NovelToon NovelToon
Ternyata Hanya Kamu Cintaku

Ternyata Hanya Kamu Cintaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Ketos / Dosen / Nikahmuda / Poligami / Romansa Fantasi
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Adra

Bella, seorang gadis ceria berusia 21 tahun, diam-diam menyukai Alex, pria berusia 33 tahun yang sukses menjalankan perusahaan keluarganya. Perbedaan usia dan status sosial membuat Bella menyadari bahwa perasaannya mungkin hanya akan bertepuk sebelah tangan. Namun, ia tak bisa mengingkari debaran jantungnya setiap kali melihat Alex.

Di sisi lain, Grace, seorang wanita anggun dan cerdas, telah mencintai Alex sejak lama. Keluarga mereka pun menjodohkan keduanya, berharap Alex akhirnya menerima Grace sebagai pendamping hidupnya. Namun, hati Alex tetap dingin. Ia menolak perjodohan itu karena tidak memiliki perasaan sedikit pun terhadap Grace.

Ketika Alex mulai menyadari perhatian tulus Bella, ia dihadapkan pada dilema besar. Bisakah ia menerima cinta dari seorang gadis yang jauh lebih muda darinya? Ataukah ia harus tetap berpegang pada logika dan mengikuti kehendak keluarganya? Sementara itu, Grace yang tak ingin kehilangan Alex berusaha sekuat tenaga untuk memiliki Alex.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Adra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ada Rasa Dalam Pandangan Pertama

Bella terbangun karena cahaya matahari yang menyilaukannya. Lalu ia menutup matanya kembali, tetapi cahaya itu terus memancar. Bella membuka matanya lagi dan melihat sekelilingnya. Huuaammhh.... jam berapa sekarang ( gumamnya)?" Jam dinding menunjukkan pukul 9 pagi.

Sesaat terdengar suara dari luar kamar memanggil namanya seraya mengetuk pintu.

"Bell.. Bella... tok.. tok..tok.. ayo bangun, tok..tok..tok.. Bella... huh!! susah amat sih kalo dibangunin."

"Iyaaa.. Bang Ed, aku udah bangun kok, ada apa sih kayak ada kebakaran aja"

Bella lalu turun dari tempat tidurnya menuju arah pintu kamarnya yang diketuk. Cklek, " Apaan sih Bang?" Sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Gimana sih, katanya kamu mau ikut Abang ke toko musik. Ayo siap-siap, kata si Paul ada toko musik yang baru dibuka di State Street, katanya tokonya lumayan luas dan kumplit juga."

"Duh Bang Ed, baru juga jam sembilan pagi," sambil menunjuk kearah jam dinding di kamarnya.

"Aku juga belum nyiapin sarapan, bersihin kamar, beres-beres rumah, walaupun rumah kontrakan tapi kan harus tetap bersih dan rapi, Bang."

Edward selama ini menyewa rumah sederhana dengan tiga kamar kecil didalamya. Rumah itu lumayan fungsional dan asri, ada teras kecil didepan dan halaman yang tidak begitu luas tetapi cukup untuk menata tanaman hias dan pohon peneduh, disebelahnya ada carport bisa untuk tamu yang ingin memarkir satu mobil. Selain Edward dan Bella yang menghuni rumah itu, ada juga Paul yang ikut menginap tetapi hanya sesekali karena sebenarnya Paul sudah mempunyai rumah warisan dari orang tuanya tapi karena rumah itu lumayan jauh dari tempat ia bekerja akhirnya dia ikut dengan Edward karena memang mereka satu kerjaan.

"Ah, sudahlah kamu itu jangan pikirin sarapan, dan lain-lain. Pokoknya sekarang kamu mandi terus kita berangkat kesana."

"Bang Ed, ngapain sih pagi-pagi amat, paling juga tokonya buka jam sebelasan. Daripada kita nunggu lama disitu mendingan aku beres-beres dulu disini, lagian juga abang belum sarapan,nanti maagnya kambuh lagi."

