Awal mulanya gadis desa datang ke kota untuk bekerja, siapa sangka dia akan berminat melanjutkan pendidikan di kampus islami karena sering ikut dengan kedua sepupu kembarnya ke kampus, bahkan dikira dia mahasiswi pindahan dari luar kota padahal baru tamat SMK di desa. Cinta gadis tersebut harus Pupus karena cintanya harus terpatahkan oleh takdirnya.
Penasaran dengan kisah Cita dan Cinta dari gadis desa tersebut? ayuks simak ceritanya hanya di noveltoon, jangan lupa like, kritik dan sarannya readers kuuuuu ◇◇♡♡♡◇◇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IYP 27
_Happy Reading_
"Mama mau bicara apa?" tanya Nurul hati-hati. Rasanya dia seperti akan sidang saja! Untung sepi kos, pikirnya.
"Duduklah sini, samping mama." ujar mama yang duduk di atas kasur empuk bersama Nisa yang sibuk main. Nurul menurut untuk duduk di atas kasur bersama mama dan adiknya.
"Nak, kamu sudah besar. Mama hanya mau sampaikan bahwa, jika kamu pacaran boleh saja asal harus bisa jaga diri. Jika kalian serius itu lebih bagus, tapi jangan lupa tujuanmu datang kesinu buat belajar nak." ujar mama menasehati putrinya.
"Kamu harus mampu jadi kakak yang kuat untuk kedua adik kamu nak. Jadi contoh yang baik buat mereka! Kamu kebanggaan mama nak." ujar mama meneteskan air mata, begitu juga dengan Nurul.
"Mama lihat Dirman baik, semoga dia bisa bertanggung jawab menjadi suami yang sholeh buatmu kelak nak." sambung sang mama sambil berlinang air mata.
Nisa mendekati sang mama lalu mengusap air mata itu. "Mama jangan sedih ya!" celetuknya. Mama dan Nurul pun jadi terharu. Mama mengangguk mantap.
"Nisa jadi anak kuat ya!" ujar mama lagi. Usai dengan tangis haru biru, mereka makan malam di luar yang tidak jauh dari kos.
Keesokan harinya mereka menuju rumah keluarga sang mama. Hanya sekitar dua hari mereka disana tetapi Nurul harus segera kembali ke kos.
"Ma, aku dah mau balik nanti ya! Besok mau ke kampus." ujar Nurul pada sang mama.
"Iya nak, mama mau ikut tantemu ke pasar. Besok mama akan pulang kampung ya!" ujar sang mama. Mereka berpelukan sebentar lalu berpisah, karena mama akan ke pasar menemani sang adik. Sedangkan Nurul akan berangkat ke kota P lagi.
Setibanya di Kos sudah ada beberapa penghuninya. Khususnya senior yang hendak melakukan bimbingan sebelum ujian.
"Ya sepi lagi deh, padahal seru juga kos ada mama dan Nisa." gumam Nurul pelan, dia merasa kehilangan padahal ada teman-teman kos lainnya.
Nurul menghela nafas panjang. "Kenapa jadi melow ya!" gumamnya pelan lalu ketawa sendiri merasa dirinya lucu.
Ponsel Nurul berdering. "Kak Dirman, ada apa ya?" gumamnya sambil mengambil ponselnya dari atas buku.
"[Halo sayang]" jawab Nurul.
"[Kamu masih di kampung kah?]" tanya Dirman. Nurul tersenyum senang, dia pikir Dirman akan mengatakan jika rindu pada Nurul padahal hanya jarak beberapa hari tidak bertemu.
"[Aku sudah di kos, kenapa?]" tanya Nurul lagi.
"[Ayo ikut ke kampung, ada kakakku mau menikah]" ajaknya. Nurul diam mencerna setiap ucapan Dirman.
"Ke kampungnya? Kenal keluarganya! Wah." gumamnya dalam hati langsung dag dig dug. Nurul pegang dadanya yang berdetak lebih kencang.
"[Halo, kenapa diam? Gak mau ya!]" suara Dirman mengagetkan Nurul yang melamun.
"[Iya bisa kak, nanti aku bilang sama mama ya! Karena mama sekarang masih di perjalanan pulang kampung!]" jawabnya jujur.
"[Okey, kalau gitu aku tutup dulu]" ucap Dirman yang biasa sok sibuk.
Nurul jadi dag dig dug lagi memikirkan akan diajak ke rumah orang tua Dirman. "Gimana ini, kakaknya mau nikah? Aku kasih apa ya!" batinnya dia merasa cemas.
Dia bingung harus membawa baju yang mana! Dia mondar mandir di kamar kosnya, tiba-tiba Janah datang.
"Eh neng, ngapain mondar mandir gitu?" tanyanya mengagetkan Nurul.
"Kamu ya bikin kaget! Kok dah balik?" tanya Nurul heran, ditanya bukannya menjawab malah balik nanya.
"Mau ke kampungnya kak Ismail." jawab Janah berbisik. Nurul bengong mendengar bisikan Janah.
"Kok sama." seru Nurul antusias. "Aku mondar mandir karna mikirkan mau izin sama mama kalau aku mau diajak ke kampungnya kak Dirman." bisik Nurul pada Janah.
Janah duduk dipinggiran kasur lalu merebahkan badannya. "Kapan kamu mau pergi?" tanyanya.
"Besok. Tapi belum tanya mama, mama masih di perjalanan ke kampung." jawab Nurul jujur. Dia duduk disamping Janah yang sedang berbaring.
"Aku juga rencana besok tapi tunggu kabar dari kak Ismail." jawabnya lalu duduk membereskan barang bawaannya dari kampung.
...----------------...
Terima kasih sudah mampir ♥︎♡♥︎
Mampir di karya Thor yg lain yaaa, nanti kalau ada waktu luang, Thor akan lanjutkan Insya Allah.