NovelToon NovelToon
RATU YANG TERBUANG

RATU YANG TERBUANG

Status: tamat
Genre:Tamat / Penyesalan Suami / Fantasi Wanita
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Kleo

Bercerita tentang seorang permaisuri bernama Calista Abriella, yang telah mengabdi pada kekaisaran selama 10 tahunnya lamanya. Calista begitu mencintai Kaisar dan rela melakukan apa saja untuknya, namun cinta tulus Calista tak pernah berbalas.

Sampai suatu peristiwa jatuhnya permaisuri ke kolam, membuat sifat Calista berubah. Ia tak lagi mengharap cinta kaisar dan hidup sesuai keinginannya tanpa mengikuti aturan lagi.

Kaisar yang menyadari perilaku Calista yang berbeda merasa kesal. Sosok yang selalu mengatakan cinta itu, kini selalu mengacuhkannya dan begitu dingin.

Akankah sifat Calista yang berbeda membuat kaisar semakin membencinya atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kleo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 - Daerah Lizel

“Sudah lama aku tidak kemari, bagaimana kabar kalian.”

“Berkat Anda kehidupan kami jadi lebih baik Yang Mulia. Kami sangat senang mendengar Anda telah siuman.”

“Syukurlah jika kalian baik-baik saja, lalu bagaimana dengan hasil pertanian?”

“Apa yang bisa kami katakan, berkat Anda kami mendapatkan banyak pembeli dari kalangan bangsawan, nama samaran yang Anda berikan untuk pertanian kami sangat berguna.”

Calista tersenyum senang, “Senang mendengar jika Liz bisa berkembang.”

“Aaron tidak salah dengar, Liz dari Lizel?” tanya Aaron pada Calista.

“Ya, Liz yang selama beberapa tahun ini terkenal itu dari Lizel.”

“Tuan kami benar-benar memperhatikan setiap apa yang kami tanam, jadi kualitas sayur dan gandum Liz nomor satu,” ucap salah satu pria dengan bangga.

“Sekarang kau sangat bangga dengan Liz, ya. Bagus bekerja keraslah.”

Senyum itu, kau hanya tersenyum tulus untuk Theodore dan orang-orang Lizel, bisakah suatu saat nanti kau tersenyum tulus seperti itu juga padaku? Aaron.

Setelah melihat pertanian dan disuguhkan berbagai macam makanan orang-orang Lizel, Calista pergi ke rumah orang tua Isabela.

Orang tuanya menyambut Calista dengan hangat, begitu pula dengan adik Isabela ia memberikan karangan bunga pada Calista.

“Kau benar-benar ingin memberikannya padaku? Kau kan sudah membuatnya susah payah.”

“Yang Mulia, kau sudah membantu kami, kau juga membuatku sembuh, ini mahkota bunga yang aku buat untuk permaisuri.”

Calista tersenyum kecil, dan mencium kening anak perempuan yang kira-kira berusia 5 tahun tersebut.

“Terima kasih.”

Calista kemudian melirik ke arah kedua orang tua Isabela. “Apa Gabriela benar-benar sudah sembuh total?”

“Berkat kebaikan Anda, Ya, Yang Mulia, putri kami sudah sembuh.”

“Syukurlah.”

“Permaisuri sekarang aku sudah bisa bermain seperti yang lain, tidak lagi sakit atau kelaparan.”

“Ya, sekarang kau bisa bersenang-senang bersama teman-temanmu, aku sudah menepati janjiku kan?”

Adik Isabela mengangguk, “Terima kasih permaisuri, kau seperti peri dari negeri dongeng.”

“Benarkah?”

“Ya, sungguh,” ucap anak perempuan itu sembari memasangkan mahkota bunga di atas kepalanya Calista.

“Nah sekarang sudah sangat mirip.”

Senyum Calista semakin merekah, dan pemandangan itu membuat Aaron setuju akan pernyataan adik Isabela.

