.
"Sekarang mama mau tanya, kenapa kamu tidak pulang ke Indonesia barang sebentar menjenguk Bening?" Leanna kesal, sudah berani menikah dengan Bening tetapi selama 3 bulan Bayu membiarkan istri keduanya kesepian. Walaupun, selama ini Bening selalu menutupi kesedihan di depanya. Leanna tahu bagaimana perasaan Bening.
"Ya, seperti yang aku ceritakan tadi Ma, mau pulang, tapi menunggu Naura selesai," Ujar Bayu seperti anak kecil.
"Kamu kan bisa telepon Bay... masa gitu saja harus diajari," Sesal Malik geleng-geleng.
"Handphone aku hilang Pa, makanya aku tidak bisa menghubungi Bening." Tutur Bayu.
Dahi Malik berkerut alasan Bayu tidak masuk akal, tentu Malik tidak bisa dikelabuhi. Mengapa Bayu bisa sebodoh itu, padahal bisa saja mengutus anak buahnya supaya datang ke rumah memberi kabar, atau memberi nomor handphone.
Namun, ya sudahlah, Malik tidak mau memperpanjang masalah, bisa-bisa memicu kemarahan Leanna, yang penting saat ini Bayu sudah tiba di rumah.
"Terus... kamu tidak mau tahu? Kemana perginya Bening saat ini?" Tanya Leanna, mengetes reaksi Bayu, apa benar anaknya itu mengkhawatirkan Bening.
"Oh iya, lalu dimana Bening sekarang, Ma?" Bayu nampak tidak sabar. Membuat Leanna yakin jika Bayu peduli dengan menantu sekaligus anak angkatnya itu.
"Sudah dua hari ini dia pulang ke kampung sawah, Bay," Leanna menceritakan, gara-gara ulah Bayu, Leanna menjadi salah paham kepada Bening. Dua hari yang lalu, Wawan berhasil menemukan Bening, tetapi Bening minta diantar Wawan ke kampung sawah alasan ingin menenangkan diri.
"Kalau gitu aku mau menyusul Bening Pa, Ma," Bayu segera keluar minta diantar Wawan ke kampung sawah.
...~Bersambung~...
koreksi
kadang kita yang menanam tetangga yang memanen hhhhh😄
kalo kau tau kopi itu buatan siapa...
jangan kau katai bodoh kau bilang hus atau ck runtuh sudah dunianya terlebih kata2 dr orang yg di cintai,, berkali-kali sedihnya.
kau itu yg bodoh, masa gitu aja ga paham ekekekekek