NovelToon NovelToon
CEO DUDA ITU SUAMI KU

CEO DUDA ITU SUAMI KU

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia
Popularitas:23.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nancy Br Sinaga

Soya Pinkblack Wijaya, pewaris tunggal Wijaya Company yang berusia 18 tahun, adalah gadis ceria, cantik, dan tomboy. Setelah ibunya meninggal, Soya mengalami kesedihan mendalam dan memilih tinggal bersama dua pengasuhnya, menjauh dari rumah mewah ayahnya. Setelah satu tahun kesedihan, dengan dorongan sahabat-sahabatnya, Soya bangkit dan memulai bisnis sendiri menggunakan warisan ibunya, dengan tujuan membuktikan kemampuannya kepada ayahnya dan menghindari perjodohan. Namun, tanpa sepengetahuannya, ayah dan kerabat ibunya merencanakan perjodohan. Soya menolak, tetapi pria yang dijodohkan dengannya ternyata gigih dan tidak mudah menyerah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nancy Br Sinaga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

Matahari yang gagah kini telah berganti dengan bulan yang menampakkan sinar kelembutan. Bintang yang bertebaran cukup membuat malam ini sangat indah dan membuat sebuah ketenangan siapapun yang memandangnya. Namun, sayangnya, kejadian alam ini bertolak belakang dengan kedamaian Soya yang malam ini cukup berisik akibat ulah kedua sahabatnya. Siapa lagi? jika bukan Jino dan Hana. 

"Kalian ngapain sih kesini, ngabisin makan malam aku aja!" sarkas Soya. 

"Ya ampun, Ya! pelit amat sih, Bibi Hilda saja dengan sangat ikhlas ngasih ke kita, ya nggak Jin?" Jino mengangguk seraya menelan makanan yang cukup penuh itu ke dalam tenggorokannya. 

"Sekarang nggak usah bahas makanan, kita kesini karena mau tahu tentang om-om tamvan tadi siang?!" tutur Soya memicingkan matanya melirik ke arah Soya. 

Soya yang mendengar itu seketika menghela nafas panjang. Tentu saja kedua sahabatnya ini tak mungkin menahan diri tentang apa yang terjadi tadi siang, mereka pasti akan bertanya dengan segera karena Jino tahu betul, Alex bukanlah salah satu kerabat Soya. 

"Kita ngobrol di kamar saja. Bawa cemilan kalian, jangan ngerepotin Bibi Hilda!" tegas Soya. 

"Kita ke atas duku ya, Bik!" ucap Jino tersenyum ramah kepada art yang sudah Soya anggap sebagai orang tua itu. 

"Iya Mas!" balas Bibi Hilda. 

Jino serta Hana mengambil cemilan yang sudah Bibi Hilda siapkan dan langsung menyusul Soya ke kamarnya yang berada di lantai atas. Kamar yang cukup luas walau tak seluas kamar yang ada di rumah mewah sang ayah, namun Soya lebih nyaman berada di kamar ini. Karena bagaimanapun kenangan bersama sang ibu cukup banyak di kediaman ini. 

Sesampainya di dalam kamar, Soya menuju balkon kamarnya dan membuka pintu kaca yang ada disana lebar-lebar. Sebelum mengatakan sebuah kebenaran kepada dua 

sahabatnya Soya lebih dulu menghirup udara luar dengan rakusnya. 

"Dia, calon suami yang dipilihkan Ayahku!"

"Prang!"

Toples yang Jino pegang seketika terjatuh mendengar kalimat yang Soya utarakan secara mendadak itu. Hana yang juga terkejut membulatkan matanya hingga berkedip berkali-kali. 

"Are you serious!" ujar Jino dan Hana bersamaan. 

"Hah!" Soya meloloskan udara yang begitu segar sesak menyelimuti dadanya. 

"Tanyakan itu oada Ayahku!" ucap Soya. 

"Tunggu aku beresin ini dulu, jangan lanjutin ceritanya tanpa aku!"

Soya serta Hana hanya menggelengkan kepalanya. Jini selalu begitu jika terkejut jika tak menjatuhkan sesuatu pasti menabrak sesuatu. Teledor, satu kata yang selalu terucap dari bibir dua wanita kesayangannya itu. 

