Kisah Jovanka, seorang mahasiswi cantik yang bekerja sebagai seorang pengasuh empat anak laki-laki yang usianya bukan lagi anak-anak.
Empat anak laki-laki korban broken home membuat mereka terbiasa hidup mandiri meski tergolong orang berada. Meski awalnya beberapa dari mereka tidak sepenuhnya menerima kehadiran Jovanka, gadis itu membuat semuanya perlahan berubah.
Kehidupan Jovanka berubah sejak menjadi maid dan hidup serumah bersama empat laki-laki tampan. Perselisihan, pertengkaran, asmara, kisah manis dan kekeluargaan terjalin erat tanpa disadari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kai
Kai terkejut saat melihat Kalingga tiba-tiba berada di dekat anak tangga, anak itu menyembunyikan kotak garam yang ia bawa ke belakang tubuhnya.
Perlahan, Kalingga mendekati Kai yang gugup dan kebingungan.
"Kak, sejak kapan kau di sana?" tanya Kai.
"Apa yang kau sembunyikan?" tanya Kalingga, ia memutar tubuh adiknya dan mendapati sekotak garam di tangan adiknya.
"Aku ... aku sedang ...." Kai gugup, wajahnya berubah pucat.
"Kai, apa yang sebenarnya membuatmu benci pada Jojo, apa dia punya salah?" tanya Kalingga. "Aku merasa gagal mendidikmu selama ini, kenapa sikapmu seperti ini?"
"Ada apa ini?" Keenan datang bersama Jojo, ia buru-buru mendekati Kalingga dan Kai yang nampak bersitegang.
"Minta maaf pada Jojo!" perintah Kalingga pada Kai.
"Kenapa harus minta maaf," tolak Kai.
"Karena kau bersalah, cepat minta maaf!" sentak Kalingga.
"Hei, Kak. Ada apa ini?" tanya Jojo tidak mengerti. Kai masih bergeming, menatap Jojo dengan pandangan tidak suka.
"Kaivan!" Kalingga berteriak.
Menghela nafas kasar, Kai berjalan mendekati Jojo, ia mengulurkan tangan dan berniat meminta maaf dengan terpaksa.
"Maaf," ucap Kai pelan.
"Maaf kenapa?" tanya Jojo, Kai tidak menjawab, ia langsung berlari menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamar, suara pintu yang dibanting kasar terdengar ke seluruh penjuru rumah.
Keenan terdiam, ia duduk di kursinya sambil menunggu Kalingga memberi penjelasan, Jojo pun semakin bingung saat melihat sekotak garam berada di atas meja makan.
Beberapa menit kemudian, Kylan datang dengan pakaian rapi, ia pun nampak kebingungan karena semua orang di meja makan nampak diam dan tegang.
"Kenapa? aku dengar Kai membanting pintu," ucap Kylan, ia duduk dan membalik piring, mengambil nasi untuk sarapan.
"Selama ini, yang membuat masakan Jojo terasa aneh, itu ulah Kai," ujar Kalingga.
Keenan dan Kylan saling pandang, mereka memandang Kalingga dan Jojo bergantian.
"Jojo, maafkan Kai. Dia masih bertingkah seperti anak-anak, merasa jika semua perbuatan salahnya mudah dimaafkan, aku akan memberinya hukuman," ucap Kalingga.
"Aku rasa, Kai cuma sulit menerima kehadiran orang baru di rumah ini. Mungkin aku tidak membuatnya nyaman," jawab Jojo.
"Kau sangat di perlukan di rumah ini. Kami butuh orang yang bisa mengurus kami, Pak Lin sudah terlalu tua, sudah seharusnya dia pensiun," sela Keenan.
Kylan merasa lega, akhirnya sikap buruk Kai terbongkar. Mereka akhirnya melanjutkan sarapan tanpa kehadiran Kai.
Usai sarapan, Kalingga berangkat ke kantor lebih pagi, ia bilang jika ada pekerjaan yang harus ia selesaikan pagi ini dan meminta Jojo untuk membuatkannya bekal makan siang. Keenan pun meminta hal yang sama, ia harus pergi syuting lebih awal dan meminta Jojo untuk menyiapkan buah-buahan potong untuk camilannya di lokasi.
"Kylan, pastikan adikmu pergi sekolah," ujar Kalingga sebelum beranjak pergi.
Setelah kepergian Kalingga dan Keenan, Kylan mendatangi Kai di kamarnya.
"Kai, hampir jam tujuh," ucap Kylan di depan pintu kamar Kai.
Tanpa jawaban, Kai membuka pintu, ia berjalan melewati Kylan tanpa peduli pada tatapan kakaknya.
Kylan mencebik, sudah biasa baginya melihat Kai bertingkah seperti itu. Mungkin karena Kai adalah anak laki-laki terakhir, sifatnya cukup sulit dimengerti oleh siapapun.
Saat melewati dapur, Jojo buru-buru berlari menghampiri Kai yang berjalan malas.
