Dion Mahesa Birawa adalah seorang menantu yang tidak berguna di keluarga Wolf. Setiap hari hanya mendapat hinaan dari seluruh anggota keluarga mereka, terutama Jasmine istrinya, dengan teganya berkhianat di belakangnya.Perceraian sudah tidak bisa di elakkan lagi. Tapi, tanpa mereka sadari, lelaki yang selalu di anggap tidak berguna itu, adalah seorang putra mahkota, pewaris tunggal sebuah perusahaan besar dunia. Tidak ada yang tidak mungkin baginya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aditya Jetli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Masih Saja Diremehkan
Mereka berempat yang melihat Dion diam saja, sambil mengangguk anggukkan kepala, berpikir bahwa dia sudah memaafkan mereka, ternyata salah besar
"Untuk urusan ini, kita selesaikan setelah aku selesai sarapan, atau lain kali saja, karena aku ada urusan penting yang harus aku selesaikan di luaran sana." Dion berkata tanpa ekspresi
"Sekarang tunjukkan di mana letak restoran hotel ini. Aku mau mengambil sarapan. Sebentar lagi aku akan dijemput. Cepat tunjukkan!" Dion berkata benar benar kesal
"Mohon maaf tuan. Untuk tamu penting seperti tuan, semua kebutuhan telah dikirim ke suite tuan, termasuk untuk sarapan." Jawab kepala restoran merendah
Sikapnya benar benar berubah 180 derajat, tidak lagi angkuh seperti tadi. begitu juga dengan eksekutif chef itu
"Oh begitu!". Jawab Dion singkat, kemudian beranjak pergi, tanpa memperdulikan mereka yang berdiri bengong di tempatnya
"Cepat antar tuan Dion, dan layani dia dengan baik!" Terdengar sebuah suara dari kejauhan, yang ternyata berasal dari general manager mereka
"Baik tuan!" Serentak mereka menjawab, kemudian mengikuti Dion, untuk naik ke lantai atas, guna melayani Dion sarapan pagi ini
Dion yang mendapat layanan pribadi untuk sarapan, yang tak tanggung tanggung, langsung dilayani oleh eksekutif chef, hanya diam saja. Baginya itu kesempatan, untuk menguji seberapa tulus mereka melayani dirinya. Apa karena pamrih, takut atau karena mematuhi perintah
Setelah selesai sarapan, mereka berempat membereskan perabotan makan yang ada di meja makan. Membersihkannya, dan membawa turun untuk dicuci, setelah meminta izin kepada Dion
Tapi sebelum mereka turun, Dion meminta kepada mereka untuk membawa sisa makanan malam tadi di kulkas
Waktu tidak terasa sudah menunjukkan pukul 9.10. Saatnya untuk Dion bersiap siap pergi menemui kakeknya, untuk menerima mandat atau penyerahan kekuasaan semua aset perusahaan Birawa Group
Dengan mematut matut dirinya di cermin, Dion memutuskan untuk mengganti pakaian yang dikenakannya. Baju kaos yang tadi dipakai nya, diganti dengan kemeja putih lengan panjang
Kemeja satu satunya yang masih terlihat baru, karena jarang dipakai olehnya, terasa pas di tubuhnya yang tinggi atletis, dipadukan dengan celana panjang berwarna biru Dongker
Setelah merapikan rambutnya, Dion bergegas turun ke lantai bawah, menunggu untuk dijemput oleh Ivory
Gadis gadis resepsionis sudah mengenal dan mengetahui siapa Dion, begitu juga dengan Sherly, yang sekarang hanya menjadi staf biasa di bagian front office itu
Tapi bagi tamu tamu yang saat itu ada di lobby Hotel, mereka memandang Dion dengan muka meremehkan. Terlihat benar mereka kurang senang atas kehadiran Dion di dekat mereka
Tepat pada saat itu, handphone Dion berbunyi, dia segera mengeluarkan hp jadul nya, dan mengangkat sebuah panggilan masuk, yang ternyata dari Ivory
Orang orang yang melihat Dion mengeluarkan hp jadul, tersenyum sendiri, tapi berusaha ditahannya
Dion cuek saja, tidak memperdulikan reaksi mereka. Dion malah asyik mengarahkan pandangannya ke pintu masuk hotel, untuk memastikan apakah Ivory sudah datang atau belum
Tak lama berselang, seorang gadis cantik dengan tubuh berisi, yang terlihat proporsional dengan tinggi badannya, datang menghampiri Dion yang sedang duduk di sofa lobby hotel
Kehadirannya menarik perhatian beberapa orang tamu yang ada di lobi tersebut, termasuk Sherly, dan gadis penerima tamu, serta karyawan lain, yang kebetulan tengah berada di situ
Mereka tidak tahu, kenapa seorang sekretaris utama tuan Mahesa Birawa, yang notabenenya adalah pemilik hotel tersebut, datang pada pagi hari itu secara mendadak. Apakah ada masalah penting di hotel itu. batin mereka bersamaan
Ivory yang ditatap oleh beberapa orang cuek saja. Dia terus maju mendekati Dion dan membungkukkan badannya ke arah Dion dengan sikap hormat
