apa yang terjadi dimasa lalu, sangat berdampak dengan perjalanan yang dilalui dimasa kini dan masa depan.
perlakuan terus menerus akan ketidakseimbangan dan pilih kasih , membentuk seseorang mempunyai karakter yang egois dan mempunyai dendam yang tidak ia sadari.
pilihan hidupnya antara mengambil segala hal yang terjadi merupakan pengalaman dan pembelajaran terbaik, ataukah justru membuat keras nya hati dalam bersikap dan menghadapi lingkungan sekitarnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danti Romlah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keseharianku episode 33
Akupun ikut terkekeh dengan celetukan Sari. "Terserah kamu Rian, yang penting ga merepotkanmu" kataku ke Darian. "Ga repot kog, justru seneng. Terima kasih yaa sudah mengijinkan, sekalian kita bisa lebih dekat dan mengenal satu sama lain. Jujur aku juga suka sama kamu, kasih kesempatan aku buat mengenalmu lebih jauh yaa." balas Darian gamblang. Aku terkejut dengan penuturan nya, ini baru pertemuan kami yang kedua, bagaimana bisa langsung muncul rasa suka? Tak dipungkiri, aku juga ada rasa degdegan saat bertemu kembali dengannya, tapi apa aku juga merasakan rasa suka padanya? Aaaahhh jantungku kembali berdetak lebih cepat. Telapak tanganku mulai terasa lebih dingin dan kegugupan kembali menyelimutiku. "Iii...iii...iyyaaaa Darian, boleh, aku ijinkan. Akupun juga ingin lebih mengenalmu" jawabku sedikit terbata-bata. "Iyyyyyeeeeeesssss!!!!" Teriak Darian dengan diiringi meninjukan kepalan tangannya ke arah atas. Sari yang mendengar teriakan Darian berlari menghampiri ku dan bertanya, "ada apa???? Ada apa??? Ada kabar baik apa???" Rentetan pertanyaannya tanpa jeda. "Yayang mengijinkan ku untuk mengenalnya lebih dekat." Seloroh Darian masih dengan setengah berteriak.
"Yeeeeeeeeeeeeyyyy, kita menjadi dobel couple Date. Kapan-kapan kita harus mengadendakan untuk double date" teriak Sari lantang juga. Tapi beberapa saat kemudian setelah melihatku diam terpaku, Sari menyadari sesuatu. "Eeeehhh, ups maaf ya Yang, aku lupa" Sari segera membekap mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Darian yang melihat reaksi Sari, langsung khawatir, ada apa dibalik perubahan sikap Sari? Ada sesuatu kah? "Kenapa??? Kenapa Sari? Ada apa dengan Yayang? Kenapa? Apa kita ga bisa mewujudkan double date itu? " Rentetan pertanyaan Darian, sama seperti Sari tadi, juga tanpa jeda. Aku menunduk dan diam. "Di keluarga Yayang, ada peraturan, sepulang sekolah tidak boleh ada kegiatan apapun selain kegiatan sekolah, jadi harus langsung pulang kerumah, mau ijin atau ga ijin, Yayang tetap ga bakalan dapat ijin" jelas Sari.
"Ooo, kukira ada apa. Kan kita bisa jalan bareng waktu sore atau malam hari" seloroh Darian. "Apalagi di jam-jam itu, makin ga ada celah buat Yayang bisa keluar rumah, karena kalau ga ada kegiatan penting, ga ada yang boleh keluyuran disore hari, apalagi malam. Jam malam dirumah Yayang itu sebelum adzan magrib, setelahnya ya jangan harap bisa ajak Yayang untuk keluar rumah." Jelas Sari lebih detail lagi. "Kalau gitu, kapan waktu kita bisa mengenal lebih dekat lagi Yang?" Tanya Darian ke aku. Aku hanya bisa menunduk. "Yaaa itulah kendala dan rintangan kalian berdua" jawab Sari. "Ah aku ada ide, kamu minta ijin aja kalau ada tugas kelompok dirumah teman, nah kita bisa jalan-jalan saat itu" saran Darian. "Heeeeeeyyy!!!!! ganteeeng. Kalau Yayang minta ijin seperti itu ke orangtuanya, bukannya mengijinkan yg ada malah tugas kelompok nya disuruh pindah kerumahnya Yayang aja." Sari terkekeh mendengar saran dari Darian. Akupun semakin menundukkan kepala, entah karena malu atau apa, aku yang sudah berusia 17 tahun, masih berkutat dengan aturan-aturan ketat seperti itu. Yaaa, itulah keluargaku, punya aturan dan kebiasaan yang wajib diikuti semua anggota keluarga. Jangankan aku yang masih berstatus sekolah, mas Levi yang sudah menginjak usia 22 tahun pun sama, wajib mengikuti aturan yang ada di rumah, semua harus tunduk dengan aturan yang ibu buat.
semoga kedepannya saya bisa makin berkembang dan memperbaiki segala kekurangan yang terjadi