Terpaksa.. demi memenuhi keinginan kakek nya, Devan Kanigara Elajar, menikahi seorang model yang penuh dengan skandal dan kontroversial. Pernikahan itu berlangsung di atas kesepakatan dan azas saling menguntungkan saja, tanpa melibatkan perasaan ataupun keinginan lebih.
Dalam perjalanan nya, kehidupan pernikahan mereka di warnai berbagai permasalahan hidup yang tidak mudah, sehingga membawa keduanya pada kedekatan serta rasa yang saling bergantung satu sama lain.. Mereka berdua ternyata memiliki
banyak kecocokan. Baik dalam segi sifat maupun karakter yang sama-sama keras di luar namun embut di dalam.
Bagaimanakah Devan dan Sherin melalui setiap masalah dengan kebersamaan dan kekompakan, Yuuk kita simak saja kisah selengkapnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Kau Datang Dev
***
Beberapa saat kemudian...
"Tidak ada jalan lain lagi bagimu sayang..Kau
harus kembali padaku dan menerima tawaran
untuk menjadi istri ku Sherin.!"
Sherin tersentak, dengan cepat dia mengangkat
wajahnya. Matanya kini membulat sempurna..
dia benar-benar syok melihat sosok yang ada di
hadapannya kini. Mata mereka saling menatap,
sosok itu dengan sorot mata penuh kerinduan,
sedang Sherin dengan keterkejutan luar biasa.
"Kak..Elang.. kapan kau bebas..?"
Sherin berucap sedikit gemetar. Dia kini berdiri
di ikuti oleh sosok itu yang menyeringai tipis
sambil kemudian maju, dan tanpa aba-aba dia
menarik tubuh Sherin ke dalam pelukannya.
"Aku bisa keluar kapan pun aku mau. Mereka
tahu, aku tidak sengaja melakukan semua itu.
Kau tahu, aku sangat merindukanmu Sherin.!"
Desis pria itu sambil mempererat pelukannya
saat Sherin mencoba melepaskan diri.
"Kak Elang.. lepaskan aku.! Tetap saja, kau
sudah melakukan kekerasan itu. Dan aku
tidak bisa mentolerir semua perbuatan itu.!"
Akhirnya Sherin berhasil keluar dari dekapan
pria itu, kemudian mendorongnya kuat hingga
pria itu mundur beberapa langkah. Keduanya
kembali saling menatap kuat. Sherin meraih
tas miliknya dan menyampirkan nya di pundak.
"Aku akan menjelaskan semuanya padamu.!
Kau tidak bisa terus-terusan menjudge ku.!"
"Apa yang kau lakukan sampai bisa bebas
begini.? Bukankah seharusnya kau mendekam
dalam penjara selama 1 setengah tahun. Ini,
belum juga di sidang, tapi kau sudah keluar.?"
Sherin bertanya sambil berdiri tegak dengan
tatapan yang tampak semakin tajam menusuk.
Dia jadi lupa pada semua kegalauannya tadi
gara-gara pria ini.
"Kau lupa siapa ayah ku.? bukankah dia bisa melakukan apapun untuk ku.?"
"Kak Elang.. aku serius.! Jangan membawa-
bawa nama paman Liem di sini.!"
"Oke, oke..! keluarga gadis itu sudah mencabut
laporan mereka. Tapi, mereka meminta ku untuk
menikahi gadis itu.! Itu yang terjadi sebenarnya.!"
Wajah Sherin tampak terkejut, ada raut tidak
percaya pada ucapan pria tinggi putih itu.
"Ohh ya.? bagus lah kalau begitu.! Jadi kapan
rencana nya kau menikahi gadis itu.?"
"Aku akan menunggu sampai gadis itu hamil.
Barulah akan aku nikahi.! Bukankah calon istri
ku hanyalah kamu seorang Miss model.?"
"Ya Allah.. Kak Elaang.. kamu ini tidak pernah
berubah ya, tetap saja menyebalkan.!"
Sherin tidak bisa lagi menahan rasa kesalnya.
Dia memutar tubuhnya, kemudian tanpa kata
lagi cepat-cepat berjalan meninggalkan sosok
itu yang terkejut sesaat, tapi segera menyusul.
Dia tidak akan melepaskan gadis ini begitu saja.
"Tunggu dulu dong Miss model, apa kamu tidak
tahu bagaimana tersiksa nya aku karena tidak
bisa bertemu dengan mu.!"
