Dia bukan kekasihku, sampai kapanpun dia sahabat baik dalam hidupku. -Andre Alexander Geraldy-
Dia bukan sekedar sahabat bagiku, dia juga cinta pertamaku. -Belinda Roger Smith-
Suatu hari mereka di hadapkan dalam situasi terbalik, Andre yang sekian lama menganggap Bella hanya sebagai sahabat, tiba tiba merasa gelisah, karena ada hal tak biasa yang ia rasakan.
Tak terima jika Bella yang dianggapnya hanya sahabat, serta selama ini mencintai Andre, tiba tiba memberikan kabar pertunangan.
Bahkan sebentar lagi menikah dengan Jonathan, pria yang sejak lama mencintai Bella.
Bagaimana rasanya jungkir balik dunia Andre, ketika akhirnya, ia menjadi suami Bella, namun wanita itu, menyimpan nama pria lain dalam hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35.
35.
Ada yang menunggu othor?
maafkan, hari ini othor sedang ada acara di sekolah anak anak, jadi jam segini baru up.
happy reading 🤓📝
💃💃💃
Malam pertama di rumah baru.
Andre membawa Bella berkeliling, rumah berdesain minimalis modern menyambut kedatangan mereka, ruang tamu luas membentang dengan sofa yang nyaman, ada beberapa ruangan, di lantai bawah, dua ruangan di lantai atas, dapur pun tertata sedemikian rupa, tak terlalu lebar karena Andre tahu istrinya tak mahir di dapur, justru Andre yang kadang menyiapkan makan malam atau sarapan jika ia jenuh dengan makanan restoran.
Andre menyiapkan sebuah ruangan luas di dekat kamar utama, ruangan dengan sebuah pintu yang menghubungkannya, ruangan tersebut ia gunakan sebagai ruangan kerja, baik Bella maupun dirinya bisa menggunakan ruangan tersebut jika keduanya ingin fokus bekerja, dan agar ia tak lagi gila dengan urusan pekerjaan, karena merasa ada seseorang yang sedang menunggunya di kamar mereka.
"Ruang kerja ini baru selesai, ruangan ini yang lebih dulu aku pesan setelah kita resmi menikah, langsung menghadap taman belakang dan kolam ikan,"
Bella berbinar, air dan tanaman selalu jadi inspirasi untuknya, "kamu mengingatnya?"
"Tentu …" Andre tersenyum menatapnya, Andre ingat Bella yang suka menggambar, terlebih jika berada di depan kolam ikan dan tanaman.
“Apakah ini ruang kerjamu juga?" Tanya Bella.
Andre mengangguk, “iya, belakangan ini aku benar benar membunuh waktu jenuhku dengan bekerja, tak masalah kan jika kita berbagi ruangan kerja, aku ingin meredam kebiasaan itu, dan menggantinya dengan lebih sering berada di dekatmu, karena itulah, ruangan ini ada pintu penghubung ke kamar kita.”
"Baiklah, aku tak keberatan berbagi ruangan denganmu," Bella terlihat biasa ketika mengatakan nya, namun tidak demikian dengan dadanya yang mulai merasakan desiran aneh.
"Ayo … kita lihat kamar utama," Andre menggandeng tangan istrinya, melewati pintu penghubung.
Ruangan itu sungguh luas, sedikit lebih luas daripada kamar yang Andre tempati di rumah utama, sebabnya tentu sederhana, karena Andre menempati ruangan tersebut bersama istrinya, tentu walk in closet nya pun lebih luas, karena bukan hanya berisi barang barangnya sendiri, tapi Andre sudah menyiapkan banyak perhiasan dan aksesoris mewah untuk Bella.
Bahkan Bella sendiri harus menelan ludahnya, melihat semua yang sudah Andre siapkan untuknya, selama ini ia memang sudah tahu jika sang suami memang gemar membeli barang barang limited edition, namun Bella tak menyangka jika Andre juga menyiapkan perhiasan dan gaun gaun tak kalah mewah dengan barang barang limited edition milik nya.
"Kapan kamu menyiapkan semua ini? Ini agak berlebihan untukku," ucap Bella dengan perasaan Bersalah, karena sudah membuat Andre lagi lagi membuang uang untuk menyenangkannya.
Andre melihat perubahan ekspresi wajah Bella, ia mengangkat dagu Bella dengan jari tangannya, "ini semua keinginan mommy, bukan hanya di rumah utama, tapi di sini pun mommy dengan di bantu sekertaris ku, ikut menyiapkan semua yang nantinya kamu butuhkan untuk mendampingi ku di acara acara penting yang harus kuhadiri."
"Kalau begitu rugi dong aku angkut angkut baju dari Singapura," ucap Bella dengan wajah cemberut, ia bahkan tanpa sadar menggoyang goyangkan lengan Andre.
Sungguh menggemaskan, pikir Andre.
"Karena sejak dulu aku suka membuatmu repot."
Bella menatap malas pria yang kini menjadi suaminya, yah, Andre benar, pria itu memang selalu merepotkannya, selain Andre selalu meminta bekal sekolah miliknya, Andre juga membuat Bella mengerjakan tugas sekolahnya.
