Kelahiran Gara menjadi pertanda karena bertepatan dengan kematian Hybrid yang telah membawa malapetaka besar untuk daratan barat selama berabad-abad. Pertanda itu semakin mengkhawatirkan pihak kerajaan ketika ia belum mendapatkan jati dirinya diusia 7 tahun. Mendengar kabar itu, pemerintah INTI langsung turun tangan dan mengirimkan Pasukan 13 untuk membawanya ke Negeri Nitmedden. Namun Raja Charles menitahkan untuk tidak membawa Gara dan menjamin akan keselamatan bangsa Supernatural. Gara mengasingkan diri ke Akademi Negeri Danveurn di wilayah Astbourne untuk memulai pencarian jati dirinya.
Akankah Gara mendapatkan jati dirinya? Bagaimana kehidupan asramanya di Akademi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cutdiann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 34: ALLEGRO'S DEPARTURE.
"Guru!"
Bukan, bukan seseorang yang ia tunggu-tunggu. Itu hanya Luca dengan wajah kehitamannya karna ledakan gemstone tadi, lalu diikuti oleh kedatangan teman-temannya yang lain.
"Pfft- Hahaha!" Ketawa Abraham.
"Astaga..." gumam Harold.
"Aku menemukan gemstone grafitasi, dan tiba-tiba saja meledak menjadi bagian-bagian kecil. Apakah kau bisa memperbaikinya?" Luca melenggang masuk menghampiri Abraham, sambil menunjukkan gemstonenya yang hancur di tangkupan tangannya.
"Tidak semua gemstone bisa diperbaiki, termasuk gemstone grafitasi yang sangat mustahil untuk diperbaiki. Apakah kau tau kenapa ia bisa meledak seperti itu?" Tanya Abraham mengetes pengetahuan muridnya.
"Karena aku memaksanya?"
Abraham mengangguk, "Gemstone yang meledak, menandakan bahwa gemstone itu masih sangat muda atau baru saja terbentuk. Saat kau gunakan pada suatu objek yang memiliki massa lebih besar darinya, dia akan meledak dan menjadi ke bentuk semula ketika ia terbentuk. Seharusnya kau tidak boleh menyentuh ini, dia akan sangat mudah melukai tanganmu. Karna gemstone pada dasarnya terbentuk dari bagian-bagian kecil yang bergesekan dan sangat panas."
Abraham mengeluarkan tongkatnya dan menyingkirkan pecahan gemstone itu dari telapak tangan Luca yang tergores. Dia bahkan tidak sadar benda itu sudah melukainya. Mantan Hunter itu langsung menyimpan pecahan gemstone itu pada selembar kain miliknya dan diikat. Ia lalu memberikan kain itu pada Luca.
"Bakarlah pada perapian, dan tanamlah di bawah tanah yang kering. Jika tumbuh sebuah tanaman, itu berarti gemstonenya sudah terbentuk kembali."
Luca menerima kain tersebut lalu mengangguk dan melenggang keluar, bersamaan dengan bubarnya anak-anak lain.
"Kau terlihat sibuk, Robert" Chairoz menyadarkan Roberto yang sedari tadi terus melihat keluar.
Dia menoleh, "Aku pikir aku mencium aroma Vampire."
"Tentu saja, murid-muridku Vampire" kata Samuel.
"Ah... kau benar."
"Dimana Alphanya?" Tanya Vale masih bersikeras untuk mencari keberadaan Gara.
"Kau benar-benar..." geram Chairoz, menyuruh anka yang sudah ia rencanakan untuk datang ke ruang kepala sekolah lewat Pack Link.
"Mr. Chairoz... kau memanggilku?" Tiba-tiba seorang anak laki-laki muncul dipintu, ia langsung diperhatikan oleh Vale dengan seksama.
"Dia Alpha di kelompoknya."
Vale mengangguk, "Baiklah, Pangeran Robert, ayo kita kembali." Vale langsung bangkit dan keluar dari ruang kepala sekolah meninggalkan Robert.
"Jadi Gara benar-benar tidak ada di sini... aku juga tidak mencium aromanya yang teringat di kepalaku" ucap Robert sambil beranjak dari duduk santainya.
"Aku bukan pria yang berbohong. Kau lupa dengan cara licikmu menjatuhkan Pangeran Damian waktu itu? Seharusnya saat ini kau percaya akan semua kata-kata jujurku" tekan Chairoz dengan mengantarkan adik tiri Damian untuk ke halaman depan Akademi.
Saat sampai pada kudanya, Robert berbalik sekali melihat Chairoz sebelum naik, "Aku hanya ingin semuanya berjalan lancar."