"Dasar pembual, hentikan ocehan mu itu.!"
"Aku tidak membual, aku bisa gila kalau terlalu
lama berada di dalam penjara.. Sherin.."
Pria itu kini berusaha menggapai tangan Sherin,
namun pada saat dia ingin menyentuhnya, gadis
itu melakukan gerakan cepat menyerang pria itu.
Tapi dengan gesit dan lincah, pria itu bergerak menghindari serangan Sherin, kemudian tubuh
nya melayang ringan di udara melewati Sherin
dan menapak santai menghadang langkahnya
di depan. Sherin mundur, wajahnya kini tampak semakin kesal.
"Kakak tahu kan, sudah merusak masa depan
seorang gadis di bawah umur.! dan itu adalah
sebuah hal yang sangat jahat bagiku.!"
"Aku tidak sengaja melakukannya Sherin.!"
"Aku tidak percaya padamu, dasar penjahat.!"
Geram Sherin sambil melompat menapaki pohon
yang ada di sisi kanan kirinya. Lalu kembali lagi
menyerang pria itu dengan gerakan yang lebih
cepat dan berbahaya. Namun pria itu tampak
tidak kalah cepatnya menghindar, dan akhirnya keduanya terlibat pertarungan seru dan sengit
yang cukup seimbang bahkan satu gerakan di
area taman yang remang-remang tersebut.
"Hei..sudah hentikan Sherin. Kita baru saja
bertemu.! Harusnya saling melepas kangen.!"
"Kangen gundul mu.! Aku malah tidak berharap
bertemu lagi denganmu.! Dasar pemerkosa.!"
"Kau akan jadi murid durhaka kalau sekali saja
berani melukaiku.! Aku akan mengutuk mu
menjadi batu nanti, atau jadi patung.!"
Teriak pria itu masih dalam upayanya melayani serangan Sherin. Tubuhnya tampak meliuk dan melakukan salto beberapa kali ke belakang
untuk menghindar dari serangan Sherin yang
semakin cepat dan berisi tenaga penuh.
"Hehh, memang nya aku Malin Kundang.! Kau
guru yang tidak tahu diri.! Kenapa kamu harus
melakukan semua itu hahh.?!"
"Sherin sayang.. itu karena aku khilaf.! Mantan
kekasih mu itu yang sudah menjebak ku.!!"
Deg !
Sherin menghentikan gerakan nya. Dia menatap
tajam wajah pria dengan potongan oriental dan
memiliki garis wajah yang sangat tegas serta
rupa yang sangat tampan itu. Ya..pria ini adalah
orang yang paling dekat dengannya selama ini.
Karena dia adalah sahabat nya, sekaligus guru
nya, yang mengajarinya ilmu bela diri serta
orang yang kerap ada kalau dia butuh bantuan.
Namun...
Peristiwa naas malam itu telah menghancurkan kepercayaan dirinya pada pria ini. Malam itu, dia memergoki gurunya ini melakukan kekerasan
seksual pada seorang gadis SMA di sebuah klub malam pada saat pesta ulang tahun Brian. Dan sepertinya gurunya itu memang berada di bawah pengaruh obat perangsang waktu itu.
"Apa yang kau katakan.? Jangan mengarang
cerita di depanku.! Aku tidak akan percaya.!"
Geram Sherin sambil menatap tajam wajah
pria yang di panggil nya Elang itu.
"Itu fakta yang sebenarnya.! Brian yang sudah memberikan minuman itu langsung padaku.!
Dan yang ada dalam halusinasi ku waktu itu
adalah dirimu, makanya aku tidak sanggup
menahan diri malam itu.!"
"Kak Elaang... keterlaluan kamu..!!"
Sherin memekik kesal sambil kemudian dia
berbalik dan melangkah pergi. Hatinya saat ini semakin di jejali oleh berbagai kekecewaan.
Jadi, Brian sengaja melakukan semua itu agar
dia jauh dari Elang. Ya..selama ini Brian memang
sangat cemburu pada Elang yang sudah sejak
lama memiliki perasaan khusus padanya.
"Sherin.. tunggu.. aku masih rinduuu..."
"Bodo amaat dengan mu.! Aku harus pulang.!"
Teriak Sherin sambil kemudian berlari cepat
menghindari kejaran Elang..
