Terbangun dari koma, status Alisha telah berubah menjadi istri Rafael. Saat dia masih terbaring tidak sadarkan diri, ayahnya telah menikahkan Alisha dengan Rafael, laki-laki yang menabraknya hingga koma dan mengalami kelumpuhan.
Alisha tidak bisa menerima pernikahan itu, terlebih sikap Rafael sangatlah jauh dari kata suami idaman. Alisha terus memaksa Rafael untuk menceraikannya. Namun, Rafael dengan tegas menolaknya.
Mampukah Alisha bertahan? Atau Rafael menyerah dan menceraikan Alisha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ceraikan Aku ~ Bab 34
Air kolam yang masuk ke tubuh Alisha akhirnya bisa keluar berkat usaha keras yang dilakukan Rafael. Laki-laki itu cukup tanggap dalam memberikan pertolongan pada istrinya yang tenggelam.
"Alisha, kamu nggak apa-apa?" tanya Rafael saat membantu Alisha duduk. Dadanya masih berdebar-debar karena rasa panik dan takut kehilangan sang istri.
Dia mendekap Alisha dalam pelukan, masih bersyukur karena gadis itu bisa tersadar. Sedangkan matanya menatap Perawat Irma yang dianggap lalai dalam tugas.
"Aku tadi ...."
"Udah, nanti aja ceritanya, sekarang kamu harus ganti baju." Rafael menggendong Alisha dan membawanya menuju kamar.
Alisha menatap wajah suaminya yang sangat dekat. Sedangkan Rafael, laki-laki itu justru salah tingkah karena ditatap oleh Alisha.
Setelah sampai di kamar, Rafael membaringkan Alisha ke tempat tidur. Saat akan menarik tangannya yang tertindih kepala Alisha, mata Rafael terfokus pada bibir Alisha. Sayang sekali, ciuman pertama itu tidak memiliki kesan romantis, tapi tetap saja dia akhirnya tahu bahwa bibir Alisha terasa manis. Rasa manis itulah yang membuat Rafael jadi penasaran karena hanya merasakannya sekilas.
"Makasih, Mas." Alisha menatap Rafael dengan tatapannya yang sayu. Seketika itu lamunan Rafael buyar dan kini berubah dengan rasa khawatir.
"Al, kamu sakit?" tanya Rafael sambil memegang dahi istrinya yang terasa hangat. "Cepat ganti pakaian istriku!" teriak Rafael pada perawat Alisha yang masih berdiri ketakutan.
"Baik, Tuan." Perawat Irma mengambil handuk dan juga pakaian Alisha. Setelah itu dia kembali dan siap mengganti pakaian Alisha, tetapi saat melihat Rafael masih ada di sana, dia jadi ragu-ragu.
"Cepat ganti! Kenapa diam? Kamu tidak tahu dia kedinginan?" bentak Rafael yang melampiaskan kekesalannya pada sang perawat.
"Maaf, Tuan. Baik saya akan menggantinya," jawab Perawat Irma dengan tangan gemetar.
"Mas, bisa kamu keluar!" pinta Alisha dengan lirih.
"Oh, iya. Baiklah, aku akan kembali setelah ganti baju!" Rafael berjalan meninggalkan kamar Alisha. Dia juga akan berganti baju karena setelan jas yang dipakainya ikut basah saat menyelamatkan Alisha.
***
***
***
Dokter yang telah dipanggil kini memeriksa keadaan Alisha. Rafael dengan tegang menunggu hasil pemeriksaan dokter.
"Tidak perlu cemas, Nyonya Alisha hanya demam biasa. Dalam dua hari juga akan reda. Jika dalam dua hari demamnya bertambah parah, tolong segera bawa ke rumah sakit!" jelas dokter sembari meresepkan obat untuk Alisha.
Rafael mengangguk. Dia lalu berjalan menghampiri sang istri yang kini tertidur. Sementara Felix mengantar dokter itu keluar.
Perawat Irma masih ketakutan karena sadar dia telah melakukan kesalahan besar yang mengakibatkan Alisha terjatuh di kolam. Dengan tangan bergetar, dia meminta izin untuk membeli obat yang telah diresepkan dokter.
"Kamu tahu kesalahanmu?" tanya Rafael dengan mata yang tetap fokus menatap Alisha yang tertidur.
"I-iya, Tuan. Saya mengerti," jawab perawat itu dengan bibir bergetar. Matanya terpejam karena takut pada Rafael yang terkenal dengan temperamennya.
"Kemasi barang-barangmu begitu Perawat Hana datang. Felix akan mengirimkan pesangonmu!"
Perawat Irma memejamkan mata. Dia sangat butuh pekerjaan ini, tetapi dia lebih takut pada Rafael jika membantah. "Baik, Tuan. Maafkan saya."
Rafael tidak mau menjawab permintaan maaf perawat itu, tetapi Alisha yang terganggu tidurnya bisa mendengar dengan jelas.
"Jangan pecat dia, Mas. Dia tidak bersalah!" pinta Alisha.
"Tidak bisa. Karena dia kamu celaka, bagaimana kalau saat itu aku tidak datang? Kalau dia profesional dia tidak akan meninggalkanmu sendirian di tempat yang berbahaya seperti itu." Rafael menatap Perawat Irma dengan kesal.
"Mas, dia temanku. Jangan semena-semena sama dia hanya karena kamu yang menggajinya!"
Mendengar Alisha yang berbicara dengan nada tinggi untuk membela perawatnya, Rafael justru semakin kesal.
selebihnya mah jelmaan 😈
sadar diri saat sekarat doang
yakin lah pasti dimaafin kok
kan cuma kata maaf doang ya kan.
ogah banget bersimpati sama manusia laknat kayak gitu.
untung alisha tidak memiliki jiwa 😈 dan pendendam seperti saya.