Disarankan untuk membaca novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2.
Dila yang di besarkan dari keluarga paling kaya no dua di dunia, selalu di jaga ketat oleh sang Daddy. Membuat Dila menjadi sosok gadis yang culun, dengan tampilan khas kacamata besar, rambut di kepang dua, dan selalu memakai pakaian yang longgar. Selain penampilannya yang culun, Dila juga seorang gadis yang sangat ceroboh.
Dibalik tampilannya yang culun, Dila adalah gadis yang sangat cantik dan pintar. Membuatnya di terima bekerja sebagai sekertaris di perusahaan terkenal di Inggris.
Di perusahaan itulah Dila bertemu dengan atasannya yang tampan dan gagah yang di juluki Mr Perfect yang ternyata sudah memiliki seorang putri yang sama angkuhnya! Bagaimana kehidupan gadis culun dan ceroboh ketika bertemu dengan seorang pria yang perfect? Yuk baca ceritanya😍
Cerita ini seri ke 3 dari Novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2 dan Mr Arrogant. selamat membaca🥰🥰🥰
Ig : mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 22
Amerika.
Aiden yang sudah berada di dalam kamar hotelnya. Sedang sibuk di depan laptop sambil terus memijat keningnya yang terasa pusing, karena hampir seharian ini dirinya terus melobi kepada para koleganya. Aiden masih terus berusaha sekuat tenaga untuk tidak kalah dalam pertarungannya dengan seorang Dimitri Mateo. Karena bagi Aiden, tidak boleh ada seorang pun yang menghancurkan Perusahan Greenerg. Perusahaan keluarga yang sudah susah payah didirikan oleh mendiang Dadnya.
"Drt ... drt ... "
Aiden menatap pada layar ponselnya yang berdering, dan melihat nomer ponsel yang tidak dikenalnya. Aiden hanya menatap sekilas dan membiarkan ponselnya berdering tanpa mengangkatnya.
"Drt ... drt "
Ponselnya kembali berdering hingga membuatnya kesal, dan langsung mengangkatnya.
"Halo ... "
Terdengar suara wanita dari seberang teleponnya. Aiden mengerutkan keningnya sambil menatap pada layar ponselnya.
"Who's talking?" Tanya Aiden.
"Ini aku Dila." Dila mengigit bibir bawahnya karena merasa sangat gugup.
"Dila?" Aiden terdiam sesat, dan baru menyadari kalau yang menghubungi dirinya adalah mantan sekertaris sekaligus calon istrinya.
"Apa aku mengganggumu?" Dila berkata dengan sangat gugup.
"Tidak." Jawab Aiden singkat.
"A-aku hanya ingin menanyakan kabarmu?"
"Aku baik-baik saja."
Sesaat mereka saling terdiam dan tidak ada yang berbicara sama sekali.
"Aku tahu saat ini kau sedang mengalami kesulitan karena Daddyku." Lirih Dila memecah kesunyian diantara mereka. "Jadi aku ingin minta maaf padamu."
"Kau tidak perlu meminta maaf." Aiden berkata dengan suara datarnya.
"Apa kau marah padaku dan Daddy ku?" Tanya Dila.
"Apa dengan kemarahan bisa membuat perusahaanku bangkit kembali." Aiden tertawa sinis. "Apa ada lagi yang ingin kau sampaikan?" Tanya Aiden, masih dengan suara datarnya.
"Tidak ada." Jawab Dila.
"Baiklah aku akan menutup ponselku."
"Tu-tunggu!" Teriak Dila. Membuat Aiden tidak jadi menutup ponselnya. "Aku janji, aku akan membantu menyelesaikan masalah perusahaanmu." Ucap Dila.
"Tidak perlu! Aku tidak butuh bantuan darimu. Karena aku bisa menanganinya masalahku sendiri." Aiden langsung menutup ponselnya. Dan melemparnya kesembarang arah. Dirinya kembali konsentrasi didepan layar laptopnya, dengan sesekali menarik nafasnya dengan sangat berat.