***
Manusia tidak ada daya dan upaya selain kuasa
Tuhan yang berhak menggerakkan segala hal
yang di kehendaki Nya..Begitupun bagi seorang
Sherin. Dia hanya bisa menyerahkan semua
yang terjadi dalam hidupnya kini pada Tuhan..
Sherin mencurahkan segala keluh kesahnya
pada Dzat yang Maha membolak-balik hati
manusia. Malam ini dia menjalankan ibadah
sholat malam agar hatinya lebih tenang dan
damai. Setelah itu barulah dia memejamkan
matanya sedikit nyaman setelah sholat subuh.
Sampai tadi malam ini, Sherin tidak juga saling memberi kabar dengan Devan. Sherin tidak tahu
kapan Devan punya waktu luang, jadi dia tidak
berani menghubungi nya. Walau hatinya terasa
bergejolak, namun dia masih ingat batasannya.
Dia tidak memiliki hak atas kehidupan pribadi suaminya itu.
Pagi hari yang cukup tenang...
Hari ini Sherin tidak memiliki jadwal apapun.
Dia akan beristirahat di apartemen nya sembari
menunggu malam tiba. Dia memutuskan akan
datang ke acara pertunangan Stella dan Brian.
Seperti apapun hubungan nya sekarang dengan
keluarga nya, tapi dia masih mengingat ibu yang melahirkan nya. Namun tentunya dia harus tetap menyiapkan mental nya sekuat mungkin.
Pagi ini Sherin melakukan olahraga di ruang
belakang untuk menjaga kebugaran nya. Tami
datang membawakan jus jeruk dan air putih.
Saat lagi asik-asiknya melakukan pelemasan, ponselnya tiba-tiba berdering dengan nyaring.
Sang asisten lah yang kini menghubungi dirinya.
"Ada apa Vint, pagi-pagi begini ganggu aja. Aku
lagi pelemasan nih.. Kamu kan tahu kalau hari
ini aku ingin istirahat, tidak ingin di ganggu.!"
"Sherin.. barusan Pak Yos menghubungi aku.
Kamu dapat tawaran bermain di film terbaru
dia. Dia sangat tertarik dengan bakat mu.!"
Sherin terdiam, Pak Yos.? Sutradara film laga
yang selalu sukses dengan film-film action nya
tertarik dengan bakat nya, bakat apa.? Hahh..
sungguh.. lelucon yang tidak lucu.!
"Aku tidak punya pengalaman apapun di bidang
film. Lagipula aku kan masih harus menjalani kompetisi di universal Vint.!"
"Yee... itu kan bisa di atur. Dia tahu kok jadwal
kamu di kompetisi Universal. Dan kamu tidak
perlu pengalaman, aku yakin kamu bisa kok.!"
"Vint.. main film itu butuh waktu dan kesabaran.
Ini bukanlah hal sepele. Aku tidak bisa fokus
pada satu pekerjaan saja, kamu tahu itu kan."
"Pak Yos akan mencoba menempatkan dirimu
di peran pendamping Sher.! Jadi kamu bisa
mengatur waktu sebaik mungkin.!"
Sherin terdiam, main film.? Hahh, tidak pernah
terpikir sebelumnya. Selain itu dia juga harus
membicarakan hal ini dulu dengan Devan. Dia
akan mendengarkan apa yang menurut Devan
baik untuk dirinya.
"Baiklah..berikan aku waktu memikirkan hal ini
dengan tenang. Ini butuh perhitungan tepat."
"Okay, aku akan mengirimkan balasan mu
pada beliau karena dia sudah menunggu."
Sherin menutup teleponnya sambil kembali
melakukan pelemasan. Matanya mengerjap
cantik ketika ingatan tentang Devan melintas
dalam pikirannya. Bahkan aroma wangi tubuh
nya yang membuai seakan hadir melingkupi
dirinya, mengganggu konsentrasinya.
Huhh..dia sudah kehilangan mood sekarang.
Akhirnya Sherin mengakhiri kegiatan olahraga
nya. Dia keluar dari ruang itu, dirinya saat ini
harus mendinginkan tubuh serta otaknya.
Waktu semakin merayap sore...
"Nyonya..Mas Simon mengirimkan paket ini.
Katanya ini dari Tuan Muda.. yang harus anda
pakai malam ini."
Tami muncul ke dalam kamar saat Sherin baru
selesai membersihkan dirinya. Dia menatap
sebuah gaun pesta cantik warna navy gold.
