NovelToon NovelToon
Reborn For Revenge

Reborn For Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kelahiran kembali menjadi kuat / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:56.4k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

⚠️Warning⚠️

Cerita mengandung beberapa adegan kekerasan


Viona Hazella Algara mendapatkan sebuah keajaiban yang tidak semua orang bisa dapatkan setelah kematiannya.

Dalam sisa waktu antara hidup dan mati Viona Hazella Algara berharap dia bisa di beri kesempatan untuk menembus semua kesalahan yang telah di perbuatnya.

Keluarga yang dicintainya hancur karena ulahnya sendiri. Viona bak di jadikan pion oleh seseorang yang ingin merebut harta kekayaan keluarganya. Dan baru menyadari saat semuanya sudah terjadi.

Tepat saat dia berada di ambang kematian, sebuah keajaiban terjadi dan dia terbawa kembali ke empat tahun yang lalu.

Kali ini, Viona tidak bisa dipermainkan lagi seperti di kehidupan sebelumnya dan dia akan membalas dendam dengan caranya sendiri.

Meskipun Viona memiliki cukup kelembutan dan kebaikan untuk keluarga dan teman-temannya, dia tidak memiliki belas kasihan untuk musuh-musuhnya. Siapa pun yang telah menyakitinya atau menipunya di kehidupa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30

    "Hm, kenapa lo ikut kesini? Apa lo punya rencana?." Felix duduk dihadapan Viona, menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan menatap Viona dengan tatapan waspada.

    "Mendingan urus aja urusan lo sendiri!."

    "Bro, lu liatkan barusan? Cewek mana se-Jakarta ini yang bersikap kasar dan punya mulut tajem kayak dia? Lo beneran ngga boleh lengah deh... pas ada didekat dia!." Felix seakan menggunakan kesempatan ini untuk menasehati Varell.

    Varell meliriknya dengan kesal. "Viona bener, lo terlalu ikut campur."

    Felix sontak memegang dadanya dan terlihat seakan seperti sedang kesakitan. "Lo tau ngga temen-temen esports gua lagi pada ngumpul-ngumpul sekarang. Karena gua dengar lu ada disini, jadi gua tinggalin tuh mereka biar bisa ketemu sama lu. Tapi, lu malah nolak kedatangan gua, rell?."

    "Ck! Kalau gitu lu bisa pergi! Balik sama temen-temen lu." Kata Varell dengan nada dinginnya, sikapnya terlihat seperti orang yang tidak berperasaan

    "Bro, gua salah dalam menilai lu!." Felix merasa jantungnya seperti dihantam keras. Setiap kali hal itu menyangkut tentang Viona, Varell langsung kehilangan semua prinsipnya. Padahal bagaimana pun Viona ada orang yang hampir menyebabkan kelumpuhan pada Varell. Felix ingin maju dan mencekik leher Varell, berharap agar sahabatnya itu bisa sadar dari pengaruh Viona, memilih jalan benar dan menjauh dari gadis yang menyusahkan ini.

    Namun, pikiran itu hanya ada didalam benaknya. Bahkan dengan keberanian sepuluh kali lipat, Felix tidak akan berani menyentuh keinginan Varell.

    Viona sangat senang setelah mendengar tanggapan Varell dan dia mengambil sepotong daging pig, lalu menggigitnya dengan keras. "Enak banget!."

    Felix mencibir. "Ya jelaslah enak. Itu daging pig segar yang di kirim dari Jerman, sesuai permintaan gue. Sayangnya, orang sekasar lo yang makan itu. Bahkan pig itu ngga akan bisa beristirahat dengan tenang!."

    Viona terkejut dan segera menelan makanannya. "Permintaan lo? Itu artinya lo yang mesen? Jadi menara kuliner ini punya lo? Jangan bohong deh, dengan temperamen lo yang kayak gitu, ngga mungkin restoran ini punya lo."

    "Kenapa, lo takut?." Felix merasa senang, meski pun menara kuliner memang miliknya harus mengandalkan reputasi dan koneksi Varell untuk membangunnya. Tanpa Varell, akan sulit untuk memulainya hanya dengan dana dan jaringannya sendiri.

    Varell menoleh ke arah Viona sebelum akhirnya buka suara. "Kalau kamu suka tempat ini, aku bisa beli ini buat kamu." Katanya dengan tenang.

