Seorang gadis yang terpaksa menerima pernikahannya demi kakeknya yang memiliki sebuah perjanjian dengan sahabat lamannya.
Nah.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 20
Pemuda itu pun menoleh.
deg
Zahida sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya.
" Danu! ".
" Zahida " Beribu pertanyaan mulai melintas di pikiran Danu terkait apa yang baru saja Zahida ucapkan.
Zahida hendak melangkah pergi namun Danu menahannya dengan menarik lengannya.
" Zahida tunggu! "
Dengan kasar Zahida berusaha melepaskan lengannya dari cengkraman Danu " Brengsek kamu Danu, lepaskan kataku! ".
" Tidak! sebelum kamu jujur padaku, Apakah kamu hamil anakku? " Ucap Danu yang membuat Zahida bingung jawabnya." I I tu em em ".
" Non, niat baik masnya untuk bertanggung jawab jangan ditolak, banyak lo gadis di luaran sana yang ngemis ngemis pada pacarnya tapi pacarnya tidak mau tanggung jawab dan pergi begitu saja, terus gadisnya frustasi karena hamil dan tidak ada yang tanggung jawab " Sahut seseorang yang berada di dekat Danu.
Zahida sangat malu dan menundukkan kepalanya kemudian Danu melepaskan cengkramannya dan mencondongkan tubuhnya mendekat pada Zahida yang tertunduk malu " Jujur padaku neng, aku memang laki laki brengsek tapi tidak akan lari dari tanggungjawab " Bisik Danu pada Zahida yang membuatnya mendongak dan menatap mata Danu yang di mainkan sebelah.
Zahida sangat bingung karena berada di lema, satu sisi perkawinannya dengan Arhan akan menyelematkan perusahaan Husein yang sudah hampir bangkrut karena Laura yang tidak becus mengurusnya, di sisi lain Danu ayah biologis anaknya akan bertanggungjawab atas kehamilannya " Hahhh aku bingung " Gumam Zahida kemudian berlari meninggalkan Danu yang terdiam dan terus menatapnya.
...🌺🌺🌺...
Ferdi duduk di samping Arhan yang masih berpura pura stroke dengan terus menatapnya " Eh eh ngapain tuan muda masih berpura-pura sudah tidak ada siapa siapa lagi ".
Arhan membuka matanya perlahan
" Benarkah Fer? huhh capek tahu berpura pura seperti ini, lagi pula ngapain sih kamu kasih ide konyol kayak gini, apa kata dunia CEO tampan Arhan Admaja yang terkenal cerdas dan ketampanannya terjebak dengan seorang wanita sampai menghamilinya dan sekarang terkena stroke".
Ferdi hanya cekikikan mendengarkan ocehan Arhan, namun Arhan memiringkan mulutnya dan terus mengumpat Ferdi.
Tiba tiba seseorang datang memecah perseteruan kecil di antara bos dan asistennya itu " Duh kalian nihh ribut mulu, heh tuan muda mesum apa kabarmu sekarang, sudah sembuh apa belum stroke nya, hahahaha " .
" Brengsek kamu Chandra, enak saja ngatain saya tuan muda mesum, ini semua ide Ferdi " Timpal Arhan sambil melemparkan bantal pada Ferdi yang dari tadi menahan tawanya.
" Tuan muda, setidaknya sekarang kita tahu kan bagaimana perasaan nona muda padamu, dia sangat mencintaimu meskipun aku belum yakin apa dia sudah tahu apa arti cinta , mencintai dan dicintai " jawab Ferdi yang membuat dokter Chandra tertawa lepas.
Bruks
" Jangan banyak ketawa Chandra " Gertak Arhan sambil melemparkan sekotak tisu ke muka Chandra.
Chandra pun melotot tajam " Hehh sialan kamu Han! ".
" Apa! "
" Kamu! " Timpal Chandra.
Ferdi menggeleng perlahan sambil memegangi jidatnya kemudian beranjak untuk melerai keduanya yang hampir berkelahi " Sudah sudah cukup! tuan muda! dokter Chandra! kayak anak kecil saja kalian ".
Chandra dan Arhan sama sama saling menatap dan mengeroyok untuk menggelitiki Ferdi dan begitulah mereka bertiga kalau sudah bersama, selalu bikin gaduh.
tok tok tok
Tiba tiba ada suara seseorang mengetuk pintu depan .
" sttt, diam ada yang dengar suara pintu diketuk " bisik Ferdi yang di jawab anggukan oleh Chandra dan Arhan.
Ferdi pun beranjak dan berjalan ke arah depan.
ceklek
"Nona muda " Ucap Ferdi.
