"Daddy dan mommy menemukan wanita yang cocok untuk menjadi isterimu! Tepati janjimu! Kau akan menikah bila kami menjodohkanmu kan?"
"Baiklah. Dengan siapa?" tanya Xander
"Namanya Audrey Lee, puteri Christoper Lee dan Margareth Lee. Usianya sembilan belas tahun."
Xander langsung membelalakkan matanya, "Sembilan belas?!"
Bab 13
"Sendirian? Alam bagaimana kondisinya?"sapa Xander
"Sudah jauh lebih baik! Hmm aku sendirian !Selamat by the way!" ucap Sala
Xander mendengus dan tersenyum dia mencium pipi adiknya baru dia duduk di samping Ellea yang juga di samping Audrey. Xander diam saja dan seolah mengabaikan Audrey. Audrey sendiri seperti tak masalah karena dia juga tidak berharap banyak atas perjodohan ini.
Makanan datang dan mereka memulai makan malam itu bersama dalam tenang. Audrey jadi tau bahwa Xander tidak semengerikan itu jika sedang berkumpul dengan keluarganya. Terutama sikapnya pada Jemima, Ellea dan Sala memang sangat hangat.
"Xan, antarkan Audrey kembali" ucap Jemima
Xander mengangguk tanpa protes. Dia tau bila ibunya memang merencanakan semua ini dan berujung dirinya diminta mengantar Audrey pulang, jadilah Xander berjalan berdampingan dengan Audrey keluar dari restoran itu.
"Tuan Xander?"
Xander menghentikan langkahnya dan menoleh kepada asal suara yang memanggilnya. Seorang wanita muda yang mungkin seusia adiknya berdiri tak jauh darinya. Xander mengerutkan keningnya melihat wanita itu karena dia tentu saja tidak bisa mengingat siapa wanita itu. Jika biasanya Jose yang selalu menghafal siapa saja anak kolega bisnis mereka akan memberikan clue tentang siapa wanita yang menyapa, kini tanpa Jose di sampingnya membuat Xander tak memiliki petunjuk apapun tentang siapa wanita itu.
"Maaf?" jawab Xander, yang entah dia sadari atau tidak Xander justru mendekat ke Audrey yang diam di tempatnya.
"Aku Kayla, puteri tuan Robinson" ucap wanita
itu
Xander langsung mengangguk mendengar perkenalan yang disampaikan wanita itu, “Ah maafkan saya, saya tak mudah mengingat orang."
Kayla langsung tersenyum lembut, matanya melirik keberadaan Audrey yang tampak asing bagi Kayla. Dia belum pernah melihat Audrey selama ini. Jadi menurutnya Audrey bukanlah salah satu puteri dari para pengusaha sukses yang sering berkumpul. Karena Kayla kenal hampir semua puteri pengusaha kaya.
"Apakah kamu habis makan malam? Atau baru akan makan malam? Jika begitu bisakah kita makan bersama?" tanya Kayla
"Oh maaf, aku sudah selesai. Maaf kami akan pergi lebih dulu" ucap Xander.
Audrey menganggukkan kepalanya sopan untuk berpamitan dengan Kayla lalu dia melangkah di samping Xander. Tanpa di duga Xander membukakan pintu untuknya setelah sampai di samping mobil Xander. Audrey bisa merasakan tatapan tajam seperti menusuk punggungnya. Pasti dari wanita tadi! Tapi Audrey tampak cuek dan langsung masuk ke dalam mobil milik Xander.
"Apakah mereka menyiksamu lagi?" tanya Xander
Audrey menoleh menatap Xander yang sedang mengemudi, "Angeline belum kembali ke rumah. Jadi mama Margareth juga masih di rumah sakit"
"Bukankah dia bukan ibumu? Kenapa masih memanggilnya mama?" tanya Xander tanpa mengalihkan tatapannya dari jalan
Audrey mengedikkan bahunya, "Di atas kertas ibuku adalah dia. Lagian mau bagaimana lagi" ucap Audrey lirih
Xander menghembuskan nafasnya, "Aku akan meminta kita tinggal terpisah dari mom dan daddy. Ingat perjanjian yang sudah kau tanda tangani! Selama kamu bersikap menurut dan manis, aku akan melakukan hal yang sama"
Audrey mengangguk pelan, "Aku akan ingat. Untuk kuliah, bagaimana?"
"Jose sudah mengurusnya. Kamu akan masuk kampus terbaik" ucap Xander
Audrey mengangguk pelan, "Baiklah"
Xander kembali terdiam setelah percakapan singkat itu. Audrey sendiri merasa bingung harus mengatakan apa. Pernikahan mereka sudah seperti sebuah perjanjian jual beli saja. Tidak ada yang spesial yang akan terjadi di antara mereka.
