Pagi itu memiliki embun yang menetes tanpa harus diminta. Kebahagiaan itu memiliki arti ketulusan tanpa di rencanakan. Sama halnya hati yang memiliki cinta tanpa harus diminta meskipun terkadang menyakitkan.
Menerima perjodohan dari keluarganya untuk menikah dengan gus Hilal, yang memang laki-laki pertama dalam hidupnya, membuat Khalifa merasa bahagia.
Walaupun gus Hilal seorang duda, akan tetapi bagi Khalifa yang memang mencintai karena Allah, ia bersedia dan yakin akan sanggup menerima semua konsekuensi nya.
Namun pada malam pernikahan mereka, suaminya mengatakan dia hanya menganggapnya sebagai adik perempuan...
Khalifa mengerti bahwa Hilal masih belum melupakan mantan istrinya yang telah meninggal, mencoba untuk paham, akan tetapi masalah selalu datang silih berganti.
Bagaimana Khalifa melewati pernikahannya dengan ditemani seorang suami yang masih belum bisa melepaskan masa lalunya?
Sanggupkah Khalifa dengan tekat awalnya untuk tetap bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
...~Happy Reading~...
“Oops!” Khalifa sangat ingin merutuki dirinya sendiri saat mendapatkan tatapan seperti itu dari suami nya.
Awalnya, Khalifa terlihat begitu bingung saat melihat Hilal yang nampak seperti orang terkejut. Akan tetapi, beberapa detik dirinya tersadar dengan apa yang tengah ia kenakan. Secepat kilat, Khalifa langsung menarik selimut dan menutup tubuh nya kembali.
“Astagfirullah. Khalifa, kamu sadar dengan apa yang kamu pakai?” tanya Hilal dengan suara yang sedikit serak.
Dirinya laki laki normal, memang benar seperti yang di katakan oleh Maira. Hilal sudah cukup lama berpuasa, dan kini dirinya di suguhkan oleh makanan yang begitu manis dan sangat menggoda. Kucing mana yang tidak akan tergoda? Pikir nya.
Saat ini, Khalifa tengah mengenakan sebuah pakaian yang begitu tipis berwarna merah terang menyala. Bukan hanya bahu mulus nya yang terekspos dengan jelas, namun sesuatu di bawah bahu itu juga nampak begitu jelas dan padat seolah terus memanggil nya untuk di sentuh atau bahkan lebih.
“I—ini ... “ Khalifa terus menundukkan kepala nya karena sangat malu, sedangkan Hilal juga sedang berusaha sekuat tenaga untuk menahan diri.
“Kenapa kamu pakai baju seperti ini? darimana kamu mendapatkan nya? Dan, astagfirullah, apa yang kamu pikirkan Khalifa? Bagaimana bisa, kamu—“
“Gus tidak menyukai nya?” Khalifa mendongakkan kepala nya, menatap Hilal dengan raut wajah yang sangat kecewa.
“B—bukan begitu Khal, h—hanya saja, kenapa? Maksud ku—“
“Katakan Gus! Apa Khalifa tidak menarik sama sekali?” tanya Khalifa memberanikan diri, kini kembali membuka selimut nya, dan bahkan ia sengaja mendudukkan dirinya dengan begitu tegak sambil bersila hingga membuat jantung Hilal semakin berdetak tak menentu.
Hanya laki laki bodoh yang akan mengatakan bahwa Khalifa tidak menarik. Hanya saja, Hilal merasa masih di ambang dilema.
“Apakah perasaan itu memang belum ada disini?” Khalifa meletakkan telapak tangan nya tepat di dada Hilal sehingga ia bis merasakan jelas bagaimana jantung laki laki itu juga sedang berdisko ria seperti jantung nya.
“Khalifa, aku tidak mau membuat kamu menyesal. Aku—“
“Kenapa harus menyesal?” tanya Khalifa mengerutkan dahi, “Apakah gus Hilal masih belum bisa menerima kehadiran Khalifa? Kita menikah sudah berapa bulan Gus? Sudah cukup lama, meskipun awal pernikahan kita hanya karena kesalahpahaman, tapi apakah selama ini usaha yang sudah Khalifa lakukan sama sekali tidak bisa membuat gus Hilal bisa melihat Khalifa sedikit saja.”
“Lihatlah Hilal, aku istri kamu, bukan adik kamu!” imbuh Khalifa dengan begitu tegas, namun matanya berkaca kaca.
Khalifa sedang berusaha menahan rasa sakit setiap kali mengingat bagaimana Hilal menganggap nya selama ini yang hanya sebatas adik. Belum lagi ketika dirinya sellau di bandingkan dengan mendiang istri Hilal, Kirana.
Ucapan demi ucapan dari kakak ipar nya, Milla yang seolah selalu menjadi belati tajam yang siap kapan pun menusuk hati nya. Khalifa lelah! Ia ingin pengakuan, ia ingin menadi istri, ia tidak mau terus menerus hanya menjadi adik Hilal tapi ibu bagi Aca.
Katakan lah dirinya egois atau maruk atau serakah atau apalah! Tapi itulah yang di inginkan nya saat ini. Dan seperti yang ia ucapkan sebelumnya, jika memang Hilal tidak mau menyentuh nya, maka dia sendiri yang akan bergerak dan menyentuh suami nya.
Entah wangsit dari mana yang sudah merasuki Khalifa, gadis lugu yang begitu lembut dan polos itu kini sudah berubah menjadi seorang singa betina yang siap menerkam mangsa nya kapan saja.
Khalifa mengikat rambut panjang nya ke atas, hingga kini semakin terlihat jelas leher jenjang nya yang semakin menggiurkan di mata laki laki. Dan, tanpa aba aba, Khalifa langsung bangkit dan mendudukan dirinya tepat di pangkuan Hilal.
Posisi Hilal yang memang masih duduk bersandar di tempat tidur, membuat Khalifa tak ingin menyia nyiakan kesempatan emas itu.
“Tidak apa jika aku harus menjadi wanita murahan untuk suami ku sendiri! Asal aku bisa mendapatkan apa yang aku mau!” ucap Khalifa menatap intens mata Hilal, lalu sedetik kemudian ia langsung menangkup wajah suaminya dan menyerang nya dengan tiba tiba.
...~To be continue ......
####
Sabarrrr, sabarrrr 🙈🙈🤣🤣🤣🤣
terimakasih untuk tulisan indah mu thor