Duda Kepentok Janda

Saat siang hari, Farzan terlihat sedikit terburu-buru mengecek dokumen yang diserahkan sekretarisnya, tak seperti biasanya saat pria itu mengecek dengan teliti.

“Apa sudah semua?” tanya Farzan saat baru saja menandatangani berkas yang diberikan sekretarisnya.

“Sudah, Pak,” jawab sekretaris. “Apa Anda akan keluar lagi?” tanya sekretaris Farzan.

Farzan menutup berkas yang baru saja ditandatangani, lantas tersenyum kecil ke arah wanita yang kini berdiri di depan mejanya.

“Ya, seperti biasa,” jawab Farzan kemudian memberikan berkas itu ke sekretaris.

“Baik, Pak.” Sekretaris Farzan pun mengambil berkas dari tangan pria itu, kemudian pamit keluar.

Farzan menengok ke arloji yang melingkar manis di pergelangan tangan, sudah waktunya Chila pulang dan dia tidak ingin terlambat datang ke sekolah gadis kecil itu.

Pria itu pun keluar dari ruangan, kini sedang berjalan menuju lift untuk turun ke basement. Terkadang Farzan merasa heran ke diri sendiri, kenapa dirinya bisa tertarik kepada Chila yang saat pertama kali bertemu menatap dan membuat sesuatu yang aneh menjalar di dada, hingga dia melihat kebaikan serta ketulusan Sandra, membuat pria itu seolah tertarik dalam pusaran kehidupan Sandra dan Chila. Kedua perempuan itu memiliki sebuah daya magnet yang tak bisa dielak oleh Farzan.

[Aku akan menjemput Chila, apa kamu mau aku jemput juga?]

Farzan mengirimkan pesan sebelum masuk lift, kemudian memasukkan ponsel lagi ke saku sebelum turun ke basement.

**

Di sisi lain, saat Farzan mulai bisa hidup dengan status single yang disandang. Grisel kini malah menjadi simpanan pria pengusaha hanya demi mempertahankan karier. Wanita itu diberi tempat sebagai model senior di anak cabang perusahaan milik Darren Adyaguna, pria beristri yang ternyata sangat memuja Grisel.

“Setelah ini Anda harus melakukan satu pemotretan lagi, baru Anda bisa istirahat atau pulang,” ucap penanggung jawab pemotretan yang mengawal Grisel.

“Baiklah, aku ingin melakukannya dengan cepat,” balas Grisel. Wanita itu meletakkan gelas jus yang dipegang ke meja, lantas menunggu tim pemotretan selesai menyiapkan tempat pemotretan.

Grisel membuka ponsel, melihat berita infotainment dari ponsel. Berita tentang pernikahan Kenzo dan Joya yang digadang-gadang sebagai pesta termewah juga pasangan terserasi, masih berkeliaran di dunia maya. Grisel awalnya terlihat tenang tak menanggapi pernikahan Joya karena Darren selalu mengingatkan untuk fokus pada karir dulu. Namun, saat harus terus melihat berita pernikahan itu setiap membuka ponsel, membuat Grisel kembali tak tenang.

“Paling mewah dan serasi, ck … para wartawan itu sepertinya buta!” cibir Grisel kemudian.

Grisel yang pada dasarnya sangat pendendam, tentu saja takkan semudah itu melupakan sebuah penghinaan yang didapatkan karena Joya. Meskipun dirinya diam sekarang, tapi tentunya Grisel memiliki keinginan untuk membalas Joya, lagi.

“Kamu masih tidak bisa membiarkannya?” Claudia menatap Grisel yang tampak kembali kesal saat melihat berita tentang pernikahan gadis yang dianggap selingkuhan suaminya, masih beredar di internet.

“Tidak bisa!” ketus Grisel sambil duduk dengan bersandar dan menengadahkan wajah, kemudian memejamkan mata.

“Apa kamu tidak bisa menjalani apa yang ada sekarang saja? Jangan buat masalah yang membuatmu hancur lagi, Gris.” Claudia berusaha menasihati agar Grisel tidak melakukan hal gila lagi.

Grisel membuka mata dengan cepat mendengar ucapan Claudia, lantas menoleh ke managernya itu. “Tugasmu hanya mengatur jadwalku, soal mengatur hidupku mau bagaimana, biar aku saja yang pikirkan.”

Claudia tersentak mendengar ucapan Grisel, ternyata modelnya itu masih tidak bisa mengambil hikmah dari kejadian yang didapat. Claudia takut jika apa yang didapat Grisel sekarang, akan menjerumuskan ke lubang yang lebih dalam.

“Aku tidak akan pernah melepasnya, mau dia selingkuhan atau bukan, aku tetap akan membuatnya menerima balasan atas penghinaan yang aku terima. Baik yang dulu, maupun yang sekarang!”