Bisu Tawanan Hartawan

Malam itu Aaron menuju ke kamar Angelina. ia memastian apakah gadis itu tidur dengan nyaman atau tidak.

Klek.

Saat pintu terbuka Aaron melangkah masuk dan melihat gadis itu tidak ada di atas kasur. lalu ia menghampiri lemari pakaian itu.

"Apakah gadis ini tidur di dalam lemari lagi," gumam Aaron yang sudah berdiri di depan lemari itu.

Aaron kemudian membuka dua pintu lemari itu.

"Kenapa tidak ada di sini, ke mana dia pergi? apakah dia berencana kabur lagi?" gumam Aaron.

Aaron mengeluarkan handphonenya dan membuka rekaman cctv rumahnya.

Ia kemudian melihat gadis itu sedang duduk di tepi kolam berenang.

"Sudah pukul 01.00 bukannya tidur, untuk apa dia ke sana," ucap Aaron.

Sementara Angelina yang duduk di tepi kolam berenang itu, ia memandang langit yang terdapat banyak bintang yang berkedip-kedip.

"Bintang berkedip-kedip, dan bulan purnama, sangat indah, saat dulu aku tidak pernah begitu santai dan menikmati keindahan yang ada seperti malam ini. walau perasaan ini masih tidak nyaman tapi setidaknya sekarang aku tidak perlu ketakutan lagi," batin Angelina.

"Aaron sudah banyak membantuku, apa yang harus ku lakukan? aku tidak boleh pergi begitu saja dan melupakan apa yang sudah dia lakukan untukku. hari ini dia membawaku ke rumah sakit dan ingin menyembuhkanku. mana mungkin aku memilih pergi lagi. lagi pula rumahnya di tengah hutan. aku juga tidak akan bisa lolos,"batin Angelina.

"Apa kau sedang memikirkan cara pergi dari sini?" tanya Aaron yang berdiri tidak jauh dari jarak gadis itu.

Angelina yang mendengar suara pria itu ia langsung menoleh ke arahnya.

"Jangan berpikir lagi! walau kau melarikan diri sebanyak sepuluh kali tetap tidak akan lolos," ucap Aaron.

Angelina bangkit dan berdiri berhadapan dengan Aaron, gadis itu mengeleng kepalanya dan menunjuk ke atas.

"Kau duduk di sini hanya karena melihat bintang dan bulan?" tanya Aaron.

Angelina tidak merespon dan hanya memandang ke langit.

"Gadis aneh!" ucap Aaron yang melangkah masuk ke dalam rumahnya.

"Selalu saja bersikap dingin, apakah dia masih menaruh dendam padaku?" batin Angelina.

Mansion Hamilton.

Alex yang telah pisah dengan anak dan istri, kini ia hanya sendirian tinggal di rumahnya. bukan hanya itu saja, siang itu Alex baru menyadari posisinya di perusahaan telah dikeluarkan oleh pihak keluarga istrinya.

"Aku tidak menyangka Monaliza melakukan ini padaku, ayahnya yang tidak tahu diri. selama ini aku membantunya mengelola bisnisnya dan sekarang seenaknya dia mengusirku dan mencopot jabatanku," ketus Alex.

"Semuanya menantangku, Monaliza, Angel, Angelina, kalian semua tidak memiliki perasaan dan lupa budi," bentak Alex sambil melempar semua barang yang di atas meja hingga berserakan di lantai.

"Tuan! Tuan!" suara panggilan pelayan rumahnya yang melangkah masuk ke dalam ruangannya itu.

"Ada apa?" tanya Alex dengan nada kesal.

"Berita sedang menayangkan sebuah video rekaman Anda," jawab pelayan itu.

"Video rekamanku? memangnya aku ada video apa?" tanya Alex dengan heran. suami Monaliza kemudian menyalakan tv nya dan menbulatkan mata besarnya.

"I-ini kenapa bisa...," ucap Alex yang terduduk lemas di kursinya.

"Siapa pelakunya? siapa yang merekamnya?" gumam Alex dengan tidak percaya.

"Apakah Monaliza ataupun Aaron Andres Davidson?" ucap Alex dengan penasaran.

Tidak lama kemudian telepon rumah berdering.

Alex kemudian menjawab panggilan itu," hallo!"

"Alex Hamilton, kau adalah pria breng.sek, selama ini aku telah dibohongimu," bentak seorang wanita yang di seberang sana.

"Monaliza, jangan menuduhku sembarangan!" ketus Alex.

"Tidak perlu berpura-pura lagi, apakah kau tidak melihat berita? videomu sedang melakukan hubungan dengan seorang wanita di hotel telah tersebar. kalau kau ingin melakukannya maka jangan sampai bocor ke media," bentak Monaliza.

"Aku juga tidak tahu dari mana datangnya rekaman itu!"

"Dari mana datangnya bukan suatu masalah lagi, masalahnya adalah kau telah berselingkuh di luar selama ini. dan sekarang semuanya sudah jelas. tidak ada lagi yang harus kita bahas," ketus Monaliza.

"Monaliza, apakah kau mengira dirimu baik, lihatlah apa yang ayahmu lakukan, posisiku di perusahaan dicopot begitu saja. sekarang aku seperti sampah di mata kalian," bentak Alex.

"Kau baru sadar kalau dirimu adalah sampah? tua tidak tahu diri. aku ingin mengajukan cerai denganmu," bentak Monaliza yang kemudian memutuskan panggilannya.

"Hallo! hallo! dasar...," ketus Alex dengan kesal.