"Ehm boleh aku bertanya?" tanya Audrey ragu
"Hmm, tanyalah" jawab Xander
"Sepertinya kamu di gemari banyak wanita.
Apakah nantinya -"
"Aku tidak bisa bersentuhan dengan lawan jenis. Bila kau lupa." Potong Xander
Audrey langsung terdiam dan dia mengangguk pelan. Tidak bisa bersentuhan dengan lawan jenis, tapi masalahnya itu ulat bulu di luar sana banyak sekali! Batin Audrey yang tentu saja tak berani dia ungkapkan.
"Baiklah" ucap Audrey tak ingin memperpanjang pembicaraan mereka
Tak membutuhkan waktu lama, mobil yang dikendarai oleh Xander sampai di kediaman keluarga Lee. Audrey menoleh menatap Xander.
"Terima kasih. Aku turun dulu" ucap Audrey
"Aku melihat kau belum menggunakan kartumu" ucap Xander yang menahan Audrey tidak jadi turun
"Ya, aku belum menggunakannya"
"Pakailah! Beli semua yang kau inginkan dan jangan pikirkan harganya! Kau akan menyinggungku sebagai suami jika apa yang melekat di tubuhmu itu murahan" ucap Xander
Audrey sedikit mengerutkan keningnya.
Ucapannya bila ditelaah lagi sebenarnya berisi perhatian. Dimana Xander ingin Audrey menghabiskan uangnya untuk berbelanja, tapi bahasa yang digunakan sedikit menyinggung Audrey tentu saja. Apakah barusan Xander ingin mengatakan bahwa apa yang digunakan oleh Audrey itu murahan? Dan apakah baru saja Xander mengatakan bahwa dia tidak setara dengannya?!
"Bukankah kau akan turun?" tanya Xander ketika justru melihat Audrey bengong
"Ah iya! Aku akan turun! Terima kasih dan tenang saja, jika kamu menginginkanku menguras isi kartumu, maka besok aku akan melakukannya!"
ucap Audrey
"Au?" panggil Xander
Audrey mengerutkan keningnya, "AU?! Namaku Audrey! Jangan hanya dipanggil Au dong!"
protesnya
"Sama aja! Au dan Audrey sama aja! Jangan pergi kemana pun tanpa supir! Ingat itu!" ucap Xander
Audrey mendengus dan mengangguk, "Iya.
Aku turun dulu. Selamat malam"
Audrey turun tanpa menunggu jawaban salam yang dia ucapkan. Sementara Xander hanya tersenyum tipis, lalu dia pergi setelah melihat Audrey masuk ke dalam kediaman Lee.
Audrey tetap tinggal di paviliun belakang kediaman Lee seperti sebelumnya sesuai dengan kemaunannya. Bahkan saat dia kembali dengan diantarkan oleh Xander setelah mereka makan malam bersama dengan keluarga Xander, Angeline dan Margeareth Lee sudah kembali dari rumah sakit karena kondisi Angeline memang sudah jauh membaik Audrey tetap tidak diganggu sama sekali. Dia tetap hidup tenang di paviliun kecil di belakang.
Tapi pagi ini seorang pelayan tiba - tiba mengetuk pintu paviliunnya. Audrey yang memang baru selesai bersiap langsung keluar dan membukakan pintu untuk pelayan itu.
"Nona, tuan muda meminta anda sarapan bersamanya di dekat kolam renang" ucap pelayan itu
Audrey mengerutkan keningnya mendengarkan ucapan pelayan itu, "Kak Aaron? Tumben" gumamnya
"Maaf nona. Tuan muda meminta anda segera menyusulnya. Tuan muda sudah menunggu di dekat kolam renang" ucap pelayan itu lagi
Audrey mengangguk, "Apakah hanya kak Aaron bi?" Tanyanya
"Iya nona. Hanya tuan muda" jawab pelayan itu
Audrey mengangguk. "Baiklah. Aku akan mengambil ponsel dulu dan langsung menemui kakak" ucap Audrey
Setelah mengatakan itu, Audrey langsung masuk dan mengambil ponselnya. Baru setelahnya dia keluar dari paviliunnya dan menghampiri kakak pertamanya.
Kolam renang terletak di belakang juga, tak jauh dari paviliun tempat Audrey tinggal. Dan di dekat kolam renang memang terdapat tempat khusus yang dibangun untuk bersantai. Disanalah Aaron menunggu Audrey.