Ariana, dibenci oleh suaminya dan mertua karena melahirkan anak yang buta, juga karena pekerjaan Ariana sebagai guru honorer yang dianggap tidak bisa membantu perekonomian keluarga.
Masalah semakin pelik di saat anak mereka terserang virus misterius yang menyebabkan kedua kaki nya lumpuh dan membutuhkan banyak biaya, pengobatan tidak ditanggung seratus persen oleh asuransi. Ariana pun dicerai oleh suaminya.
Ariana sangat mencintai puteri semata wayangnya meskipun cacat dan membutuhkan banyak biaya.. Ariana harus berjuang keras untuk mendapatkan uang agar anak nya sembuh dan tidak lumpuh permanen , Ariana terus berusaha agar punya banyak uang, Dia juga punya mimpi ada biaya untuk operasi mata puteri nya agar puteri nya bisa melihat indah nya dunia.. Dia pun iklas jika harus mendonorkan satu kornea mata nya...
Hmmmmm apa mungkin Ariana bisa mewujudkan mimpi nya dengan status nya sebagai guru honorer dengan gaji lima ratus ribu per bulan????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 10.
Beberapa menit kemudian Ariana sudah sampai di depan rumah nya, hari sudah gelap lampu jalan dan lampu teras sudah menyala lampu lampu di dalam rumah pun telah menyala terlihat dari jendela kaca yang belum tertutup korden nya..
Bibir Ariana tersenyum, rasa lelah tiba tiba sirna saat mendengar sayup sayup suara Arumi bernyanyi dari dalam rumah..
“Amel bobok... oooo .. Amel bobok.. kalau tidak bobok.. aku yang bobok... Bobok lah bobok Amel ku sayang.. kalau tidak bobok... “ suara nyaring Arumi menyenandungkan lagu nina bobok, lagu nan legendaris itu..
“Arumi tampak nya sangat bahagia tinggal di sini. Alhamdulillah kalau dia bahagia virus nya tidak berkembang di dalam tubuh nya dan semoga dia cepat sembuh ..” gumam Ariana di dalam hati. Jika kaki Arumi sembuh Ariana tinggal menabung mengumpulkan uang buat biaya operasi mata Arumi, Nenek dan diri nya siap mendonorkan salah satu kornea matanya buat Arumi.
“Assalammualaikum ...” ucap Ariana saat di depan pintu.
“Wa alaikum salammmmm... Bunda...” suara imut Arumi dengan lantang dan berhenti bernyanyi nya..
Ariana memutar handel pintu dan mendorong daun pintu yang tidak terkunci. Bibir Ariana tersenyum saat melihat tubuh mungil Arumi duduk di kursi roda di ruang tamu sambil memangku boneka kesayangannya, pemberian Sang Nenek yang diberi nama Amel oleh Arumi.
“Sayang di mana Kakek dan Nenek kok kamu duduk sendiri di sini.” Ucap Ariana sambil mendekati Arumi.
“Nenek dan Kakek ada Bun.. di belakang menyiapkan makan.. aku menunggu Bunda kok Bunda belum pulang kita sudah sembahyang maghrib..” suara imut Arumi dan wajah mungil itu mendongak menatap ke arah suara Ariana.
“Iya Bunda tadi mampir di rumah Pak Haji.. tanya apa butuh tenaga mengajar di pondok nya..” ucap Ariana sambil mendorong kursi roda Arumi di bawa masuk ke dalam.
“Rumi kalau duduk di kursi roda jangan dijalankan sendiri ya.. nanti nabrak nabrak dan jatuh..”
“Iya Bun, akan dibuatkan tongkat Kakek karena tongkatku dulu tidak dibawa Bunda ke sini..” suara imut Arumi, dia dulu sebelum lumpuh sudah bisa berjalan dan ada tongkat yang dia gunakan kalau jalan di kamar dan di dalam lingkungan rumah nya. Karena Ariana melarang jika dia keluar sendiri an untuk keluar rumah.
“Gimana Ar ada hasil?” tanya Nenek yang membawa mangkok besar berisi sayur dari dapur menuju ke ruang makan.
“Belum Bu, tidak ada yang beli dagangan dan Aku harus mengirim surat lamaran ke Pondok Pak Haji, baru kalau Pondok membutuhkan tenaga mengajar sore hari yang sesuai kualifikasi ku baru aku dipanggil.. “ ucap Ariana sambil terus melangkah mendorong kursi roda Arumi.
“Ya dicoba saja Ar.. terus sudah ada yang mendaftar les belum?” Ucap Nenek lagi sambil menaruh mangkok sayur di meja makan.