"Haaahh.. kamu itu ya, kaya ibu-ibu bawel. Mustinya kamu tuh udah cari calon suami. Mau aku cariin?" Seraya tersenyum usil.

"Phuuft... bukannya abang mustinya yang cari calon istri.Inget umur bang, udah 32 taun lho he..he..."

"Dasar ini anak enggak mau kalah, ya udah kamu mau bikin sarapan apa? Kasih tau aku kalo sudah siap."

*****

"William, saya ingin membahas jadwal pengiriman barang ke luar negeri minggu ini. Apa yang sudah kamu siapkan?"

"Saya sudah membuat daftar jadwal pengiriman, termasuk pengiriman ke Asia dan Eropa, Bos. Saya juga sudah menghubungi pihak logistik untuk memastikan bahwa semua barang sudah siap untuk dikirim."

"Coba saya ingin lihat daftar tersebut. Apa kamu sudah mengurus dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk ekspor, seperti Sertificate of Origin dan komersial invoicenya?"

"Sudah Bos. Saya juga sudah menghubungi pihak bea cukai untuk memastikan bahwa semua prosedur ekspor sudah dipenuhi."

 "Bagus. O,ya coba kamu pantau pengiriman barang dan pastikan bahwa semua barang sampai di tujuan dengan selamat. Apa kamu sudah menghubungi pihak logistik untuk memantau."

"Baik Bos, saya akan memastikan bahwa semua informasi tentang pengiriman sudah terupdate dan dapat diakses oleh tim."

"Baik, saya percaya kamu bisa melakukannya."

"Will, apakah ada hal lain yang perlu saya ketahui tentang jadwal minggu ini?"

 "Tidak ada, Bos. Saya sudah memastikan bahwa semua jadwal kerja sudah teratur."

"Ok, berarti siang ini rapat dengan klien tidak ada ya. Siang ini saya ada keperluan, kalau ada yang menanyakan, besok saja lansung ke ruangan saya."

"Baik Bos, apakah perlu saya antar Bos?"

"Tidak usah saya pergi sendiri saja."

*****

"Bang, dimana bang Paul, dari tadi enggak keliatan?"

"Dia pulang dulu ke rumahnya."

"Oh, jadi kita berdua aja yang berangkat?"

"Iya dia udah pergi kesana beberapa hari yang lalu, kebetulan lewat sana, dia bilang sih barang-barangnya banyak pilihan. Makanya aku penasaran, kalo ada yang oke dan harganya cocok ya..beli."

"Iya bang, siapa tau juga masih harga promo, kan tokonya baru."

"Tapi kita enggak bisa lama ya, bang? Nanti sore kita harus ke cafe.."

"Iya... ini juga cuma liat-liat aja dulu.."

Setibanya di toko musik, Edward memarkirkan motornya. Agak susah juga mencari parkiran yang kosong, akhirnya dia dapat ditempat yang agak jauh dari pintu masuk toko.

Bella menunggu diteras toko, sambil memainkan jari-jarinya di touchscreen handphone untuk membalas pesan dari temannya.

Edward berlari-lari kecil menghampiri adiknya itu, lalu bersama-sama masuk kedalam toko.

"Woow.. tokonya luas ya, bang."

Toko itu penuh dengan alat musik yang tersusun rapi. Gitar tergantung di dinding, keyboard berjejer di satu sisi, semua dengan berbagai merk dan rak penuh dengan aksesoris serta piringan hitam memenuhi sudut ruangan. Aroma kayu gitar dan cat baru bercampur, juga melodi lembut yang diputar dari speaker toko. Membuat pengunjung menjadi betah berlama-lama didalam.

Bella berjalan mendekati aksesoris musik sambil memutar-mutar ujung rambutnya, kebiasaan yang selalu muncul saat ia merasa antusias.