    "Lu apa-apa sih, rell! Ngga mikirin gimana perasaan gua?!." Felix hampir melompat dari tempat duduknya.

    Varell mengernyitkan dahinya. "Kenapa lu masih ada di sini?."

    Felix terdiam sejenak. "Kalau aja lu hidup di jaman kuno, orang-orang pasti manggil lu dengan sebutan tiran!." Gerutunya.

    "Gadis kecil ini tunangan gua, Felix. Jaga bicara lo didepan dia!." Varell mengangkat kelopak matanya dan memberinya pandangan peringatan samar yang membuat Felix gelisah.

    Sembari menenggakkan tubuh, Varell terlihat menjadi lebih serius, tetapi Felix tetap takut. "Palingan gua ngga akan berhenti manggil dia cewek berandalan." Katanya lirih.

    "Lo ngomong apa tadi? Setelah gue bertunangan sama Varell, gue akan jadi nyonya Bramasta!." Viona bertumpu pada sikunya, menyeringai nakal. "Ayo, biarin gue denger panggilan itu lebih dulu, panggil gue Nyonya Bramasta sekarang!."

    Felix menatapnya jijik. "Eh lu! Lama-lama jadi ngelunjak ya? Jangan lupa kalau gua akan mutusin mimpi khayalan lu itu!."

    "Felix!." Suara Varell merendah dan dia terlihat benar-benar marah.

    Felix langsung mundur. "Ah, gua tadi cuma ngomong tanpa berpikir panjang kok."

    "Ngga akan ada waktu berikutnya." Varell menatapnya tajam. Kemudian dia meletakan steak yang sudah dipotong dadu didepan Viona. "Itu ngga cukup, tapi ada lagi."

    Felix berusaha keras untuk mengendalikan ekspresinya. 'Apa-apaan ini? Varell bener-bener mau ngelakuin apa pun buat cewek berandalan ini?.' Batinnya, merasa tidak tahan jika tetap berada di sini.

    "Oke, kalau gitu gua pergi dulu. Gua akan nyari lu setelah lu sendirian." Kata Felix sebelum pergi dengan kesal.

    Sementara itu, Viona tidak bisa menahan senyumnya saat melihat Felix menjauh. Setelah dia resmi bertunangan dengan Varell, dia akan memastikan Felix memanggilnya dengan sebutan Nyonya Bramasta! Memikirkan hal itu, membuat Viona tertawa terbahak-bahak.

    "Apa yang lucu?." Varell menatap gadis kecil disebelahnya tiba-tiba tertawa seperti kucing nakal, matanya dipenuhi dengan kebingungan.

    "Oh, ngga apa-apa kok. Dagingnya lezat banget." Jawab Viona dengan serius. "Kamu motongnya terlalu kecil, jadi aku bisa nguyah ini tanpa terganggu."

    "Asalkan kamu suka itu." Mata Varell berkedip sedikit saat dia menjawab dengan tenang.

    Viona merasakan sakit di dadanya. Aneh,mengapa mendengar kalimat itu terasa seperti dia bisa mendapatkan serangan jantung? Viona menyadari bahwa dirinya mungkin perlu pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan.

    Setelah kenyang makan dan minum, Viona terduduk lemas di kursinya, bersendawa tanpa mempedulikan penampilannya. Dia mengusap perutnya yang kekenyangan dan mendesah puas.

    Ethan mengernyitkan dahinya. 'Gadis yang ngga tau malu, dia kenyang sendiri sementara tuan muda yang ngupas dan nyiapin makanan buat dia.'

    

    Ddrrrttt Drrrttt

    Tiba-tiba ponsel Viona berdering, dia mengernyitkan dahinya saat membaca nama kontak orang yang menghubunginya.

    Pak Yanto!

    "Halo, pak Yanto?." Tanya Viona setelah mengangkat panggilan tersebut dan menempelkan benda pipihnya disamping telinganya.

    "Non, saya cuma mau ngasih tau kalau saya udah nganterin bik Ida ke rumah sakit." Kata Yanto.

    Jantung Viona berdebar kencang. Ida adalah pelayan yang paling dekat dengannya, yang telah bersama keluarganya sejak Viona masih kecil.

    "Pak, apa kata dokter? Keadaan bibi baik-baik aja, kan?." Tanya Viona cemas.