"Iya, kamu benar, hampir saja aku lupa,"
Andre tersenyum simpul, mengingat betapa Bella sangat sabar menghadapi sikap egois nya, bahkan tak jarang dulu semasa Junior High School, Andre meminta Bella berangkat pagi pagi, karena ada pelajaran yang tak ia pahami, jadi ia meminta Bella mengajarinya.
*
*
*
Makan malam kali ini, Andre membawa Bella mengunjungi warung bakso, makanan khas Indonesia yang di favorit kan Bella sejak lama, bahkan semasa kuliah, mereka sering menghabiskan waktu bersama makan semangkuk bakso kala hujan turun.
"Padahal hari ini tidak hujan," celetuk Bella.
"Memang, aku hanya rindu saat saat makan bakso bersamamu."
Jawaban Andre cukup membuat Bella lagi lagi merasakan desiran aneh.
"Dari hal sekecil ini saja, aku merasa benar benar kehilanganmu," Aku Andre sendu. "Padahal ini hanya makan bakso, siapapun bisa memakannya kapanpun dan dimanapun, tapi tidak bagiku yang tak lagi menginginkan bakso walau hujan badai sekalipun."
"Bukan kah saat itu ada Mely, kenapa kamu tak mengajak nya?" Pancing Bella, walau dirinya tak nyaman kala membicarakan wanita tersebut.
"Mely tak pernah makan bakso, ia takut jika bentuk tubuhnya berubah, bahkan jika makan bersamaku pun, ia lebih memilih salad atau makanan makanan yang menurut ku sungguh tak mencukupi nutrisi yang diperlukan tubuh." Andre menjawab walau agak malas, ini membuktikan bahwa ia tak lagi antusias bahkan muak jika ada seseorang yang membahas Mely.
*
*
*
Bella menatap pantulan dirinya di cermin, ia sungguh grogi ketika hendak keluar dari walk in closet, ini pertama kalinya mereka tidur di rumah baru, bahkan tak ada siapapun di rumah ini selain mereka berdua, karena Andre meminta asisten datang hanya 2 hari sekali untuk mencuci dan membersihkan rumah, sisanya Andre ingin melakukan semuanya hanya berdua saja, dan Bella setuju, untuk menghapus masa lalu, mereka memang harus lebih sering menghabiskan waktu bersama.
Malam ini pilihan Bella jatuh pada Gaun tidur berbahan satin warna putih, agak transparan, hingga ia memakai jubah tidur karena malu jika dilihat suaminya.
Dan setelah yakin tubuhnya tidak terekspose, Bella keluar dari ruang ganti tersebut, kemudian menuju meja rias dan menyisir rambut sepundak nya, ia berpura pura membuka akun medsos nya, padahal sesungguhnya ia tengah mengulur waktu sampai suaminya tertidur.
Andre pun demikian, ia tengah mengulur waktu sampai Bella tertidur, tapi sepertinya sia sia, karena beberapa saat lalu Bella bahkan perlu waktu 45 menit hanya untuk membersihkan dirinya sebelum tidur, bahkan Andre tahu jika gaun tidur yang Bella kenakan, nyaris transparan, karena ia sendiri lah yang langsung memborong gaun tidur tersebut dari butik langganan mommy Stella, tapi ia berpura pura mengatakan bahwa yang membeli gaun gaun tersebut adalah pilihan mommy Stella dan sherin sekertaris nya, motifnya? Tentu sudah jelas ia ingin segera mengulang gagalnya malam pertama mereka.
Seminggu sebelum kepindahannya ke rumah baru, Andre sengaja pulang malam, agar tak bertemu Bella menjelang tidur, ia takut kembali tergoda, sementara Bella belum bisa melupakan masa lalunya, dan juga ada Kevin di rumah utama, Andre masih kesal dengan ulah kembaran nya tersebut.
"Bell …"
"Hmmm …"
"Kamu tidak ingin tidur?" Andre menepuk ruang kosong di sebelahnya, pandangannya sudah mulai berkabut karena sungguh sedang menginginkan istrinya. "Kemarilah …" panggil Andre.
"I … iya … sebentar, ada pesan yang harus segera aku jawab." Jawab Bella gugup.
Tapi beberapa saat kemudian, Bella pun meletakkan ponselnya di meja rias, bahkan mensenyapkan deringnya.
Bella berjalan mendekati tempat tidur, kemudian ikut bergabung bersama suaminya yang sudah sejak tadi duduk dan menunggunya.
Walau lagi lagi gugup, Bella berusaha tetap menetralkan sikapnya, Bella merebahkan tubuhnya di sisi Andre.
Andre pun ikut merebahkan tubuh nya, ia berbaring miring menatap Bella yang sudah berpura pura memejamkan mata nya, jadi tangannya terulur membelai pipi Bella, tangan Bella terkepal menahan sensasi Geli yang aneh, namun Andre tak menghentikan aksinya, tangannya justru semakin bergerak ke pinggang, menarik tali jubah tidur yang dikenakan Bella, bibirnya menyunggingkan senyum manakala melihat Kedua tangan Bella yang terkepal.
"Buka saja kepalan tanganmu," bisik Andre.
.
.
.
.
.
sarangeeeeee 💟❤️