"Baiklah..kalian sudah boleh pulang sekarang."
"Saya akan menemani Nyonya sampai anda
berangkat ke pesta."
Sherin menatap sekilas kearah Tami yang
terlihat serius dengan ucapannya.
"Baiklah.. kalau begitu keluarlah. "
"Baik Nyonya, permisi."
Tami membungkuk sedikit, setelah itu dia
berlalu keluar dari kamar. Sherin meraih gaun
yang tadi di katakan kiriman Devan itu.
"Bagaimana kamu selalu tahu apa yang akan
aku lakukan sekarang, padahal dirimu jauh
di seberang sana Devaann..."
Gumam Sherin sambil mengeluarkan gaun itu
dari hanger nya.. Matanya kini membelalak.
"Produk RAM.. kak Manda yang membuatkan
ini untukku.? Ternyata dia membuktikan apa
yang di janjikan nya waktu itu."
Pekik Sherin dengan mata berbinar indah. Dia
mengamati detail gaun itu dengan seksama.
"Sangat indah dan memukau..hasil rancangan
Kak Manda memang selalu menakjubkan."
Sherin tiada henti berdecak kagum melihat
keindahan gaun itu. Matanya kini beralih pada
paper bag di atas tempat tidur, lalu meraihnya.
Dia membuka sebuah kotak beludru warna
merah pekat. Dan lagi-lagi matanya melebar
saat melihat satu set berlian mewah eksklusif
yang dia yakini ini adalah produk Az Zahwa..
"Devaann... kenapa kamu harus melakukan
semua ini.? Tidakkah ini sedikit berlebihan."
Sherin menjatuhkan dirinya di atas tempat tidur. Hatinya semakin gelisah saat mengingat pria itu.
Dari tadi perasaan nya juga tidak enak. Dia tahu,
dia akan masuk ke kandang singa, karena acara
ini di adakan di kediaman pribadi Brian, bukan
di rumah orang tua mereka ataupun di hotel.
Kenapa harus di rumah laki-laki itu.?
Akhirnya Sherin kini bersiap diri. Dia tidak ingin
tampil buruk di depan semua orang, yang akan
menambah buruk atas image nya yang sedang
di pertaruhkan saat ini. Dia memoles wajahnya
dengan riasan flawless di sesuaikan dengan
gaun yang akan di kenakkan nya.
Setelah semuanya selesai, sekitar pukul 7 dia
turun ke lantai bawah. Di sana 3 pelayan nya
ternyata masih setia menemaninya.
"Selamat malam Nyonya."
Mereka menyambut kompak dengan wajah
yang terlihat begitu terpesona.
"Selamat malam.. kalian sudah boleh pergi
sekarang. Terimakasih sudah menemani ku
seharian penuh."
"Sama-sama Nyonya, kalau begitu kami permisi."
Sahut Tami sambil kemudian membungkuk,
setelah itu mereka semua keluar dari ruangan.
Sherin langsung menuju basement. Di sana
sudah ada Simon yang akan mengantar nya ke
tempat pesta. Hati Sherin semakin terasa tidak nyaman. Tapi dia berusaha untuk tetap tenang.
Rumah besar dan mewah di atas perbukitan
tempat berlangsungnya acara pertunangan bos
Starlight Management itu, sudah tampak ramai
oleh kedatangan para tamu undangan yang di
sedikit di batasi. Ada banyak peraturan yang
di terapkan di sini. Tamu tidak boleh membawa
senjata atau pengawal pribadi, karena keamanan sudah di jamin oleh pihak tuan rumah. Dan itu
terlihat dengan bertebaran nya para penjaga di
seluruh sudut tempat, seolah ini adalah pesta
petinggi negara saja, terlihat sangat ketat.
"Silahkan Nyonya.. anda sudah sampai."
Simon membukakan pintu mobil begitu mereka
tiba di pintu utama masuk bungalau megah itu.
Dengan hati-hati Sherin keluar dari dalam mobil.
Kemudian berdiri tenang, menatap lurus ke arah
pintu. Di sana puluhan penjaga tampak bersiaga.
Para tamu lain yang baru saja datang, terlihat
memusatkan perhatian mereka pada Sherin
dengan tatapan penuh keterpesonaan.