"Damn! Karena wanita itu semuanya jadi berantakan." Gumam Aiden, mengepalkan kedua tangannya.
Aiden menyesali tindakannya yang gegabah dengan meminta Dila menjadi istrinya tanpa mengetahui siapa latar belakang Dila yang sebenarnya. "Aku harus buktikan pada Tuan Dimitri, kalau aku Aiden Tama Graham bisa mempertahankan perusahaanku sekaligus mendapatkan putrinya." Geram Aiden. Aiden sudah memutuskan untuk tetap menikahi Dila bagaimana pun caranya. Karena Aiden paling tidak suka jika rencana yang sudah dibuatnya rusak begitu saja. "Semua harus perfect!" Gumam Aiden.
............
Mansion Keluarga Mateo.
Dila yang merasa terkejut karena ponselnya dimatikan oleh Aiden. Hanya bisa mengumpat ponselnya dengan semua caci makinya.
"Berani sekali dia mematikan ponselnya! Harusnya itu aku yang mematikan ponselnya, karena aku yang menghubunginya." Gerutu Dila.
Dila yang masih merasa sangat emosi, langsung tersadar dengan tujuannya menghubungi Aiden adalah untuk membantunya keluar dari permasalahan yang menimpa Perusahan Greenerg.
Dila langsung menghubungi seseorang yang dianggapnya bisa membantu Perusahan Greenerg tanpa Aiden ketahui jika dirinya dan orang tersebut yang membantunya. Dan setelah mengobrol panjang lebar dan menjelaskan semuanya, Dila bisa tersenyum dengan tenang karena orang tersebut sudah berjanji untuk membantunya.
Setelah selesai menjalakan rencana pertamanya, Dila langsung keluar dari kamarnya untuk menjalankan rencana kedua yaitu menemui Momnya .
Dilihatnya Mom Keyla sedang duduk berselonjor diatas sofa dengan wajah yang dipenuhi oleh masker yang berwarna hijau.
"Mom, aku ingin berbicara denganmu." Ujar Dila yang langsung duduk di sofa yang berada tepat didepan Momnya.
"Emm ... " Keyla yang masih menggunakan masker diwajah hanya membalas dengan sebuah deheman kecil.
"Mom, apa kau tahu? Dad membuat Perusahan Greenerg milik Aiden hampir bangkrut."
"What!" Pekik Keyla dengan sangat keras hingga membuat masker diwajahnya menjadi retak. Keyla yang tersadar masker diwajahnya retak, langsung memukul lengan putrinya. "Lihat ... ! Apa yang sudah kau perbuat pada wajah Mom." Keyla mendengus kesal karena usaha dirinya yang sudah sepuluh menit mendiamkan maskernya jadi sia-sia belaka.
"Mommy, itu hanya sebuah masker! Mom bisa memasangnya kembali." Keluh Dila dengan wajah yang sebal. Karena Momnya lebih mementingkan masker diwajahnya, dari pada mendengar ceritanya.
"Bukan masalah memasangnya kembali sayang, tapi Mom sudah menghabiskan waktu dengan percuma." Keyla mengelupas sisa masker diwajahnya, sembari menatap wajah putrinya yang sedang cemberut. "Tadi kau bilang Dadmu sudah membuat Perusahan Greenerg milik Aiden hampir bangkrut?" Tanya Keyla dengan wajah yang serius.
"Iya Mom." Lirih Dila, memulai akting bersedih sambil menundukan kepalanya.
"Dadmu itu benar-benar keterlaluan." Ujar Keyla dengan wajah yang marah. "Kau tenang sayang, Mom akan memarahi Dadmu. Karena Mom tidak rela jika putri Mom kembali menyandang predikat perawan tua." Keyla memeluk putrinya dengan sangat erat.
"Mom!" Pekik Dila sembari melepaskan pelukan momnya. Dan menendang kakinya kesembarang arah karena merasa kesal di katakan perawan tua oleh Momnya. Dan tanpa sengaja kakinya menendang sebuah mangkuk kecil.