Namun ketika kuda Robert hendak bergerak, Chairoz menghentikan gerak kudanya. Dengan tatapan tidak suka yang tertuju pada Robert, ia berkata, "Aku tidak sepenasaran itu untuk bertanya kenapa kau ikut campur dalam INTI. Namun aku cukup tau apa isi kepala kecilmu, Pangeran."
Robert yang kesal langsung menggerakkan kudanya, dia pergi meninggalkan Vale dan pasukannya. Sementara Vale kembali mengingatkan Chairoz, "Mohon bantuannya. Ini demi kepentingan bersama."
Kemudian Vale menaiki kudanya, bersama dengan pasukannya, ia meninggalkan Akademi. Meninggalkan lembah Astbourne.
...════════ ◖◍◗ ════════...
...SAGARA POV...
Aku tidak melakukan banyak hal ketika di Underworld, atau mereka yang menyebutnya neraka. Sebenarnya, tempat yang ku kunjungi untuk bersembunyi ini bukanlah neraka yang ditakut-takuti orang. Wilayah tempat tinggal para Demon atau disebut dengan Underworld adalah Negeri Narthford, sebuah negeri yang berada di dimensi yang berbeda, itu sebabnya tidak ada satupun manusia di sini.
Neraka yang mereka maksud terletak jauh dibawah Underworld. Lucier bilang, pintu menuju neraka dijaga oleh seorang Angel. Satu-satunya Angel yang berada di neraka. Pintunya besar, tinggi menjulang, ketika pintu terbuka, akan terlihat dunia yang jauh berbeda dari Underworld. Sebuah dunia tanpa akhir yang menyeramkan.
Underworld adalah dunia yang unik. Karna cahaya mataharinya, pepohonan menjadi warna merah. Bunga yang bermekaran akan mengeluarkan api pada awalnya. Tidak ada langit biru cerah, hanya goresan-goresan merah keunguan dan gumpalan awan putih yang menghiasi langitnya. Binatang yang ada, tidak senormal di dunia biasa. Mereka memiliki bentuk yang jauh berbeda.
Di setiap tempat, akan ada makhluk-makhluk kecil seperti kurcaci dalam dongeng yang berwajah menyeramkan, tapi lucu. Makhluk itu dinamai dengan setan. Mereka adalah pasukan kecil yang siap akan perintah para Raja. Sangat akrab, namun perusak. Mereka tidak memakai apa-apa, hanya kain yang menutupi bagian pinggang hingga alat kelamin mereka. Mempunyai sayap seperti kelelawar yang tidak sempurna, dan ekor seperti tali dengan bentuk runcing pada ujungnya.
Aku hanya melihat semua hal itu pada jendela ruangan anak kembar ini. Akan sangat bermasalah jika aku sampai turun ke desa kerajaan yang dipimpin Raja Raymond ini, kerajaan Damouncless.
Tidak lama, tiba-tiba Pentagram Demon muncul di tengah ruangan. Dan disana Mr. Arthur menjemput untuk kembali ke Akademi. Aku masih mengingat bagaimana Lucier menatapku saat itu, seperti memintaku menjaga kakaknya, Xavier, untuk dirinya.
"Aku harus kembali malam ini juga" kalimat itu membuat aku tersadar atas lamunanku memperhatikan area latihan yang mulai gelap. Aku menoleh, ku temukan kak Allegro yang menghampiriku.
"Mr. Abraham menceritakan tentang paman Robert dan Vale Barbarian yang datang siang ini" ucapku.
"Tapi aku yakin, kau tidak diberitau pembicaraan mereka" sahutnya.
"Apa yang mereka bicarakan?" Tanyaku.
"Ini tentang kenapa mereka mencari keberadaanmu. Perjanjian yang dibuat ayah waktu itu, tidak diterima INTI sepenuhnya. Mereka memang membiarkanmu, tapi mereka ingin mengawasimu. Mereka takut kalau ayah mengingkari janjinya ketika tau kau menghilang, maka sebab itulah, Pasukan-13 INTI dikerahkan" jelas kak Allegro.
"Bagaimana kau bisa tau percakapan mereka?" Tanyaku.
Kak Allegro tertawa, "Pangeran Piers, temanmu memberikanku sedikit sparkle dust, dan aku jadi tidak bisa terlihat. Untung saja paman Robert tidak mencurigai aromaku yang keluar sedikit."
Aku menggelengkan kepala, dan bersyukur akan hal itu. Lalu tiba-tiba saja Mr. Samuel datang seorang diri ke lapangan hutan, dengan jubah Hunter nya. Seakan dia hendak bepergian.
"Pangeran Allegro, kau siap?" Tanya Mr. Samuel ketika sampai di depan kami.
Refleks aku menoleh melihat kak Allegro, dia sudah mempersiapkan barang bawaannya. Aku tidak sadar akan hal itu.