“Belum juga Bu..” ucap Ariana karena memang belum ada yang menghubungi untuk tanya tanya tentang penawaran les yang dia posting di group chat Bapak Bapak dan group chat Ibu ibu di lingkungan RT tempat mereka tinggal.
“Sabar Ar... kamu mandi dulu biar segar. Arumi kamu tinggal di ruang makan sini saja .. Aku sudah selesai kerja di dapur .“ ucap Nenek sambil menata meja makan..
“Iya Bun.. sabar ya.. Rumi juga sudah berdoa agar Bunda dapat rejeki banyak dari Allah..” suara imut Arumi.
“Iya Sayang.. terima kasih ya sudah mendoakan Bunda..” ucap Ariana sambil memosisikan kursi roda Arumi di tempat yang aman dan dikunci agar tidak bisa jalan sendiri.
Di saat Ariana sudah sampai di kamar, Ariana mengambil lagi hand phone milik orang tua nya.. dia cek dua group chat orang tua nya itu belum juga ada komentar hanya ada tambahan like dari anggota group.
“Aku beri tambahan informasi harga apa ya..” gumam Ariana lalu dia mengetik ...
^Assalamualaikum Bapak Bapak dan Ibu Ibu maaf mau menambahkan informasi biaya les Rp 10. 000,- untuk sekali pertemuan selama dua jam dalam sekali pertemuan. Terima kasih. Wassalammualaikum wr wb^
“Bismillah... “ gumam Ariana dan..
TING
TING
Ariana mengirim chat itu pada group chat Bapak Bapak lalu disalin dan dikirim ke group chat Ibu Ibu..
Ariana pun menaruh hand phone itu di meja dan dia pun bergegas untuk pergi mandi..
Beberapa menit kemudian Ariana sudah selesai mandi, wajah cantik dan tubuhnya yang sudah berganti baju daster tampak segar , di saat dia masuk ke dalam kamar terdengar suara dering hand phone milik orang tua nya yang dia taruh di atas meja.. cepat cepat Ariana meraih hand phone itu..
“Bu Mira.” Gumam Ariana saat melihat ada nama kontak Bu Mira nama tetangga yang juga anggota group chat yang sudah tersimpan di hand phone orang tua nya.
“Assalammualaikum ..” ucap Ariana saat sudah menggeser tombol hijau..
“Waalaikumsalam..ini Mbak Ariana ya.. gini Mbak saya mau daftar cucu saya dia masih TK, tolong ya diajari membaca dan menulis agar nanti saat daftar SD sudah lancar membaca dan menulis nya, pengen nya masuk SD yang favorit takut tidak diterima. Tapi anak nya susah nya minta ampun kalau diajari orang tua nya apa lagi saya, siapa tahu kalau diajar orang lain nurut.“ suara seorang perempuan di balik hand phone yang dipegang oleh Ariana.
“Baik Bu, dengan senang hati.... insyaallah saya akan mengajar dengan sungguh sungguh..”
“Terus satu minggu berapa kali Mbak? Apa harus setiap hari?”
“Terserah Bu, saya sarankan satu minggu tiga kali pertemuan agar anak tidak bosan, di hari lain bisa diisi kegiatan lainnya Bu, kecuali jika anaknya yang berminat dan minta les setiap hari.”
“Ooo okey okey.. besok sore bisa dimulai ya?”
“Iya Bu, bisa...” ucap Ariana dan setelah mereka saling mengucapkan terima kasih, panggilan suara pun berakhir.
“Alhamdullilah..” gumam Ariana penuh syukur sudah dapat satu murid.
Dan ternyata di hand phone itu banyak chat masuk yang bertanya tanya dan ada yang sudah mendaftar.. Akhir nya Ariana pun sibuk membalas pesan pesan chat itu..
Sesaat kemudian terdengar suara dari luar kamar..
“Ar, sudah ditunggu nih.. ayo makan. Kasihan Rumi sudah lapar.” Suara Nenek..
“Ya Bu, ditinggal dulu saja, ini sedang balas chat Bu, penting.. ” suara Ariana agak keras agar Sang Ibu mendengar suara nya.
Ariana terus disibukkan membalas pesan pesan chat di hand phone milik orang tua nya. Bibir Ariana tampak melengkung membentuk sebuah senyuman..
Hingga tidak terasa sudah satu jam lebih Ariana duduk di kursi dan sibuk membalas chat chat yang masuk.. dan setelah nya Ariana terlihat sibuk mencatat di buku agenda nya..
Akan tetapi tiba tiba, Ariana yang masih sibuk itu dikagetkan oleh suara..
“Bun....” suara imut Arumi yang sudah masuk ke dalam kamar bersama Nenek yang mendorong kursi roda nya..