"Prang .... ! Membuat Keyla langsung menatap nanar, melihat sisa maskernya yang terjatuh dilantai.
Dila yang tahu kalau dirinya sudah menumpahkan makser Momnya, langsung berdiri dan berlari memasuki kamarnya.
"Dila ... !" Teriak Keyla dengan sangat keras.
Dila yang berlari kini sudah berada di dalam kamarnya dan langsung mengunci pintu kamarnya. Dila tidak ingin Momnya masuk kekamar dengan segala ocehannya.
Sambil menarik nafasnya, Dila berbaring di tempat tidurnya dengan senyum yang merekah. "Rencana satu dan dua sudah selesai." Gumam Dila. "Kita lihat Dad? Apa kau bisa mengatasi serangan dari dua orang keluarga Arbeto." Gumam Dila.
Amerika.
Kenzo yang sudah menutup ponselnya, langsung memanggil orang kepercayaannya yang bernama Mark untuk masuk kedalam ruangnya.
"Aku ingin kau beli saham dari Perusahan Greenerg, dan jangan sampai dia tahu kalau aku yang membelinya." Perintah Kenzo pada Mark yang sudah berdiri dihadapannya.
"Baik tuan."
"Dan satu lagi, kau cari tahu semua info tentang pemilik perusahaan tersebut." Kenzo berkata dengan sangat tegas. "Sekarang pergilah!" Perintah Kenzo.
"Baik tuan." Mark langsung keluar dari ruangan tuannya, untuk menjalankan semua yang sudah diperintahkan padanya.
Kenzo kini terdiam di dalam ruang kerjanya dengan seringai licik diwajahnya. Kenzo merasa tidak sabar melihat kekesalan di wajah Dimitri karena sudah dikalahkan oleh seseorang yang akan menjadi menantunya.
"Rasanya sudah sangat lama aku tidak mengerjaimu!" Gumam Kenzo sambil tertawa keras.
"Apa yang membuatmu sangat bahagia sayang?" Tanya Nayra yang sudah masuk kedalam ruangan suaminya.
"Tidak ada, aku hanya merasa bahagia saja." Jawab Kenzo.
"Sayang." Ujar Nayra dengan tatapan tajamnya.
"Baiklah, kalau kau ingin tahu kemarilah!" Kenzo menepuk pahanya. Nayra langsung duduk di pangkuan suaminya dengan mengelus rambut Kenzo.
"Katakan!" Ujar Nayra, yang ingin tahu apa yang sudah membuat suaminya tertawa dengan sangat keras.
"Dila tadi menghubungiku dan meminta aku untuk menyelamatkan perusahaan calon suaminya yang hampir dibikin bangkrut oleh Dimitri."
"Tunggu dulu! Calon suami?" Tanya Nayra dengan terkejut.
"Iya." jawab Kanzo. "Tapi Dimitri tidak merestui hubungan mereka hanya karena calon Dila seorang duda." Ucap kenzo. Kemudian Kenzo menceritakan semuanya pada Nayra.
"Kau harus membantu Dila!" Pinta Nayra.
"Tentu saja aku akan membantu Dila, karena aku sayang padanya." Jawab Kenzo dengan senyum liciknya.
"Kau membantu Dila bukan hanya karena menyayanginya! Tapi niatmu yang paling utama adalah mengerjai Dimitri bukan?" Tanya Nayra sambil mengacak-acak rambut suaminya.
"Itu adalah bonusnya sayang." Ucap Kenzo, kembali tertawa dengan sangat keras.
"Tapi apa calon suami Dila pria yang baik?"
"Kau tenang saja, aku sudah menyuruh anak buahku untuk mencari semua informasi tentang Aiden Tama Graham sang pemilik Perusahan Greenerg."
"Terima kasih sayang ." Nayra mengecup kening kenzo dengan sangat lembut.
"You're welcome." Kenzo membalas mencium bibir Nayra dan memeluknya dengan sangat erat.