Kejadian itu tentu saja membuat mereka yang hadir di situ terkejut, siapa gerangan orang yang telah mendapat kehormatan dari seorang sekretaris, sekaligus tangan kanan tuan Mahesa Birawa itu
Keterkejutan mereka terus berlanjut, tapi Sherly segera menyadari, dengan sigap dia menghubungi general manager hotel, memberitahu tentang kedatangan nona Ivory ke hotel tersebut
Begitu mendapat pemberitahuan itu, bergegas dia menghubungi bawahannya untuk ikut turun, menyambut nona Ivory di lantai dasar
Tak lama kemudian, lusinan orang orang penting hotel, termasuk general managernya, datang dan berjalan tergopoh gopoh ke arah nona Ivory
Begitu sampai, serentak mereka menundukkan kepala ke arah nona Ivory dengan sikap hormat
"Ada gerangan apakah nona berkenan datang ke hotel sepagi ini?" Tanya William sambil membungkuk
"Oh tuan William ternyata. Bangunlah!, jangan seperti itu. Aku ke sini bukan untuk menginpeksi hotel ini, tapi aku datang khusus untuk menemui tuan ini." Jawab Ivory santai
Mendapat pemberitahuan itu, serentak mereka menoleh ke arah Dion, dengan raut penuh tanda tanya
"Belum saatnya kalian tahu siapa tuan ini sebenarnya. Jalankan tugas kalian. Biarkan aku berbicara secara pribadi dengan tuan ini." Ujar Ivory tegas terkesan menegur mereka
Mendapat teguran dan perintah itu, general manager dan yang lain segera permisi berlalu, tapi sambil berjalan hati bertanya tanya
"Untuk apa nona Ivory datang ya?"
"Apakah khusus untuk menemui tuan Dion, tamu penting hotel ini?"
"Mungkin ada urusan lain disini."
"Siapa sebenarnya tuan yang ingin ditemuinya?"
"Apakah dia orang penting, sehingga nona Ivory sanggup menunduk padanya?"
Itulah beberapa pertanyaan dalam hati mereka, baik dari general manager hotel, maupun dari petinggi lain
Setelah mereka dipastikan benar benar pergi. Dion mengajak nona Ivory untuk segera keluar dari lobby hotel
Ivory menyetujui saran dari Dion. Mereka berjalan bersama, dengan Dion berada di bagian depan, sedangkan Ivory mengekor di belakangnya
Peristiwa itu tentu saja menimbulkan kegemparan di lobby hotel tersebut. Tapi mereka tidak berani berkomentar terang terangan, cuma dalam hati
Beberapa saat kemudian, Dion dan Ivory sudah berada dalam mobil. Dion tidak menuju mobil Ivory, tapi menuju mobilnya sendiri
"Wow! Pilihan tuan sangat pas dengan kepribadian tuan, mobil Lamborghini keluaran terbaru. Jadi yang sedang viral di media sosial adalah mobil tuan?" Tanya Ivory senang
"Ah!. Mereka saja yang kepo. mau tahu saja urusan orang lain." Jawab Dion sekenanya
Sementara itu, mobil terus melaju, membelah jalanan kota yang masih ramai. Beberapa orang yang melihat mobil Dion yang viral baru baru ini di sosmed, serentak berkomentar
"Lihat!. Itu mobil Lamborghini keluaran terbaru yang lagi viral. Ayo kita ambil gambar atau videonya." Ujar mereka serempak sambil mengarahkan kamera hp nya ke arah mobil yang sedang melaju di jalan
Tak lama berselang, berita tentang mobil itu merebak di sosmed, bermacam ragam komentar bermunculan di sana
Ivory yang duduk di sebelah Dion, sempat juga membuka hp, dan melihat bagaimana terkenalnya mobil Lamborghini milik tuannya di masyarakat, tapi dia hanya tersenyum saja
"Orang orang pada sibuk membicarakan mobil itu, aku malah menaiki mobil tersebut. Duh miris!" Batinnya
Sesuai dengan rencana awal, sebelum menemui kakeknya, Dion harus membeli baju baru, lengkap dengan jasnya, tak lupa pula harus membeli handphone baru
Dion menghentikan mobilnya di depan toko, yang mempunyai areal parkir cukup luas, atas rekomendasi dari Ivory
Toko yang dikunjunginya, adalah toko kenamaan di kota B " The George Style Emperor " Itulah nama toko yang mau dikunjunginya
Walaupun penampilan Dion sangat sederhana, tapi dia mengendarai mobil mewah, bersama dengan seorang wanita yang sangat cantik. Orang orang yang melihatnya terpana, dan bertanya tanya siapa gerangan laki laki yang sangat beruntung itu
Banyak yang iri, banyak juga yang mencibir
"Huh!. Paling paling lelaki simpanan!" Cibir mereka dalam hati
Tanpa memperdulikan ocehan dan tatapan mereka, Dion dan Ivory melangkah masuk ke dalam toko
Kedatangan mereka disambut oleh seorang pramuniaga yang berparas cantik, tapi masih kalah cantik dengan Ivory
"Selamat pagi tuan dan nyonya. Ada yang bisa saya bantu?"