FOLLOW IG AUTHOR 👉@author Three ono
Sebuah kecelakaan menewaskan seluruh keluarga Arin. Dia hidup sebatang kara dengan harta berlimpah peninggalan orangtuanya. Tapi meski begitu dia hidup dalam kesepian. Beruntungnya ada keluarga sekretaris ayahnya yang selalu ada untuknya.
"Nikahi Aku, Kak!"
"Ambillah semua milikku, lalu nikahi aku! Aku ingin jadi istrimu bukan adikmu."
Bagaimana cara Arin mendapatkan hati Nathan, laki-laki yang tidak menyukai Arin karena menganggap gadis itu merepotkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Three Ono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Esoknya. Suasana tampak canggung diantara mereka semua. Dua pasang manusia itu tersenyum malu-malu setelah apa yang mereka lewati malam tadi. Arin dan Nathan lalu Febby dengan suaminya.
Hanya Oma Wina yang bermuka masam pagi ini, dia tidak memutar bola matanya jengah melihat mereka semua.
"Cucu Oma sarapan yang banyak, jangan hanya dilihat saja makanannya," ujar Oma Wina pada Nathan tapi juga menyindir mereka semua.
"Iya Oma, terimakasih," sahut Nathan tapi matanya kembali melirik pada Arin yang pipinya memerah. Mereka persis sekali seperti orang yang baru saja jatuh cinta.
"Cucu Oma, bukannya ini akhir pekan. Kebetulan sekali, Oma ingin kamu menemani Oma jalan-jalan." Ini kesempatan Oma Wina untuk mengajak Nathan pergi.
"Maafkan aku Oma, aku masih ada pekerjaan pagi ini. Ada beberapa file yang nanti harus aku periksa secepatnya."
Oma Wina langsung cemberut mendapat penolakan dari cucunya. Padahal dia sudah bela-belain pulang dari luar negeri demi bisa mempertemukan Nathan dengan cucu temannya tapi malah tidak ada kesempatan.
"Bagaimana kalau jalan-jalan denganku dan Arin, mah. Mamah mau kemana, biar kami yang temani. Kamu mau kan Arin?" tanya Febby pada Arin, itu adalah kesempatan untuk saling mendekatkan mereka.
"Mau aunty," jawab Arin. Dia tau maksud Febby.
"Ide yang bagus Mom, nanti Oma boleh memakai kartu milikku sepuasnya," bujuk Nathan. Sepertinya dia juga setuju dengan usaha mommy nya untuk memperbaiki hubungan Arin dan Oma Wina.
"Tidak sayang, Oma ingin menghabiskan waktu bersama cucu Oma satu-satunya. Bukan dengan orang lain. Percuma Oma jauh-jauh kesini kalau tidak bisa menghabiskan waktu bersama cucu kesayangan Oma. Lebih baik Oma kembali saja ke Singapura, menyusul suami Oma." Memasang wajah sedih, membuat semua orang merasa bersalah.
Mereka saling lirik mencari solusi agar Oma Wina tidak sedih lagi. Tentu saja hanya Nathan yang bisa membuat Oma Wina kembali senang.
Nathan sangat merasa bersalah, dia telah membuat Oma satu-satunya merasa sedih. Dia langsung memeluk Oma Wina untuk meminta maaf. "Maafkan aku, Oma. Maaf sudah membuat Oma sedih. Tentu saja aku mau pernah membawa Oma jalan-jalan. Aku akan menunda pekerjaanku untuk Oma," ujar Nathan.
"Boy, bukankah itu adalah proyek yang bernilai cukup besar." Mike menginginkan putranya.
"Tidak apa-apa Dad. Aku tidak ingin membuat Oma sedih. Proyek itu mungkin memang bukan rejekiku," sahut Nathan.
Kini semua orang malah menatap kecewa ada Oma Wina. Bagaimana dia bisa egois membuat cucunya merugi.
"Oh tidak sayang. Kau tidak boleh melakukan hal itu hanya untuk menemani Oma. Pekerjaanmu lebih penting untuk kemajuan perusahaan. Kita bisa berjalan-jalan dilain waktu," ujar Oma Wina, dia mengalah. Tidak ingin cucunya sampai kehilangan kesempatan yang bagus.
"Benarkah Oma, kau mau menunggu? Oma memang yang terbaik dan sangat pengertian," kata Nathan kembali memeluk Omanya. "Nanti siang aku akan mengajak Oma pergi jalan-jalan."
"Tidak perlu, kita bisa pergi besok. Kau harus beristirahat setelah bekerja cucuku." Ya Oma berencana mengubah janjinya.
