Meng Lusi, seorang kapten wanita di ketentaraan zaman modern, kuat dan cerdas. Karena suatu alasan, dia tiba-tiba saja berpindah ke zaman kuno dan mewarisi mata air spiritual.
Baru saja tiba di zaman yang belum dikenalnya, Meng Lusi diperkosa oleh Shin Kaichen yang dibius oleh seseorang. Setelah itu, Meng Lusi memilih melarikan diri. Lima tahun kemudian, Meng Lusi yang sudah memiliki anak kembar dikenali oleh Shin Kaichen dan mencoba untuk mendapatkan hati ibu dan kedua anaknya tersebut.
Di sisi lain, klan penyihir yang sudah lama mengutuk negara untuk tidak memiliki keturunan anak perempuan, kembali berulah. Anak kembar Meng Lusi menjadi incaran mereka karena bakat bawaan luar biasa yang akan mengancam klan penyihir. Mampukah si kembar selamat dari bahaya? Akankah Meng Lusi dan Shin Kaichen memiliki kehidupan bahagia? Mari ikuti setiap kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumor
Shin Kaichen tidak memiliki banyak ekspresi saat melihat gulungan surat itu. Setelah menerimanya, Kun dan Baizhen menghilang lagi. Meng Lusi mengagumi kedua penjaga gelap itu. Sebenarnya memiliki ilmu tenaga dalam yang lumayan.
“Apakah kamu harus kembali ke ibu kota dalam waktu dekat?” tanyanya.
Shin Kaichen menggelengkan kepala. “Seharusnya tidak. Lagi pula aku tidak memiliki kegiatan lain di barak militer saat ini. Semua pekerjaan di ibu kota telah kubawa bersama. Seharusnya ini masalah lain.”
Gulungan surat itu berasal dari istana kekaisaran. Lebih tepatnya Kaisar Shin Wushang sendiri yang menulis surat tersebut.
Shin Kaichen membuka gulungan surat itu ketika kembali ke gua. Meng Lusi tidak peduli dengan isi surat itu dan fokus memanggang daging hewan buruan.
“Beri aku yang besar nanti. Aku juga lapar,” kata Sunni mulai mengeluh.
“Bukankah ular sepertimu hanya makan seminggu sekali atau paling tidak sebulan sekali?” Dou Heng bercanda dengannya.
Sunni memutar bola matanya. Jika bukan karena pria itu adalah rekan Shin Kaichen, ia pasti sudah menggigitnya.
“Aku ular spiritual yang butuh makan dan minum setiap hari. Paling tidak aku tidak akan membuat diriku kelaparan hingga memangsa manusia.”
Lin Zhou sedikit waspada. “Kamu makan orang?”
“Tidak. Tapi jika memungkinkan, itu mungkin terjadi.”
“...” Bukankah itu tidak ada bedanya? Keduanya penuh dengan pikiran lain.
Sunni adalah wanita yang sangat cantik. Kecantikannya sangat memungkinkan membuat beberapa pria di ibu kota akan jatuh hati padanya. Bahkan mungkin menjadi hilang akal ketika menyangkut pesonanya.
Tapi jika kecantikan seperti itu bisa memakan orang, Dou Heng dan Lin Zhou lebih memilih menjadi anjing tunggal seumur hidupnya.
Meng Lusi sepertinya melihat kedua pria itu menjadi canggung dan waspada. Mau tidak mau menatap Sunni.
“Xiaosun, jangan nakal dan menggoda mereka. Jika kamu memang makan manusia sejak awal, bukankah aku sudah lama memasakmu menjadi sup ular untuk balas dendam terhadap bangsaku (ras manusia).”
Sunni akhirnya berdeham. “Aku hanya bercanda. Bukankah menyenangkan menakuti mereka?”
Tanpa diduga, Meng Lusi langsung melemparkannya ke api unggun yang menyala-nyala.
Dou Heng dan Lin Zhou berteriak kaget saat melihat tindakan Meng Lusi yang di luar perkiraan mereka. Sunni kaget dan langsung mengomelinya karena tidak berperasaan.
Dou Heng sudah panik dan khawatir ular putih itu akan terbakar menjadi ular panggang.
“Apakah dia baik-baik saja? Kenapa kamu melemparkannya begitu saja? Api itu sangat panas.” Lin Zhou menelan salivanya ketika melihat tindakan Meng Lusi pada ular itu.
Ini … cukup kejam.
Tapi tak lama kemudian, Sunni muncul dengan tubuh utuh tanpa cedera sama sekali. Membuat Dou Heng dan Lin Zhou membelalakkan mata.
Sunni tidak peduli dengan tatapan keduanya dan fokus memarahi Meng Lusi.
“Kamu benar-benar tuan yang tidak berperasaan. Sebenarnya berani untuk membakarku!” teriaknya.
Meng Lusi sama sekali tidak terpancing oleh kemarahan. Dia masih santai membakar daging yang mulai harum.
“Aku hanya ingin memastikan jika kamu tak bisa dibakar dengan api biasa.”
“...” Sunni merasa itu hanyalah alasan tapi tidak ada bukti untuk memastikannya.
