cerita ini masih bersetting di Dunia Globus di sebuah benua besar yang bernama Fangkea .
Menceritakan tentang seorang anak manusia , dimana kedua orang tua nya di bunuh secara sadis dan kejam serta licik oleh sekelompok pendekar kultivator .
Trauma masa kecil , terbawa hingga usia remaja , yang membuahkan sebuah dendam kesumat .
Dalam pelarian nya , dia terpisah dari sang kakak sebagai pelindung satu satu nya .
Bagai manakah dia menapaki jalan nya dalam hidup sebatang kara dengan usia yang masih sangat belia .
Bisakah dia mengungkap motif pembunuhan kedua orang tua nya , serta mampu kah dia membalas dendam ? .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terpisah.
Pagi itu Jiang Bi dan adik nya Cin Hai bersiap siap untuk pergi berburu kembali.
Beberapa kerat daging serigala yang masih tersisa, menjadi bekal mereka hari itu.
Hampir setengah hari mereka berjalan, namun belum juga bertemu binatang buruan mereka.
Seperti nya saat itu, para binatang ini sedang berdiam diri didalam sarang mereka, karena mereka mencium ada aroma bahaya.
Karena sudah lelah berjalan, kedua nya memutuskan untuk berhenti sejenak, sekedar melepaskan lelah nya.
Tanpa mereka sadari, sekawanan serigala mengikuti jejak kaki mereka secara diam diam.
Kawanan serigala buas ini terdiri dari delapan serigala hitam besar, tanpa sang Alva lagi.
Melihat kedua anak manusia ini sedang duduk di bawah pohon besar, delapan ekor serigala ini segera mengendap endap menghampiri nya.
Bukan main terkejut nya Jiang Bi, saat sadar bahwa mereka sudah di kepung oleh delapan ekor serigala hitam besar.
"Adik!, aku akan memanah serigala yang berdiri di sebelah kanan itu, bila serigala itu tumbang, kau cepat lari kearah situ secepat mungkin, jangan berhenti, apapun yang terjadi, ingat, jangan berhenti, teruslah berlari!" ujar Jiang Bi pada adik nya.
"Tidak kakak!, aku ingin bersama kakak, aku tidak mau lari, kita lari sama sama kak!" ucap Cin Hai sambil menangis histeris.
Jiang Bi memeluk tubuh adik nya dengan erat, air mata nya mengalir deras, di cium nya kedua pipi adik kesayangan nya itu, " jangan membantah kakak kali ini, turuti perkataan kakak, bila kakak bilang lari, maka lari lah sekuat tenaga mu, kau kesayangan kakak hingga maut memisah kan kita, kakak akan baik baik saja, kakak pasti akan mencari mu nanti, kakak akan pancing serigala serigala itu menjauh!" ucap Jiang Bi pada sang adik.
Dia harus menentukan sikap sekarang, atau tidak ada kesempatan sama sekali.
Bagi nya, bila sudah tidak ada jalan lain, biarlah dia yang celaka, asal sang adik selamat.
Sekali lagi dipeluk nya tubuh sang adik dengan erat, di cium nya kedua pipi Cin Hai dengan mata yang basah, "bila kakak tidak selamat, adik jangan kembali, teruslah berlari hingga bertemu manusia, jangan sia siakan pengorbanan kakak" .....
"Kakak!, aku tidak ingin apapun, bahkan aku tidak ingin Dunia, aku cuma ingin kakak ku seorang, jangan tinggalkan Cin Hai kak, tolong jangan tinggalkan Cin Hai kak, Cin Hai tidak punya siapa siapa lagi!" tangis Cin Hai semakin menjadi.
"Dengarlah adik ku!, kakak akan selalu bersama Cin Hai, tidak ada yang bisa memisahkan kita, meski Dewa sekalipun!, meskipun nanti takdir memisahkan kita, kakak akan selalu menyertai Cin Hai, menjaga Cin Hai, yakin lah adik ku" Jiang Bi tak kuasa menahan kesedihan nya melihat sang adik.
Karena serigala serigala itu sudah semakin dekat, secepat kilat, Jiang Bi menarik busur panah nya, dan melesatkan anak panah nya kearah serigala yang paling terdekat dengan mereka.
"Tras!" .......
Sepucuk anak panah melesat kearah serigala itu, dan tepat mengenai salah satu serigala itu.
Anak panah itu menancap di leher serigala itu.
Spontan sang serigala tadi berlari tanpa arah tujuan, hingga di tempat itu menjadi kosong.
"Adik!, cepat lah lari, Kaka akan menyusul adik nanti!" perintah Jiang Bi setengah membentak.
Dengan dada yang terasa sesak, serta derai air mata nya yang tiada henti, Cin Hai segera berlari kearah yang di tunjukan oleh sang kakak.
Sedangkan Jiang Bi segera melepaskan anak panah nya kearah lain, dan seekor serigala hitam kembali terluka.