    "Tadi dijalan, Bik Ida ngeluh terus, Non. Katanya perutnya sakit banget dan sekarang masih di periksa di dalem. Belum tau, non. Dokternya dari tadi belum keluar, tapi pas saya tanya susternya, mungkin bik Ida harus di rawat inap biar bisa jalani proses perawatan."

    "Pak Yanto tau ngga berapa lama proses perawatannya?." Tanya Viona.

    "Belum tau sih, Non. Tapi nanti saya pasti ngabarin Non Viona kabar terbarunya bik Ida!." Jawab Yanto.

    "Makasih ya, pak. Nanti kalau perlu bantuan ku, bapak langsung telfon aku." Pintanya.

    Viona menghela napas lega setelah mendengar bahwa Ida tidak akan meninggalkan dunia terlalu cepat karena kanker. Setelah memastikan bahwa Ida akan baik-baik saja, Viona menutup panggilan tersebut.

    "Aku udah kenyang, gimana kalau kita langsung pulang?." Tanya Viona sembari perlahan berdiri dari kursinya dengan memegangi pinggangnya.

    Varell ikut berdiri dengan dibantu oleh tongkatnya. "Aku anterin kamu pulang."

    "Ngga usah, aku bisa pulang sendiri pake gr4b dan kamu juga pulang... karena pasti Om Galen sama Tante Delia udah nungguin kamu." Jawab Viona, diam-diam dia berharap agar Varell mau mengembalikan motor baru kesayangannya yang telah dirampas darinya.

    Jelas bahwa penolakannya tidak ada gunanya.

    

    Sesaat kemudian, Viona di paksa masuk kedalam mobil mewah Varell. Mereka berdua duduk di kursi belakang, dan ruang sempit itu dipenuhi aroma maskulin Varellino. Aromanya samar, tetapi tercium kuat.

    Viona merasa gugup. Namun ia tidak yakin apakah itu karena kurang tidur malam sebelumnya atau makan terlalu banyak dan merasa ingin pingsan. Begitu ia masuk ke dalam mobil, kelopak matanya mulai saling beradu dan ia merasa sangat mengantuk hingga air mata mengalir di wajahnya. Sial, ia ingin tidur! Jika bukan karena gunung es besar yang berada di sebelahnya, ia pasti sudah tertidur.

    Varell menyadari bahwa mereka telah terdiam selama beberapa saat dan merasa bahwa suasananya agak menindas. Dia baru saja berhasil meredakan hubungan mereka, dan dia harus tetap seperti itu. Namun, ketika harus mengobrol dengan Viona, Varell mengaku bahwa itu bukanlah keahliannya.

    Setelah beberapa saat mempertimbangkan, Varell akhirnya buka suara. "Apa kesibukan kamu akhir-akhir ini?." Tanyanya.

    Namun, Varell justru tidak mendapatkan jawaban. Ia menoleh dengan bingung, lalu mendapati bahwa Viona memejamkan matanya dan berusaha keras agar tetap terjaga.

    Apakah berbicara dengan Varell sangat membosankan? Begitu membosankan sampai-sampai Viona tertidur? Varell merasa sangat terluka.

    Sementara itu, Viona memiringkan kepalanya dengan linglung dan meletakkan kepalanya di bahu Varell. Dalam keadaan setengah sadar, dia menemukan sudut yang sempurna.

    Hal yang terlihat sederhana seperti ini saja... sudah membuat Varell menegang, ia tidak berani bernapas dengan berat. Setelah beberapa saat, Varell perlahan menurunkan pandangannya dan menatap gadis kecil yang sedang meletakkan kepalanya di bahunya. Dia seperti hamster kecil, menggosok kepalanya sedikit ke jasnya, lalu tertidur dengan puas. Kulitnya seputih salju, bibirnya merah muda dan lembab, bulu matanya yang panjang terkulai ke bawah, Varell tampak menatapnya dengan tatapan terpana, matanya dipenuhi dengan kelembutan dan kasih sayang. Jika memungkinkan, Varell rela menghabiskan seluruh hidupnya seperti ini, bersama Viona selama-lamanya.

    Ethan melihat dari kaca spion tengah ketika Viona dan Varell terlihat seperti sedang berpelukan di belakangnya, dan awalnya dia mengemudikan mobil dengan sangat pelan untuk menjaga suasana hati Bossnya dan membiarkannya merasakan momen manis yang langka ini sedikit lebih lama.

    Tak lama kemudian, mereka akhirnya sampai di mansion Algara, Ethan menoleh hendak membangunkan Viona, tetapi dia melihat Varell mengulurkan jari telunjuknya yang ramping dan membuat isyarat agar Ethan tetap diam.