"Hei, kau belum sarapan. Bawa ini," ucap Jojo sambil menyerahkan kotak makan berisi jatah sarapan Kaivan.
Kai melirik sinis, wajahnya sama sekali tidak menunjukkan rasa terima kasih.
"Nggak usah!" tolak Kai ketus.
"Kau harus sarapan, kalau tidak, aku nggak mau repot-repot mengurusmu jika sakit," ucap Jojo dengan wajah penuh senyuman, ia membuka tas punggung milik Kai dan memasukkan kotak makan ke dalamnya.
Setelah tas punggungnya kembali tertutup, Kai berjalan keluar dari rumah tanpa sepatah katapun, ia meninggalkan Jojo yang berdiri melihatnya.
"Jangan lupa dimakan!" ucap Jojo setengah berteriak, ia melambaikan tangan meski Kai tidak peduli.
Dari kejauhan, Kylan memperhatikan Jojo dan Kai, ia merasa Jojo cukup sabar menghadapi sikap Kai yang dinilai keterlaluan. Meski Kylan terkesan pendiam dan tidak terlalu peduli, tapi ia diam-diam mengamati siapapun orang di rumah ini, dan memastikan tidak ada hal buruk yang menimpa keluarganya.
Setelah membereskan meja makan, Jojo masuk ke dalam kamar Keenan dan Kai, ia mengambil baju kotor milik mereka dan membawanya ke ruang laundry.
"Kylan, mana baju kotormu?" tanya Jojo sambil mengetuk pintu kamar Kylan.
"Sebentar," teriak Kylan dari dalam kamar.
Beberapa saat kemudian, Kylan keluar sambil membawa sekeranjang baju kotor miliknya.
Pukul delapan lewat tiga puluh menit, Jojo pamit pada Kylan untuk pergi ke kampus, ia sudah menyelesaikan semua pekerjaannya dan membawa bekal makan siang untuk dirinya sendiri.
"Naik apa?" tanya Kylan.
"Ojek online," jawab Jojo.
Kylan mengangguk. "Baiklah, hati-hati di jalan," ucapnya.
"Kamu nggak kerja?" tanya Jojo sebelum pergi.
"Nanti, agak siang," jawab Kylan.
Jojo keluar dari rumah dan menunggu ojek online di depan gerbang rumahnya.
Sudah hampir dua minggu ia tinggal di rumah ini, awalnya ia merasa berat karena harus mengurus empat orang sekaligus, terlebih Kai selalu menunjukkan rasa tidak sukanya. Namun, Jojo bersikeras untuk bertahan. Mungkin ia belum terbiasa dengan pekerjaan ini, ia pun berharap suatu saat Kai akan menerima kehadirannya.
🖤🖤🖤
Di sekolahnya, Kai mengumpat kesal dan melampiaskan kekesalannya pada teman-temannya, ia menceritakan tentang maid baru di rumahnya yang tidak ia sukai.
"Apa dia wanita tua?" tanya salah seorang teman Kai.
"Dia masih muda, seumuran dengan kak Kylan," jawab Kai.
Karena merasa kesal, Kai tidak memakan bekal sarapan yang Jojo berikan, ia memberikan bekal itu pada teman-temannya. Karena dirinya tertangkap basah oleh Kalingga, itu akan membawa dampak buruk baginya, Kalingga bukan orang yang mudah diluluhkan, Kai merasa frustasi jika harus mendapatkan hukuman dari kakaknya.
Sepanjang hari di sekolahnya, Kai gelisah dan kesal, ia merasa lebih membenci Jojo saat ini.
Sepulang sekolah, Kai mendapati Jojo membersihkan kamarnya, ia menunggu di depan pintu sambil melipat kedua tangannya.
"Hei, sudah pulang? aku sudah buat susu dan sereal di meja makan," ucap Jojo dengan tersenyum.
Kai membuang nafas kasar, mendorong Jojo keluar dari kamarnya dan membanting pintu. Meski begitu, Jojo sama sekali tidak marah, ia kembali mengingatkan Kai untuk memakan sereal dan meminum susu yang sudah ia siapkan.
Jika ingin bertahan bekerja di rumah ini lebih lama, Jojo merasa jika orang yang paling berpengaruh adalah Kai. Jika ia bisa meluluhkan hati Kai, mungkin pekerjaannya akan lebih ringan. Karena selama ini, Kai adalah orang yang selalu saja membuat masalah dengannya.
Menunggu cukup lama, Kai akhirnya keluar dari kamar dan duduk di ruang makan, diam-diam, ia meminum susu buatan Jojo.
"Enak?" tanya Jojo. "Aku sudah menemukan seragammu," lanjutnya.
Kai terkejut, ia melirik Jojo yang berdiri di dekat wastafel.
"Di mana?" tanya Kai.
"Di tasmu," jawab Jojo. Saat tadi pagi ia memasukkan bekal sarapan ke dalam tas milik Kai, Jojo tahu, jika selama ini seragam itu Kai sembunyikan.
🖤🖤🖤
terimakasih akak... 🙏🙏☺️