Season1
Dita merupakan gadis cantik yang selalu di kucilkan keluarga nya, di saat pesta ulang tahun saudari tirinya bernama Sheila menjebaknya dengan mencampurkan obat perangsang di minuman Dita.
Nathan, seorang Ceo tampan yang banyak di kagumi oleh kaum hawa. Nathan yang menderita mysophobia yang alergi jika di dekati oleh wanita maupun di sentuh.
Sahabat nya bernama Daniel prihatin akan phobia Nathan hingga nekat memberi obat dan menyewa seorang pemuas nafsu.
Season ke 2
Menceritakan kehidupan dan perjalanan cinta dari twins L. Al yang gila dengan pekerjaan dan juga perfeksionis, sementara El kebalikan dari itu.
Lea, adik dari twins L yang sangat manja dengan IQ standar. Dia sangat mengagumi wajah pria yang berparas tampan, hingga banyak pria yang salah paham dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erma _roviko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Sheila selalu tersenyum, karena sebentar lagi Dita akan kehilangan pekerjaannya.
"Maaf nona, pemilik butik yang anda maksud ada di sebelah nona, " ucap karyawan butik.
"Mana? aku hanya melihat Dita di sini! " Sheila celingukan mencari bos di tempat itu.
"Itu benar, pemilik butik adalah nona Dita. "
Seketika senyuman indah yang terukir si wajahnya kian meredup dan juga luntur, bagai di sambar petir siang bolong. Niat ingin membuat Dita di pecat malah membuat malu diri sendiri, itulah ungkapan yang cocok untuk sheila. Dia yang berencana untuk membuat Dita kehilangan pekerjaan malah membuatnya sangat malu.
"Apa kamu bercanda? "
"Tidak nona, itu lah kenyataan nya, baik saya undur diri, " karyawan itu melirik Dita dan membalasnya dengan anggukan kepala.
"Bagaimana adikku tersayang!! masih ingin membuat ku di pecat? " ucap Dita tang menyeringai.
"Bagaimana kamu bisa sesukses ini? aku yakin jika kamu melakukan dengan cara tak benar, " tuduh Sheila.
"Bagimana pun cara nya, itu bukan urusanmu. "
"Ck, aku yakin kau memakai persugihan mendapatkan kesuksesan atau kamu menjajahkan tubuh mu. "
"Aku bekerja keras, tidak sepertimu yang hanya meminta kepada orang tua. "
"Berani sekali kamu denganku. "
"Aku tidak pernah takut dengan mu, aku diam bukan berarti aku lemah. "
"Sudah cukup, lebih baik aku pergi dari sini. "
"Harusnya dari tadi kamu sudah pergi, jangan menganggu waktuku, " ucap Dita yang kembali melakukan pelayanan pada pelanggan setianya.
Sheila berjalan dengan hati yang sangat kesal, melihat Dita yang sekarang jauh berbeda dengan Dita yang dulu di kenalnya. Dia juga iri dengan kesuksessan sang kakak tiri.
"Aku sangat kesal, kenapa Dita sangat beruntung mempunyai butik yang terkenal itu, aku harus bertindak, " batin nya.
Sesampainya di rumah, Sheila yang pulang dari pemotretan selalu di sambut hangat oleh Linda dan juga Hardi, "Bagaimana pekerjaan mu tadi sayang," tanya Linda yang menelus rambut anaknya dengan penuh kasih sayang.
"Pemotretan ku lancar, tapi aku sangat kesal sekarang, " gerutu Sheila.
"Kesal kenapa? " ucap Hardi yang sedang fokus menonton tv.
"Mama sama papa tau tidak, aku bertemu dengan Dita. "
"Jangan pernah mengingat nama wanita itu, aku sangat membencinya, " sahut Hardi yang mengepalkan kedua tangannya.
"Apa yang terjadi dengannya? " ujar Linda yang sangat penasaran.
"Dita sekarang menjadi desainer sekaligus pemilik L boutique. "
"Apa?" ucapan Sheila berhasil membuat Hardi dan Linda terkejut.
"Kamu gak bercanda kan sayang? " Linda bertanya hanya untuk memastikan kabar itu.
"Aku yang lihat dengan mata kepala ku sendiri, dia sangat sukses sekarang. Bagaimana ini, aku jadi iri dengannya, " ucap Sheila dan melempar tasnya sembarang arah.
"Bagimana caranya dia bisa sesukses itu? " Linda menghampiri sang anak.
"Aku juga tidak tau. Ma, pa, bagaimana ini? " rengek Sheila menatap kedua orang tuanya dengan manja.
"Hem, kamu tenang saja ya, sayang, bagaimana jika kita memanfaatkan Dita dan merebut semua hartanya dengan memindahkan nama pemilik butik atas nama Sheila, " usul Hardi.
Sheila yang awalnya cemberut, kini tersungging senyuman tipis di wajahnya yang cantik.