"Ah, iya."
Kemudian Mr. Samuel berjalan menjauh, seakan tengah melihat hutan Astbourne yang gelap. Mungkin mencari jalan yang aman dan tercepat. Lagipula, dia seakan melakukannya dengan sengaja, seperti memberikan aku dan kak Allegro ruang bicara berdua.
"Aku pergi, ya?" Ucap kak Allegro berhasil mengalihkan pandanganku pada punggung Mr. Samuel.
"Aku tidak suka kalimat itu, ku pikir kau pintar menyusun kalimat, kak" aku berusaha memperlambat waktu mereka. Aku ingin lebih lama bersama kak Allegro.
"Baiklah. Bagaimana dengan... Sampai bertemu lain waktu?"
Aku diam, menatap manik mata kak Allegro yang merah. Aku tau, dia tidak bersungguh-sungguh mengucapkannya, aku tau dia ingin bertemu denganku setiap saat, atau dengan kata lain, dia tidak ingin pergi dari hadapanku saat ini. Sayangnya dia harus.
Tubuhku bergerak sesuka hati, memeluk kak Allegro dengan erat. Aku memendam wajahku pada perutnya, bagaimana aku menunjukkan wajah sedihku padanya di saat-saat yang seperti ini? Aku pasti akan merusak usahanya untuk pergi, pulang kembali ke Negeri Urcmoonth.
"Aku akan merindukanmu, selalu" itulah kalimat perpisahanku.
"Aku juga seperti itu" kata kak Allegro ketika aku melepaskan pelukanku. Dia mengusap rambutku kasar, "Masuklah ke dalam, udara akan dingin."
Aku mengangguk, kemudian dia mengenakan tas bawaannya. Sesuai nasihatnya, aku berjalan menjauhi area latihan. Namun aku berbalik, dan melihat wajah kak Allegro yang tersenyum. Sekali dia melambaikan tangannya padaku, lalu dia berbalik menghampiri Mr. Samuel.
"Kita bisa berkomunikasi lewat Pack Link, aneh saja aku bisa melakukannya padamu kak. Kupikir Pack Link hanya bisa dilakukan dengan sesama Lycanthrope."
Saat aku berkomunikasi pada kak Allegro, ditengah-tengah pembicaraannya dengan Mr. Samuel, ia menoleh melihatku dan tersenyum.
"Kau itu juga Vampire, sama sepertiku!" Batinnya.
Lalu kulihat, Mr Samuel tiba-tiba berjalan. Namun sedetik kemudian, aku melihat dia seakan berlari dengan sangat cepat. Menghilang begitu saja dari tempat ia berdiri. Kemampuan para Vampire memang menakjubkan. Kak Allegro sekali lagi menoleh, lalu ia ikut berlari seperti yang Mr. Samuel lakukan.
Dia menghilang, pergi begitu saja.
Dengan cepat aku berlari, ke tempat dimana kak Allegro berdiri sebelumnya. Aku menyalakan mata Lycanthrope ku, dan aku bisa melihat mereka berdua yang sedang melewati hutan Astbourne. Aku bisa melihat pergerakan mereka dengan sangat jelas.
"Aku bisa melihatmu, kak."
Dari jauh, kak Allegro kembali menoleh, tepat kerahku. Antara dia mengingat arah lapangan hutan, atau dia juga bisa melihatku?
"Aku tidak bisa melihatmu dari jarak sejauh ini, kau punya mata yang menakjubkan."
Itulah jawaban dari pertanyaanku.
"Sepertinya kau sudah sangat dekat dengan Angkara Pack."
"Sepertinya begitu, kau bisa melihat sampai sejauh ini?!" Dia terkejut.
"Sepertinya, tidak sampai kau melewati kerajaan Angkara. Penglihatan ku mulai kabur."
Aku menggosok-gosok kedua mataku, berharap hanyalah debu pengganggu. Tapi saat aku ingin melihat lagi, aku tidak menemukan apa-apa. Aku hanya melihat hutan yang gelap dan sunyi.
"Kak, aku sudah tidak bisa melihatmu. Mungkin kau sudah melewati kerajaan Angkara."
Aku menunggu jawaban dari kak Allegro. Tapi sampai beberapa menit, aku tidak mendengar apa-apa di kepalaku. Tidak ada suara sama sekali.
"Kak, apa kau bisa mendengar ku?"
Untuk yang kedua kalinya, aku tidak mendengar apa-apa. Ah, jadi sampai segitu kemampuanku? Kupikir aku akan mendengar suara kak Allegro sampai ia kembali ke Urcmoonth, dengan begitu aku bisa berkomunikasi dengannya kapanpun aku mau, tanpa menulis surat dan menunggu Light untuk kembali.
Aku belum cukup kuat.