Setelah Jino menyelesaikan kekacauan yang ia buat, ia kembali dengan cemilan baru dan langsung meletakkannya di atas meja agar tak ia jatuhkan kembali. 

"Lanjutkan!" kami akan mendengar dengan seksama," cetus Jino. 

"Satu bulan lalu, masih ingatkan saat aku mengatakan akan kerumah Kevin karena Mommy Rima memintaku berkunjung kesana?" Jino dan Hana mengangguk. 

"Disana, aku bertemu dengan om-om itu. Tadinya aku pikir dia mungkin cuma salah satu tamu. Tapi setelah selesai makan siang tiba-tiba, Ayahku memperkenalkan pria itu sebagai calon suamiku."

Jino dan Hana menatap iba kepada Soya, mereka tahu betul bagaimana Soya selama ini berjuang mati-matian agar bisa hidup mandiri dan terbebas dengan aturan keluarga besarnya. Jika Kevin lebih memilih menurut namun tidak dengan Soya. Soya lebih memilih jalannya sendiri setelah ibunya meninggalkan dia untuk selama-lamanya. Apa lagi, sang ibu juga tak mendukung perjodohan yang sudah keluarga mereka lakukan secara turun temurun itu terhadap Soya sang anak. 

"Lalu? kamu menyetujuinya?" tanya Hana sambil mengusap lengan Soya mencoba menguatkan gadis itu. 

"Tentu saja jawabanku, TIDAK!" kekeh Soya. 

"Tapi tak mungkin Ayahmu membiarkan keinginan itu begitu saja, bukan?" timpal Jino. 

"Semua fasilitas dia ambil semua, dari kartu hingga motor itu saja tersisa." Hana langsung menubruk Soya dan memeluknya erat, ia tahu bagaimana perasaan Soya sekarang ini. Walau dia tampak biasa saja, tapi hatinya tentu sangat tertekan. 

"Apa kamu perlu bantuanku?" tanya Jino meletakkan tubuhnya di samping dua wanita yang sedang saling memeluk itu. 

"Aku rasa, aku bisa menyelesaikan ini sendiri dengan caraku," Soya tersenyum menatap Jino berusaha tetap tegar agar tak membuat kedua sahabatnya ini terlalu mengkhawatirkannya. 

Tak ingin terus mengingat perjodohan yang membuatnya sesak. Soya melanjutkan obrolan dengan menanyakan bisnis yang ia jalankan bersama dengan Jino yaitu bengkel khusus motor besar atau biasa kita dengar dengan MOGE. 

"Semua baik. Seperti laporan yang aku kirim minggu lalu, sesekali kesana Ya. Anak-anak pasti senang jika melihatmu. 

" Aku pasti kesana, tapi mungkin akhir-akhir ini akan sedikit sibuk di kafe. Kemarin aku mendapat laporan jika ada yang bermain curang dengan bahan-bahan di gudang. Dan Diva memintaku untuk menghandle seluruh pekerjaan itu sampai semua kembali teratur dan menemukan siapa yang melakukan kecurangan," tutur Soya. 

"Wah, cari m*ti nggak sih!" pekik Hana kesal mendengar ucapan yang Soya utarakan. 

" Jangan kesel-kesel aja, makanya mau aku minta jadi bos disana!" Soya mendorong tubuh Hana yang masih bergelayut di lengannya. 

"Bukan nggak mau Ya, talu yang ada aku nggak bisa fokus buat kejar beasiswa aku ke Jerman dong!"

"Loh, jadi?" tanya Jino mengarah pada Hana. 

"Jadi lah! udah daftar susah payah, mada iya aku nggak serius, Jino!" memukul lengan Jino sampai membuat Jino mengaduh. 

"Biasa aja bisa nggak sih! kalian kalau main fisik selalu ninggalin bekas," Jino mengusap lengannya yang sedikit terasa sakit. Namun sayangnya Hana tampak biasa saja tak merasa bersalah sedikitpun, karena hal ini sudah sering terjadi diantara mereka. Bahkan Jino pernah mengalami hal yang lebih ekstrim daripada ini. 

Saat mereka sedang asyik bersenda gurau, tiba-tiba ponsel Soya berdering dan terlihat sebuah nomor asing disana. 

"Siapa?" tanya Jino melihat Soya mengernyitkan dahinya. 