"Papa beneran ingin merebut L Boutique dari tangan Dita? " tanya Sheila yang ambigu.
"Benar sayang, apa sih yang tidak buatmu. "
" Tapi pa, apa rencana papa? " ujar Linda.
"Kita menfaatkan kelemahannya, dia sangat ingin aku menyayanginya bukan? maka aku berpura-pura untuk mencintainya dengan tulus dan dengan mudahnya papa akan mengambil ahli butik itu, " Hardi tertawa menyeringai saat mendengar ide brilian yang keluar dari mulutnya.
"Ide yang bagus, dengan begitu kita bisa menguasai harta dari anak sialan itu, hahaha, " ucap Linda yang sangat senang dan tertawa licik, di ikuti Hardi dan juga Sheila.
Dita menyudahi melayani para pelanggan, sekarang beralih duduk di kursi kebangaannya, bertempur dengan kertas dan juga pensil. Mencoret-coret kertas itu menggambar dan melukis desain untuk merancang pajaian dari keluarga atmaja.
Tok.. tok.. tok
"Masuk" suara ketukan pintu tak membuat kosentrasi Dita buyar, dia terus mendesain beberapa pakaian.
"Kamu masih bekerja? ini sudah jam nya makan siang, " ucap Nurma sang sekretaris nya.
"Aku belum lapar dan ingin menyelesaikan desain ini dengan segera, " jawabnya tanpa menoleh.
"Iya aku tau, tapi kesehatan lebih utama, " petuah dari Nurma.
"Kamu duluan saja, aku menyelesaikan ini 8 menit lagi. "
Nurma menghela nafas dengan kasar, karena Dita sangat keras kepala, "aku akan menunggumu di sini. "
"Eh, jangan menunggu ku. Makan lah sesuatu atau perutmu akan sakit, " ujar Dita melirik sang sahabat dengan sekilas.
"Tidak aku akan menunggumu hingga selesai. "
"Dasar keras kepala, " Dita akhirnya mengalah.
"Bukankah batu harus di lawan pakai batu, " Nurma terkekeh karena caranya berhasil mengalahkan keras kepala Dita.
"Yayaya... kamu benar, ayo kita makan siang."
"Ayo, " sahut Nurma bersemangat. Mereka makan dengan lahab, sesekali mereka mengobrol ringan untuk menghilangkan kesunyian.
Setelah makan siang selesai, Dita kembali melanjutkan pekerjaan yang tertunda, menyelesaikan semua desain untuk keluarga atmaja. Karena Nurma sangat sibuk, Dita mengambil alih dan mengantarkan desainnya kediaman atmaja.
Dina menaiki taxi, di sepanjang jalan dia tak henti-hentinya berdoa agar di berikan kelancaran. Keluarga atmaja juga merupakan keluarga terpandang di kota ini, terkaya dan juga di segani. Yah, keluarga atmaja menempati posisi kedua setelah keluarga Wijaya.
Dita berusaha menstabilkan degup jantungnya, menghela nafas dengan sangat pelan, satpam menyambut Dita dengan baik.
"Mari non, silahkan masuk! nyonga sudah menunggu anda"
"Makasih pak, saya masuk dulu. "
Dita melangkahkan kaki masuk kedalam mansion yang beraksitektur klasik modern. Melihat seorang wanita paruh baya yang menyambutnya dengan senyuman yang sangat tipis.
"Masuklah dan silahkan masuk, " ucap wanita paruh baya itu.
Dita mengangguk dan menghampiri wanita itu sembari membawa seluruh desain permintaan dari keluarga Atmaja. Dita mendudukan diri nya di sofa dan memperlihatkan hasil karya nya.
"Kamu Dita? , pemilik L boutique itu? " ucap wanita itu yang fokus membolak balik melihat hasil rancangannya.
"Iya nyonya, saya sendiri. "
"Nama saya Ajeng. "
"Baik nyonya Ajeng. "
"Saya menyukai semua hasil desain yang kamu rancang, kapan kamu merancang nya? "
"Seminggu lagi bisa saya antarkan. "
" Bagus kalau begitu. "
"Hai mom, " Ajeng dan Dita melihat ke asal suara.
"Kamu sudah pulang, kemari lah, " ucap Ajeng
Degg..
Tanpa sengaja Dita dan pria itu bertatapan, "Randa? dia anak dari Atmaja? "
"Hei Dita, kita bertemu lagi" sapaan pria yang berlesung pipi, Dita hanya tersenyum paksa dan mengangguk.
"Kalian saling mengenal? " Ajeng mengerutkan keningnya.
"Tentu saja aku mengenal wanita cantik ini, dia adalah calon menantu mu, mom. "
"What?? aku baru mengenalnya dan sekarang dia mengklaim ku, " batin dita.
"Apa kamu benar, sayang? "
"Tidak, aku hanya bercanda, dia hanya temanku. "