Dia seperti malaikat dan peri sekaligus, sudah lama aku tidak melihatnya seperti ini, selama 10 tahun jarang sekali aku melihat kau tersenyum cerah, Calista. Aaron

...****************...

Saat hari hendak menjelang malam, barulah ketiganya pergi dari Lizel, terlihat Calista berjalan santai sembari menggenggam tangan Theodore, sedangkan Aaron berjalan di samping kanan Calista.

“Saya tidak tahu jika yang membangun Liz itu Anda permaisuri.”

“Kenapa selama ini Anda tidak pernah memberitahu itu pada orang-orang, sehingga cerita tentang Anda orang yang boros itu terpatahkah,”

Calista tertawa kecil, “Untuk apa? Bagi seorang pembenci itu tidak akan mengubah apa pun, dan semua orang mungkin akan mengecam saya, mengingat bagaimana Lizel yang dulu.”

“Bagaimana bisa seorang permaisuri mendukung orang-orang kriminal, bukankah itu semakin menambah kesan buruk. Lagi pula saya tidak butuh sebuah pengakuan.”

“Dan apa yang saya lakukan adalah hal wajar sebagai seorang permaisuri.”

“Ibu apa kau sudah lama mengenal mereka, sungguh aku senang mengenal orang-orang Lizel, meski perawakan paman-paman itu kekar tapi mereka sangat baik.”

“Itulah Theo, kita tidak bisa melihat seseorang hanya dari penampilannya saja. Jadi apa kau merasa senang mengenal Lizel?”

“Ya, sangat senang, hari ini adalah hari paling berarti bagiku ibu. Aku belajar banyak hal dari Isabela dan yang lainnya.”

Calista hanya tersenyum mendengar perkataan putranya, hari ini sudah beberapa kali ia mendengar Theodore mengungkap perasaan senangnya.

“Permaisuri bisakah Anda menceritakan awal kedekatan Anda dengan orang-orang Lizel.”

“Iya ibu aku juga penasaran tentang itu, bisa ibu menceritakannya padaku dan paman?”

“Ya, semua berawal dari Isabela...”

...****************...

...Kilas Balik...

Lima tahun yang lalu....

“Permaisuri apa yang ingin Anda beli di pasar ini?” tanya Elisha yang mengikuti tuannya dari belakang.

“Aku juga tidak tahu, kita berkeliling saja dulu, mungkin nanti akan menemukan barang yang bagus.”

“T-tapi yang Mulia, keluar tanpa penjagaan seperti ini sangat tidak aman untuk Anda.”

Calista mendesah kesal “Elisha jangan takut, ada aku yang melindungimu.”

“Jika aku tidak bisa melawan, paling-paling kita berdua akan mati bersama,” ucap Calista lagi dengan wajah santai.

Elisha meringis, “Yang Mulia, jangan berbicara seperti itu.”

Calista tertawa melihat reaksi sang pelayan, “Sudahlah Elisha aku hanya bercanda, ayo kita pergi.”

Keduanya berjalan-jalan mengitari pasar, Calista banyak membeli pernak-pernik dan makanan di pasar tersebut. Keduanya sangat menikmati momen tersebut, tak tampak lagi siapa permaisuri atau pun pelayannya.

“Bagaimana menurutmu Elisha, kue ini enak kan?”

“Ya, Yang Mulia, lebih enak dari yang dibuat di istana.”

“Kau punya penilaian yang sama sepertiku, aku akan membeli ini untuk Alie dan Daisy.”

Permaisuri membeli semua kue yang dijual, saat ia selesai membayar, tiba-tiba saja seorang anak menyambar kantong uang milik Calista, segera saja Elisha mengejar anak perempuan tersebut.

“Hei, pencuri kembali kemari!” teriak Elisha.

“Elisha jangan tinggalkan aku!” teriak Calista yang melihat pelayannya pergi.