"Nggak tahu, sebentar!" Soya berjalan ke arah balkon dan menggeser tombol hijau di layar ponselnya. 

"Halo?"

Suara tawa sedikit nyaring mendengar dari seberang sana. "Halo, calon istri kecilku!"

Soya langsung melihat nomor yang tertera di sana. Dan, dia baru mengingat jika nomor itu yang menghubunginya tadi siang. "Ck, ngapain sih?" kesal Soya. 

"Saya cuma mau mengingatkan kamu, jika mulai besok pagi kita akan berangkat ke kantor dan kesekolah bersama-sama."

"What?!" you are kidding, this isn't funny?" pekik Soya. 

"No, I am serious! and your Dad is serious too!"

"I don't need my dad, and you don't seem to get along with me. Understand?"

...Tutt...

Panggilan Soya putus secara sepihak sebelum pria sok itu melanjutkan percakapan yang tak berfaedah sama sekali bagi Soya. 

"Ayah, kamu melewati batasmu!" cicit Soya dengan gigi yang bergemertak. 

"Ada apa? tanya Jino yang melihat Soya tampak kesal. 

"Om-om gila itu, mulai mengatur kehidupanku. Dia mau, kita sama-sama berangkat dalam satu mobil," tutur Soya dengan kilatan amarah yang siap ia ledakkan kapanpun. 

"Mulai besok, kamu berangkat bersamaku saja. Aku akan datang lebih pagi dari om-om kegatelan itu!" tutur Jino sambil memegang pundak Soya lembut. 

Iya, Ya. Aku setuju. Aku rasa jika sendiri kamu tidak akan mungkin bisa melawan bodyguard ayah dan om-om itu, tapi jika dengan Jino pasti bisa," Hana mencoba menguatkan Soya dengan ide cemerlangnya. 

"Lalu, apa tugasmu?" tanya Jino meremehkan. 

"Tugasku? belajar lah!  apa lagi!" ucapnya jumawa. 

"Hah!!"

Jino dan Soya menghela nafas  mendengar penuturan Hana. "Lalu untuk apa kamu mempelajari bela diri itu, Hana!" sarkas Jino dan Soya bersamaan. 

"Tentu saja untuk bekal, jika suatu ketika ada hal-hal mendesak yang mengharuskanku melakukan perlawanan secara fisik, apa lagi!" Tekan Hana pada setiap kalimat yang terlontar dari mulut manisnya. 

1
˙˚ʚ(Virly)ɞ˚˙
/CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy/
˙˚ʚ(Virly)ɞ˚˙
Siapa sangka
I and yu🧋
Bagus
Zahra
Ternyata Rasya anak dari istri pertama Wijaya toh. baru ngeh aku
Zeren
Ternyata Yara Nyonya Wijaya/Smile//Smile/
Zeren
Hana jangan kelamaan milih entar kurebut loh!!
Ell
Semalam update jam brp thor?
Ell
Oww Abg e Soya ta..
Duh makin penasaran nih kelanjutannya.
Ell
Hahaha Lex/Smug//Doge/. Gmau nyari istri kedua ta?
Zeren: Wkakawk
Zeren: Wkakawk
total 2 replies
Ell
Siapa nih?? Mama tiri Soya kah?
Fitri Prasetyo
Alex, ini pr untukmu.. menyembuhkan bathin istrimu, dan menyatukan anak ayah itu.. 💪🏻💪🏻🥰
Shi Siaonan
Alex sama Soya makin iya iya yaa!
Yiyin
/Doge//Doge//Doge/
Ell
oh thor update nya tiap jam brp sih.? greget pengen lanjut bacanya. /Sob//Sob/
Ell
Wahh akhirnya ya Lex. 😏
Fitri Prasetyo
aduh aduh aduh, hareudang hareudang hareudang.. sore-sore bacanya, mana pak bojo gak ada.. aduuuhhhh 🙈🙈🤭😂😂😂
Celtic_nant
Wohohohoo, ada yg uda g sabar nihh😆
Fitri Prasetyo
Thor, kenapa nama Hana harus di up lagi sih.. 🙈🙈🙈
Zahra
.....
Zahra
Sejak kapan cwo yang jadi ternodai. kebalek mass T_T
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!