“Kamu … kamu baik-baik saja?” tanya Lin Zhou.
Sunni yang berwujud ular putih kecil hanya meliriknya dengan sinis. Memangnya apa yang bisa terjadi padaku? Bukankah itu hanya api fana semata? pikirnya.
Sementara itu, Shin Kaichen sudah selesai membaca gulungan surat dan bergabung dengan yang lain untuk makan.
Kebetulan, daging panggang hampir selesai ketika mereka bertengkar satu sama lain. Keberadaan Sunni membuat suasana mencair.
Namun karena si kembar sedang tertidur saat ini, mereka tak berani membuat suara keras.
"Kaichen, apa yang terjadi saat ini?" Dou Heng menanyakan tentang isi surat yang diterimanya.
"Ayah kaisar meminta ku untuk kembali ke ibu kota. Putri Shin diam-diam membantu keluarga Feng dan mendukung pangeran kelima. Situasinya kacau di istana sejak ayah kaisar tahu tentang ini," jelasnya tidak menyembunyikan apa pun dari mereka, termasuk Meng Lusi sendiri.
"Putri Shin? Anak kaisar juga?" Meng Lusi penasaran.
Lin Zhou menggelengkan kepala, membantu menjawab. "Bukan. Dia adalah anak angkat kaisar lama, namanya Shin Yura. Tapi dia tidak baik. Jauh-jauh darinya di masa depan jika bertemu."
Nada bicara Lin Zhou tidak sopan sama sekali. Menunjukkan betapa tidak senangnya dia dengan sosok Putri Shin itu.
Meng Lusi sepertinya menangkap beberapa pemahaman. Shin Yura adalah adik angkat kaisar saat ini. Dou Heng dan Lin Zhou bercerita tentang Shin Yura. Shin Kaichen tidak menghentikannya sama sekali.
Ternyata Shin Yura sudah lama jatuh cinta dengan Kaisar Shin. Namun cintanya bertepuk sebelah tangan. Itu karena Kaisar Shin memperlakukan Shin Yura seperti adik perempuannya secara murni, bukan hubungan antar pria dan wanita.
Ini membuat Shin Yura tidak pernah menikah dalam hidupnya. Bahkan diam-diam membenci dalam hati. Cinta dan benci bersatu dalam hatinya terhadap sosok Kaisar Shin saat ini. Hingga membuatnya sakit sekujur badan—hati dan tubuhnya tidak enak setiap kali mengingat masa lalu.
Oleh karena itu, Shin Yura menjadi sosok putri yang seenaknya sendiri.
"Mendengar kalian bercerita, rasanya Putri Shin sama sekali tidak baik." Meng Lusi mengerutkan kening.
Dia telah tinggal di ketentaraan cukup lama selama di zaman modern. Ia memiliki pemahaman yang cukup tentang sifat seseorang dari penampilannya.
Namun karena Meng Lusi belum pernah melihat sosok Shin Yura secara langsung, ia tak bisa menyimpulkan lebih baik saat ini.
Meng Lusi justru penasaran dan ingin melihatnya secara langsung. Tapi bukankah itu artinya dia harus pergi ke ibu kota?
Meski Shin Kaichen berkata bahwa cepat atau lambat mereka harus pindah ke ibu kota, Meng Lusi lebih suka di tempatnya saat ini.
Dou Heng meliriknya. "Ingatlah jika datang ke ibu kota lain kali, wanita tua yang satu itu harus dijauhi. Jika tidak, kamu akan sial."
Sekarang Shin Kaichen bukan pria lajang yang kesepian, tapi seorang ayah dengan dua anak. Jika Putri Shin tahu Shin Kaichen punya anak, dengan watak Kaisar Shin saat ini, pasti akan menjadi ancamannya.
Belum lagi, Putri Shin masih berkolusi dengan pangeran kelima—Shin Quan.
"Baiklah, makan dulu dan istirahat. Kita harus melanjutkan perjalanan besok."
Meng Lusi sudah tidak sabar untuk pulang ke rumah, mandi air hangat dan tidur nyenyak.
"Apakah kamu ingin membangunkan di kembar?" Lin Zhou mengerutkan kening.
Melihat kedua anak perempuan seperti boneka yang kini masih tidur pulas, rasanya agak disayangkan jika mengganggu tidurnya. Meng Lusi bukan ibu yang membiarkan anak-anak nya malas, tentu saja pasti ingin membangunkan mereka.
Namun sebelum Meng Lusi bertindak, Shin Kaichen sudah mengambil keputusan lebih dulu.
"Biarkan keduanya tidur lebih lama. Jika nanti bangun, aku akan menemaninya makan."
Shin Kaichen berutang sebagai ayah untuk si kembar selama bertahun-tahun. Jadi dia harus memanjakan keduanya dengan baik.
Meng Lusi tidak bersikeras dan akhirnya mengangguk.
asli keren novelnya, meskipun harus nungguin lama, tapi syukurnya author bertanggung jawab nyelesain ceritanya...terimakasih author Risa Jey
Happy New Year 2025