    Ethan hanya bisa menoleh ke belakang tanpa suara. Mereka berdua duduk di dalam mobil, diam-diam menunggu Diana hingga gadis itu bangun dengan sendirinya.

    Varell menatap Viona dengan penuh kerinduan, matanya menjelajahi setiap inci kulit putih bersih Viona yang terekspos. Namun saat tatapannya jatuh ke belakang leher Viona, pria muda itu tiba-tiba menjadi tegang. Ada tato kecil di sana, nyaris tak terlihat, garisnya samar-samar terlihat.

    Viona telah menggunakan tato temporer untuk menuliskan nama Leo di lehernya dan bahkan terlihat seakan memamerkannya di depan Varell, sembari membanggakan bahwa dia tidak akan pernah bisa menjadi cinta dalam hidupnya. Pikiran itu membuat mata Varell menyipit dan hawa dingin menjalar ke sekujur tubuhnya.

    Sementara itu, Viona sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya telah membuat marah CEO yang dingin dan mendominasi itu lagi. Gadis itu justru terlihat tidur dengan nyenyak, bahkan meski pun dia bermimpi aneh. Dalam mimpinya, Viona mengenakan gaun pengantin putih bersih dan berjalan ke sebuah gereja. Merpati putih terbang dengan suara "gemerisik".

     Merpati itu menarik ujung gaunnya, sementara Viona agak linglung dan berdiri di pintu masuk gereja, menatap sosok pria tinggi dalam setelan putih yang berdiri di garis depan.

    Siapakah itu? Saat Viona melihat sosok itu dengan raut wajah bingungnya, pria di depannya perlahan berbalik badan di bawah sinar terang. Wajahnya yang tampan seperti wajah dewa, dan matanya penuh kelembutan saat pria itu juga menatap Viona

    Pupil mata Diana tiba-tiba membesar. Varell?!

    Bunyi lonceng gereja yang keras terdengar di telinganya, seakan menghantam dadanya dan membuat jantungnya berdebar kencang. Tiba-tiba, Viona membuka matanya lebar-lebar, lalu mendapati sebuah tatapan dingin dari Varell yang menatapnya seperti biasa.

    Karena teringat dengan mimpinya barusan, Viona segera menundukkan kepalanya, menghindari tatapan Varell.

    'Kenapa gue tiba-tiba mimpi itu sih!.'

    

    Melihat perilaku Viona yang menghindarnya, tatapan Varell menjadi sedikit dingin. Suhu di sekitar mereka tiba-tiba turun, dan udara dipenuhi hawa dingin yang tampaknya mampu membekukan siapa pun hingga mati.

1
Saythename_27
Luar biasa. Keren.

dan maaf, Kak, untuk rating sebelumnya.
aku ngelag jadi salah pencet.

sekali lagi maaf, Kak 🙏🙏
Saythename_27
Buruk
IndraAsya
👣👣👣
Abz
lnjut
Kharisma
penasaran IQ dia berapa eh bukan EQ nya
kok gak peka banget
Rossy Annabelle
next,, 💪
Abz
lanjut yg banyak thor
@haerani-d
dih! kita buktikan melalui cctv, daku percaya bi Ida g bersalah.
itu pasti kerjaan si anteknya ulat bulu /Smug/
Abz
lanjut
Abz
lnjut
@haerani-d
woi! maliiiing...!
hehehe, maling bibir /Curse/
kenapa bang, penasaran ya rasanya /Smirk/
lanjut kak, terimakasih /Kiss/
@haerani-d
hehehe ada yang gagal paham /Smirk/
awas salah mijit vio, nanti otot-ototnya pada setres kan kasian karena kang mijit amatiran /Bye-Bye/
Abz
lnjut
Abz
😂😂😂😂😂😂
Diyah Pamungkas Sari
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 ngabrut! 🤣🤣🤣
Abz
lanjut
@haerani-d
sukurin tuh pelayan kurang adab, dihempaskan aja /Sneer/
haddehh kalian ini kapan sih saling terbuka, biar tidak miskom hanya saling berasumsi Mulu, daku jadi gregetan /Slight/
Rossy Annabelle
next,,,seru nih ceritanya
Anonymous
semangat kak/Rose/
Abz
felix klo tau si V itu vio gimana ya 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!