Arhan dan Chandra yang berada di kamar pun mulai berakting dan berpura-pura dengan perannya masing masing.
" Kak Ferdi di mana kak Arhan? apakah keadaannya sudah mulai membaik? " Tanya Zahara lirih.
Ferdi terdiam sejenak dan menatap lekat wajah nona mudanya yang lusuh namun masih menampakkan aurat kecantikannya yang ranum karena ibarat bunga Zahara memang masih mulai mekar mekarnya.
Zahara mengernyitkan keningnya dan menepuk bahu Ferdi " Kak, kok malah bengong sih ".
" I iya nona muda, tuan muda berada di kamarnya bersama dokter Chandra " Jawab Ferdi sedikit gugup karena pikirannya yang mulai mengagumi bunga mawar yang mulai mekar tersebut.
Zahara melangkah masuk ke dalam rumah tapi tiba tiba dia berhenti dan kembali menoleh pada Ferdi " O iya kak, apa kak Zahida juga berada di sini? "
Dan belum sempat Ferdi menjawab, Zahida tiba di sana bersama Laura.
" Ngapain kamu datang ke sini lagi Zahara? " Tanya Zahida ketus.
Laura pun tersenyum miring penuh kebencian melihat Zahara " Dasar wanita pembawa sial " Gumamnya yang membuat Zahara sangat kesal dan pergi begitu saja tanpa menemui Arhan di kamarnya.
" lho lho nona muda mau ke mana! " Teriak Ferdi sambil ikut berlari mengejar Zahara.
Zahara menghentikan langkahnya dan menoleh pada Ferdi " Kak, cukup, aku sadar diri aku siapa, mungkin memang benar apa yang tante Laura katakan aku wanita pembawa sial, buktinya setelah menikah dengan kak Arhan, tiba tiba saja dia terkena stroke, ehm sudahlah kak Zahara baik baik saja, dan tolong bilang sama kak Arhan untuk segera mengurus perceraian kita ".
jedar
Ferdi sangat terkejut dengan situasi ini
" Non jangan buru buru memutuskan untuk bercerai, ini semua hanya salah paham " Belum sempat menyelesaikan ucapannya Zahara sudah memotongnya.
" kak, terus mau bagaimana lagi, kak Arhan sudah menodai kak Zahida jadi dia harus menikahinya" Jawab Zahara sambil tersenyum meskipun dipaksakan.
Ferdi semakin merasa bersalah dan mengacak kasar rambutnya " Hhh kenapa semua jadi runyam seperti ini sih aduhhh, tunggu non aku mohon jangan tinggalkan tuan muda? " Rengek Ferdi.
Zahara mendengus perlahan " Kak Ferdi, memang yang seharusnya menikah dengan kak Arhan itu kak Zahida bukan aku, dia lebih dewasa dan siap memberikan nafkah lahir dan batin ".
" Tapi Nona muda wanita yang tuan muda cintai adalah kamu " Ucap Ferdi yang membuat Zahara tertawa kecil " Kak sudahlah jangan banyak drama, biarkan aku pergi sekaligus belajar bagaimana menjadi wanita dewasa ".
" Oke sambil belajar menjadi dewasa , kamu harus tetap menjadi istrinya tuan muda, kalian tidak boleh bercerai, titik! " Ferdi antusias mengatakannya agar Arhan dan Zahara tidak berpisah.
Zahara menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal " Tapi kak, aku, aku ".
" Pokoknya harus ikut perintah kakak, percayalah non Zahara kamu pasti akan menyesal kalau melepaskan tuan muda " Belum sempat menyelesaikan ucapannya terdengar suara klakson mobil dari depan pintu gerbang.
tin tin tin " Zahara ayo buruan! " Teriak seseorang dari samping mobil hitam yang terparkir di depan pintu gerbang rumah keluarga Admaja.
Zahara pun menoleh " Iya kak Rena ". Rena yang memakai jaket kulit hitam mengibaskan rambut panjangnya dan membuat Ferdi terpesona hingga tanpa sadar membuka mulutnya dengan mata membulat.
" Maaf kak Ferdi, Zahara harus segera pergi " Ucap Zahara kemudian berlari menuju mobil Renata dan mereka pun pergi meninggalkan rumah Arhan.
Ferdi pun tersentak dan tersenyum tipis melihat Zahara pergi bersama wanita itu.
Ferdi sangat takut dengan kondisi hubungan Arhan dan Zahara, karena idenya ternyata berdampak besar dan mungkin saja melukai hati Zahara hingga dia memutuskan bercerai.
Dengan lemas Ferdi pun kembali masuk ke dalam rumah untuk menemui Arhan, namun harus kembali berakting karena di sana ada Zahida dan Laura.