"Tidak apa-apa Oma, nanti siang saja. Aku juga sudah tidak sabar pergi dengan Oma." Tidak ada salahnya pikir Nathan. Dia jarang punya kesempatan untuk menghabiskan waktu dengan Omanya setelah Oma Wina pindah ke negara tetangga. Dikarenakan suami Oma Wina butuh pengobatan yang lebih canggih di luar negeri. Sebagai istri yang baik dan sudah bertaubat tentunya Oma Wina harus menemani suaminya. Kalau dia sudah benar-benar rindu dengan anak dan cucunya barulah dia kembali ke Indonesia sebentar.
"Terimakasih cucuku."
Setelah sarapan Nathan kembali ke kamarnya untuk memeriksa pekerjaan. Mike pergi dengan urusan yang sama. Betapa sibuknya para lelaki di rumah itu. Sampai weekend pun mereka masih harus bekerja keras.
Sementara Febby dan Oma Wina beserta Arin menghabiskan waktu pagi itu dengan berkebun di belakang rumah. Memperbaiki tanaman-tanaman yang rusak dan menata ulang. Febby memang sudah jarang pergi-pergi keluar, dia lebih suka menghabiskan waktu di rumah dengan menanam tanaman hias yang harganya sedang naik. Dia juga iseng menjualnya di sosial media dan laku keras, meski ditentang keras oleh suamiku.
Bagaimana Mike bisa setuju kalau rata-rata yang membeli tanaman yang ditanam Febby itu adalah laki-laki ada yang tua sampai muda. Mereka rela menawar dengan harga mahal. Bukan tanamannya harganya tidak seberapa di pasaran. Itu karena Febby mengiklankan tanamannya dengan dengan dirinya yang berpose di dekat tanaman. Dengan kata lain, para pembelinya itu sebenarnya tertarik pada Febby.
Karena itu sekarang Febby sudah berhenti memposting foto tanamannya bersama dirinya. Hasilnya sekarang tanamannya tidak terjual semahal dulu tapi tidak mengapa, bagi Febby dia hanya mengisi waktu luang saja. Uang hasil penjualan tanaman pun tidak dia ambil.
"Mah, katakan padaku apa rencana mamah?" tanya Febby saat mereka sedang berdua karena Arin sibuk dengan para pekerja.
"Mamah tidak mengerti apa yang kamu katakan. Rencana apa, mamah ini sudah tua. Memang bisa apa." Oma Wina tidak menyangka kalau putrinya tau kalau dia sedang merencanakan sesuatu.
"Tidak usah berpura-pura, Mah. Apa Mamah lupa kalau aku ini putri Mamah. Tentu saja aku tau ada gelagat yang mencurigakan dari Mamah. Tiba-tiba datang dan ngotot mengajak Nathan pergi. Apa rencana Mamah, cepat beritahu aku!" Febby menatap mamahnya penuh selidik.
"Kau ini apa-apaan. Mamah ingin datang dan bertemu dengan cucu mamah, apa itu salah. Apa mamah salah ingin menghabiskan waktu dengan cucu mamah." Oma Wina kesal karena didesak terus menerus oleh putrinya. Dia sudah tidak punya penduduk sekarang karena Febby di jalur yang berbeda dengan dirinya.
"Mah, aku ini paling tau siapa Mamah sebenarnya. Kalau sampai Mamah melakukan sesuatu yang tidak semestinya, aku tidak akan segan mengirim Mamah kembali ke papah Bayu." Febby membanting kantong pupuk yang ia pegang.
"Dan ingat Mah! Arin adalah satu-satunya calon istri yang pas untuk Nathan. Jangan sampai Mamah menyesal seperti saat tidak merestui hubungan ku dengan Mike." Febby memperingati, lalu pergi dari sana dengan kesal karena mamahnya tidak mau jujur.
"Cihhh ... sampai kapanpun Mamah tidak akan membiarkan gadis itu jadi cucu menantu Mamah. Nathan dan Mike sudah cukup kaya jadi kehilangan kesempatan untuk dapat cucu menantu kaya tidak masalah. Ada wanita yang lebih cocok jadi istri Nathan, yang lebih dewasa pasti bisa mengurus Nathan dengan baik." Oma Wina tetap bersikeras.
Oma Wina melihat Arin dari kejauhan, apa bagusnya gadis itu selain cantik dan pewaris tahta perusahaan keluarganya. Tidak ada yang lain menurut Oma Wina, umurnya juga masih muda. Menurutnya Nathan akan lelah kalau menikah dengan gadis itu karena pemikiran gadis itu yang masih belum bisa pasti. Bilang saja kalau tidak suka, sampai kapanpun kalau tidak suka ya akan terus mencari kesalahan Arin.