Karena permintaan kakeknya , Ellena dan Luis terpaksa menikah dan hidup bersama tanpa cinta dalam pernikahan mereka. Akankah Ellena mampu bertahan dalam pernikahan itu, atau justru memilih untuk pergi? Hanya waktu yang mampu menjawabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhir Pekan
Akhir pekan tiba, dan seperti yang telah direncanakan, Luis dan Ellena bersiap untuk pergi ke cottage yang sudah lama ingin mereka kunjungi. Ellena, dengan dress kuning cerah yang memancarkan semangatnya, sibuk memeriksa barang-barang terakhir yang harus dibawa. Sementara itu, Luis, yang mengenakan t-shirt lengan pendek dan rompi V-neck hitam yang serasi dengan celananya, dengan tenang memeriksa kunci mobil dan memastikan rencana perjalanan sudah diatur dengan baik.
Ellena berdiri di ruang tamu, mengamati tas-tas yang sudah tertata rapi di dekat pintu. "Semua sudah siap. Kau tidak merasa ada yang terlupakan, kan?" tanyanya sambil melirik ke arah Luis, matanya berbinar penuh antusias.
Luis menatap tas-tas itu sekilas, kemudian mengangguk. "Semua sudah cukup. Tidak perlu terlalu banyak barang."
Ellena tersenyum kecil, lalu berjalan mendekat. "Aku hanya ingin memastikan semuanya siap. Kau tahu, sudah lama kita tidak pergi ke sana, jadi aku ingin semuanya sempurna."
Luis menatap Ellena sejenak, lalu mengulurkan tangan, merapikan rambutnya yang jatuh di bahunya. "Cottage itu tidak berubah. Kita hanya butuh waktu bersama, bukan hal lain."
Ellena mengangguk, menerima kata-kata Luis yang selalu to the point. "Kau benar. Yang penting kita bisa menghabiskan waktu berdua, jauh dari kesibukan kota."
Luis mengambil kunci mobil yang tergantung di dinding, lalu berjalan ke arah pintu. "Ayo, semakin cepat kita pergi, semakin banyak waktu yang kita punya di sana."
Ellena mengikuti Luis ke luar, membawa tas tangan kecilnya sambil terus memikirkan tentang perjalanan yang akan mereka lakukan. "Aku sudah mempersiapkan beberapa hal kecil untuk kita lakukan di sana, seperti piknik di tepi danau dan berjalan-jalan di hutan. Kau tidak keberatan, kan?"
Luis membuka pintu mobil dan mengangguk pelan. "Aku ikut apa pun yang kau rencanakan, selama tidak terlalu banyak gangguan."
Ellena tersenyum, dia senang mendengar tanggapan suaminya. "Aku pastikan tidak akan ada gangguan. Aku sudah mematikan ponselku, jadi tidak ada yang bisa menghubungiku kecuali benar-benar darurat."
Luis menatap Ellena saat dia memasukkan tas-tas mereka ke bagasi. "Itu ide yang bagus. Aku juga tidak ingin ada interupsi. Kita butuh waktu seperti ini."
Mereka berdua masuk ke dalam mobil, dan Luis segera menyalakan mesin. Suara lembut dari mobil yang bergerak menyatu dengan keheningan pagi itu. Ellena duduk di kursi penumpang, memandang keluar jendela dengan senyum yang tak bisa dia sembunyikan.
"Kau tahu," Ellena mulai bicara, "Aku ingat terakhir kali kita ke cottage, aku membawa begitu banyak barang. Semua hal kecil yang kupikir akan kita butuhkan, tapi akhirnya tidak semuanya terpakai."
Luis mengingat dengan jelas, namun dia hanya mengangguk. "Aku ingat. Kali ini, kita membawa cukup saja."
Ellena tertawa kecil. "Iya, aku belajar dari pengalaman. Sekarang aku hanya membawa yang penting-penting saja. Tapi tetap, aku membawa buku yang baru kubeli. Mungkin nanti sore aku akan membacanya di depan perapian."
Luis memandang sekilas ke arah Ellena, lalu kembali fokus ke jalan. "Buku apa?"
"Novel romantis pastinya," jawab Ellena cepat, matanya bersinar saat dia berbicara tentang hal yang disukainya. "Aku tahu kau tidak terlalu suka novel, tapi aku selalu suka membawanya ke tempat yang tenang. Rasanya lebih menyenangkan."
Luis hanya mengangguk lagi, tidak banyak berkomentar. "Selama kau menikmatinya, itu bukan masalah."
Ellena tersenyum, ia menghargai sikap Luis yang walaupun tidak banyak bicara, selalu mendukung apa yang dia sukai. "Kau tahu, kadang aku berpikir kita terlalu jarang melakukan perjalanan seperti ini. Padahal, ini adalah hal yang selalu kita nikmati."
Luis tetap tenang, tapi ada sedikit perubahan di nada suaranya saat menjawab. "Kita memang sibuk. Tapi itulah gunanya akhir pekan seperti ini. Mengingatkan kita untuk meluangkan waktu."
Ellena menoleh dan menatap Luis, tersentuh dengan kata-katanya yang, meski sederhana, selalu penuh makna. "Kau selalu tahu apa yang penting, Luis."
Luis hanya mengangguk lagi, membiarkan percakapan itu mengalir tanpa banyak tambahan. Perjalanan mereka berlanjut dalam keheningan yang nyaman, dengan Ellena sesekali berbicara tentang rencananya di cottage, sementara Luis mendengarkan tanpa banyak kata, tetapi dengan perhatian penuh.
.
.
Ketika mereka akhirnya tiba di cottage, Ellena segera keluar dari mobil dan menghirup udara segar. "Ini dia. Tempat yang selalu bisa membuat ku tenang."
Luis keluar dari mobil, menatap sekeliling, memastikan semuanya baik-baik saja. "Kita bawa barang-barang dulu, lalu kita bisa menikmati waktunya."
Ellena mengangguk setuju, dan mereka mulai mengeluarkan tas-tas dari bagasi. Tanpa banyak bicara, mereka bekerja sama membawa barang-barang ke dalam cottage. Setelah semuanya beres, Luis menyalakan perapian, sementara Ellena mulai menyiapkan camilan untuk mereka.
"Sekarang," ujar Ellena sambil duduk di sofa dengan secangkir teh di tangan, "kita bisa benar-benar menikmati akhir pekan ini."
Luis duduk di sampingnya, diam-diam mengamati api yang mulai membakar kayu di perapian. "Kita butuh waktu ini, Ellena. Tanpa gangguan, hanya kita berdua."
Ellena menatap suaminya, merasakan ketenangan yang perlahan mengisi ruangan. "Ya, hanya kita berdua. Itu lebih dari cukup."
Dan begitulah, mereka menghabiskan waktu di cottage itu, berbagi keheningan dan kebersamaan yang jarang mereka temukan di tengah kesibukan sehari-hari. Tanpa perlu banyak kata, hanya menikmati keberadaan satu sama lain, karena dalam kesederhanaan itulah mereka menemukan kebahagiaan.
***
Bersambung
agar bisa menyenangkan suamimu...❤️❤️