Jiang Bi segera berlari kearah yang berlawanan dari arah sang adik nya tadi.
Beberapa ekor serigala mengejar nya, sementara dia ekar yang lain nya, mengejar Cin Hai, dan serigala yang terluka tadi, sudah berlari entah kemana.
Cin Hai terus berlari secepat yang dia bisa, tanpa berani menengok kebelakang lagi.
Dua ekor serigala yang mengejar nya sudah semakin dekat saja, kini tinggal beberapa depa lagi jarak nya.
Namun di saat saat terakhir, entah nasip baik atau nasip buruk yang menanti nya, tanpa dia sadari, sebuah tebing curam terhampar menanti di depan nya.
Kedua ekor serigala itu mungkin tahu di depan ada tebing yang cukup tinggi, sehingga berhenti mengejar bocah itu.
Sedangkan Cin Hai yang terlanjur takut, serta menuruti perkataan sang kakak, dia berlari terus tanpa berani menengok kebelakang.
Meskipun kedua serigala itu tidak lagi mengejar nya, dia tetap berlari menerobos semak semak, hingga akhirnya, sebuah tebing curam, mengakhiri pelarian nya.
Tubuh kecil nya terjatuh di tebing yang curam itu, dan tercebur di kali kecil.
Kali itu meskipun kecil, tetapi cukup dalam dan Beratus deras.
Cin Hai yang sudah tidak bertenaga untuk berlari lagi, terseret arus kali yang deras tanpa bisa berbuat banyak.
...----------------...
Sepuluh lie dari kaki pegunungan Kwan Lun bagian timur, ada sebuah bukit cukup tinggi bernama bukit Tung Shan.
Di bukit Tung Shan itu, berdiri sebuah perguruan silat yang cukup besar, bernama Sin Houw (Harimau Sakti).
Perguruan silat Sin Houw ini berdiri atas empat tingkat bangunan di sepanjang punggung bukit Ting Shan hingga puncak nya.
Yang paling bawah adalah tingkat dasar, terdiri dari tingkat satu sampai tingkat tiga.
Yang lebih tinggi dari ini adalah bangunan kedua yaitu untuk murid tingkat menengah satu, dua, dan tiga.
Bangunan yang diatas dari bangunan ini adalah tingkat akhir satu, dua dan tiga.
Adapun bangunan yang paling atas adalah bangunan khusus untuk bersemedi dan tempat tinggal leluhur.
Siang itu, seorang laki laki tua, berbadan kurus sedang mencari kayu bakar di hutan.
Setelah beberapa lama dia mengumpulkan kayu kayu kering di hutan, akhirnya dia bermaksud pulang.
Bapak tua ini bernama kakek Go Guan, seorang tukang kebun, sekaligus merangkap tukang kebersihan taman di perguruan Sin Houw.
Sebelum pulang, Kakek Go Guan bermaksud mandi dahulu di kali kecil Beratus deras itu.
Kakek Go Guan segera menceburkan tubuh nya kedalam kali kecil itu.
Ternyata dasar kali kecil itu tidak terlampau dalam, hanya sebatas dada orang dewasa saja.
Baru saja kakek Go Guan mencelupkan kepala nya ke bawah air, ketika dia muncul ke permukaan, matanya tertuju pada sesosok tubuh anak kecil tersangkut di akar pohon.
Karena mengira itu jasad seorang anak yang tenggelam, kakek Go Guan segera menghampiri nya.
"Ah ternyata anak ini masih hidup, sungguh kasihan, tubuh nya luka luka!" gumam kakek Go Guan sambil menarik tubuh anak itu kepinggir kali.
Perlahan, di bopong nya tubuh kecil itu keatas tebing.
Dibaringkan nya sambil memijit tengkuk dan pelipis anak itu.
Setelah beberapa waktu , akhirnya anak itupun mulai membuka mata nya perlahan.
"Kaka!, uuuu!, kakak!" ucap anak itu sambil menangis sesegukan.
"Tenang lah nak, sekarang kamu bersama kakek, nama mu siapa nak?" tanya kakek Go Guan sambil membelai rambut anak itu.
Anak itu masih terus menangis, tanpa menjawab pertanyaan dari kakek Go Guan.
"Orang tua mu kemana nak?" tanya kakek Go Guan.
Mendengar pertanyaan dari kakek itu, wajah anak itu tiba tiba berubah menjadi pucat pasi, "oh tidaaaak!, kasihan ayah ku!, kasihan ibu ku, tidaaaak!, jangan bunuh ayah ku, tolong jangan bunuh ibu ku, tidaaaak! Hu uuuu!" anak itu meratap pilu sambil menutup wajah nya dengan kedua tangan nya sambil berguling guling di tanah.
Kakek Go Guan segera merangkul tubuh anak itu, di dekap nya tubuh anak itu di dalam pelukan nya.
Dia tahu ada sesuatu kejadian yang membuat jiwa anak kecil itu tergoncang hebat.
...****************...
Bantai zemuah