Di sebelahnya, Edward berdiri diam, matanya tidak fokus pada alat musik di sekitarnya, tetapi pada sosok yang dia merasa sering melihatnya, dimana? Tapi akhirnya tidak ia pedulikan, ia kembali melihat alat musik.

Beberapa saat, Bella merasakan panggilan untuk pergi ke toilet, Bella segera minta izin ke abangnya untuk pergi sebentar.

Tiba-tiba, seorang pria muncul dari balik rak drum elektrik. "Hai, sorry apa anda orang yang show di Huckleberry Roasters Cafe?" suaranya penuh keheranan, tapi juga hangat.

"Ah, eh.., iya betul tuan." pertanyaan itu membuat Edward gugup. Karena baru tadi dia memperhatikan pria itu yang memang dia sering melihatnya.

"Perkenalkan, Nama saya Alexander, panggil saja saya Alex, siapa namamu?"

" Kalau aku Edward, panggil saja aku Ed tuan."

" Ah, tolong jangan panggil saya tuan, Alex saja, dan lagi kayaknya kita seumur. Berapa umurmu?"

"Umur?! Oh... 32 taun."

"Ah betul kita seumuran, saya 33 tahun. Senang berkenalan denganmu Edward."

"Ee.. tuan Alex.. kal.."

"Tuan lagi!"

"Oh.. sorry maksudku, Alex kalo memang kita seumuran,bahasanya jangan kaku gini, jujur aja aku nggak biasa."

"Ha..ha..ha.. ya,ya sorry aku terbiasa bicara seperti ini ditempat kerjaku."

"Oke, nggak jadi masalah..."

"Ed, aku itu pelanggan di Huckleberry Roasters Cafe. Di cafe tempatmu bekerja. Aku senang berlama-lama disana, karna aku senang musikmu. Aku penyuka musik."

"Oh.. terima kasih."

Alat musik apa yang kamu kuasai, Alex?"

"Ada beberapa, tapi aku lebih menyukai gitar akustik."

"Kalo kamu sendiri gimana?"

"Aku suka semua jenis gitar."

Bella baru keluar dari toilet, di area toko dia tidak melihat dimana abangnya berada. Akhirnya dia putuskan untuk mencari sambil mengamati alat-alat musik yang ada.

Bella menoleh ke arah kanan, ternyata abangnya sudah terlihat olehnya, tapi... siapa pria yang bersama abangnya itu??

Matanya membulat, melihat sosok pria yang begitu sempurna di matanya. Bella menghampiri keduanya.

"Bang, aku cari-cari tadi ternyata disini."

"Eh, Bell kenalin ini temen abang.."

"Hai.. aku Alex." Matanya yang biru memandanginya dengan tajam, tangannya diulurkan menunggu balasan salam dari Bella.

"Aku Isabella, tapi panggil saja aku Bella, Om.."Membalas salam dari Alex.

" Om..?? Ha..ha..ha.. setua itukah aku Bella?

Aku seumuran dengan abangmu ini, jadi panggil aja aku kakak."

Alex berdiri di depannya dengan postur yang tegap. Jas hitam yang terlihat rapi dan kemeja putih bergaris yang terpasang dengan sempurna di atas tubuhnya yang atletis, membuatnya terlihat seperti seorang eksekutif muda yang sukses. Namun, ada sesuatu dalam senyumnya yang begitu manis yang membuatnya terlihat terkesan lebih elegan.

Bella merasa ada perasaan lain saat perkenalan itu, ada rasa dalam pandangan pertama.

1
shabiraalea
👍🏻👍🏻👍🏻
shabiraalea
semangat nulisnya thor 💪💪
Dee: Terima kasih kak❤️
total 1 replies
Dee
terima kasih kak/Heart/
Amalia Mirfada
Langsung jatuh cinta deh!
Dee: terima kasih dukungannya...
total 1 replies
Alma
Keren ceritanya, tertata dengan rapi, bahasa teratur, lanjutkan thor/Good/
Alma
lanjut thor keren ceritanya/Kiss//Heart/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!