Melihat sang pelayan tak mengidahkan perkataannya, membuat Calista ikut berlari mengejar Elisha.

“Elisha kau ini jangan meninggalkanku,” tegur Calista yang berhasil mengikuti Elisha.

“Permaisuri diamlah,” ucap Elisha dengan suara kecil.

“Lihat ini rumah anak itu, Yang Mulia.”

Calista yang tak memperhatikan sekitarnya, akhirnya melihat ke kiri dan kanan, ia tak menyadari telah pergi dari pusat kota yang indah dan berakhir di daerah kumuh dan mengerikan seperti ini.

Apa lagi tempat mereka berdiri sekarang ada di antara rumah-rumah yang hampir roboh, dari dinding yang berlubang itu bisa terlihat anak yang tadinya mencuri kantong uang Calista, memberikan kantong itu pada kedua orang tuanya.

“Isabela, dari mana kau mendapatkan uang sebanyak ini apa kau mencuri?” tanya sang ibu sembari melihat isi dalam kantong.

“Elisha ayo kita pergi saja, lagi pula uang itu tak seberapa,” bisik Calista.

“Permaisuri yang tetaplah uang, mau seberapa pun itu dia tetap berharga,” jawab Elisha yang tak mengalihkan pandangannya.

Calista mendesah kesal, sebenarnya ia teralu peduli akan uang yang dicuri, ia hanya peduli pada sang pelayan, takut jika pelayannya itu dalam bahaya.

Anak bernama Isabela pun dengan berat hati mengangguk.

“Isabela, jangan pernah mencuri sayang, benar jika ayah dan ibumu ini hidup susah, tapi jangan mengambil apa yang bukan milikmu,” tegur sang ibu yang kembali menutup kantong uang.

“Tapi ibu lihat saja Gabriela, sakitnya semakin parah jika kita tidak bisa membeli obat secepatnya apa yang akan terjadi?” balas anak itu sambil menahan tangisnya.

“Sayang Lizel sudah terkenal buruk dengan kriminalitasnya, jangan kau buat dirimu menjadi pembenaran orang-orang bahwa Lizel benar-benar buruk.”

“Tapi ayah karna Lizel juga, ayah tidak dapat di terima bekerja di mana pun, bagaimana kita bisa hidup jika terus begini,” ucap anak itu sembari menghapus air mata yang membasahi kedua pipinya.

Melihat keluarga itu, hati Calista terasa sesak. Ia kagum pada kejujuran keluarga tersebut meski hidup dalam kemiskinan, ia paham betul yang dirasakan oleh mereka.

1
Rini Astria
Luar biasa
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
cuma jatoh dari pohon gak bakal koma selama 6 bulan.. pas di kolam gak bisa berenang malah dibiarin gelooo
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
emang gue pikirin
Julia Juliawati
Luar biasa
Julia Juliawati
ngarep dot com km Leonardo 🤣🤣🤣
Julia Juliawati
saha shazia Thor?
wiga ciwaruga
Luar biasa
wiga ciwaruga
bagussbagusbagusss ceritanyaaaaa...terharuuuu
Alza Nur
sedih banget sampai Q nangis 😭😭 baru ini cerita yg oke
Bzaa
otewe....
Bzaa
terimakasih otot, vote sudah otewe..
Bzaa
kerennnn... happy ending, akhir hidup bahagia dengan hidupnya masing2
Bzaa
senang berakhir dgn bahagia
Bzaa
aih Anastasia mata2 ternyata
Bzaa
fix lah Isabel jodohnya theo 😘
Bzaa
semangat terus ya tor💪
Bzaa
semoga ada kebahagiaan di balik kesedihan
Bzaa
semoga Calista masih bisa merawat ayahny
Bzaa
sedihhh bangett
Bzaa
Aaron biar kena batunya dulu..
sblmnya aku mendukung Aaron, skrg males banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!