Bagaimana tidak, malam ini Sherin tampil
begitu memukau dalam balutan gaun malam
dengan model V-line tanpa lengan sehingga
keindahan leher, dada dan bahu nya terlihat
nyata di depan mata. Di lengkapi polesan wajah
yang terlihat sangat pas, di padu tatanan rambut
yang di gulung manis dengan tusukan konde
kecil unik serta di percantik lingkaran kalung
berlian mewah di leher nya, benar-benar woow..
Beberapa panitia penerima tamu kini mendekat
untuk menyambut kehadirannya, bersamaan
dengan kedatangan sebuah mobil mewah dari
arah belakang. Sherin mulai menampakkan kaki menaiki tangga masuk teras utama yang tampak
seperti loby sebuah gedung itu tepat dengan
keluarnya Sang penumpang mobil mewah itu.
Para penjaga dan semua tamu yang sudah ada
di teras tampak terdiam mematung dengan mata
terkesima maksimal. Tatapan mereka kini jatuh
pada sosok yang tengah berdiri tegak dan gagah, tampak begitu mempesona dan menyilaukan.
Sosok itu terlihat merapihkan setelan mewahnya
yang membungkus ketat tubuh tinggi tegap nya.
Sherin sedikit penasaran melihat reaksi para
tamu yang terkesima itu, tapi dia lebih memilih melanjutkan langkahnya menuju meja tamu.
Para panitia kini terlihat gugup tak jelas begitu
mendapati kedatangan dua tamu itu secara bersamaan.
"Silahkan Nona Sherin.. anda datang sendiri.?"
Sambut panitia acara sambil membimbing
Sherin yang baru saja membubuhkan tanda
tangan.
"Iya.. saya datang.."
"Dia datang bersamaku..!!"
Ada suara tegas dan yakin di samping Sherin
yang langsung mengguncang jantungnya dan membuat semua orang ternganga. Sherin kini
melirik cepat, mata mereka bertemu. Gadis itu
tampak terkejut bukan main, wajahnya pucat
pasi seketika. Mata mereka saling menatap
kuat dengan gejolak perasaan yang sama-
sama bergelombang hebat.
"Dev.. kau.. bagaimana kau ada di sini.?"
Suara Sherin seolah tercekat di tenggorokan.
Sementara orang-orang masih terpaku dan
mematung di tempat, masih mencoba untuk
mempercayai apa yang mereka lihat saat ini.
"Apa kau pikir aku akan membiarkan mu
datang dan bertemu mantan mu sendirian.?"
"Tapi Dev..kau tidak bisa datang bersamaku.
Itu.. itu akan membuat namamu.."
"Apa yang akan terjadi memang nya.?"
Dev mendekatkan wajahnya membuat Sherin
mundur dengan raut wajah tegang. Dan semua
orang semakin di buat tak percaya.
"Na-nama baik mu akan tercemar Dev..."
"Jangan terlalu banyak berpikir Nyonya El..!"
Debat Devan sambil kemudian menggenggam
erat tangan Sherin di bawa melangkah masuk.
Dan semua orang baru sadar bahwa semua ini
bukanlah mimpi. Sosok gagah paripurna itu
benar-benar Presiden Elajar..Dia bersedia hadir
memenuhi undangan pertunangan ini. Tapi..
bagaimana bisa dia datang bersama dengan
model kontroversial itu.? Apa dia tidak salah
memilih teman pesta.?
Suasana di dalam ruangan utama bungalau
megah itu tampak sudah sangat meriah. Para
tamu yang kesemuanya dari kalangan atas
bertebaran dimana-mana. Mereka berbincang
dan bercengkrama dengan sesamanya sambil
menikmati minuman yang di sediakan oleh
para pelayan yang berseliweran ke seluruh
ruangan. Gema musik klasik mengiringi dan
menambah kemeriahan suasana.
Suasana tiba-tiba berubah hening seketika saat
di pintu masuk ruangan muncul pasangan yang
membuat semua mata membulat sempurna.
Hanya gema musik indah yang kini mengalun.
Mata semua orang beralih pada kedatangan
Devan dan Sherin.. Mereka berdua berdiri tegak
dan tenang di ujung karpet merah. Keduanya
memancarkan aura kehadiran yang sama-sama
kuat dan menyilaukan. Dan ternyata.. mereka
mengenakkan busana bernuansa sama..sangat
cocok dan serasi, terlihat begitu mempesona.
Devan semakin mempererat genggaman tangan
nya, mereka kini melangkah yakin dan tenang
menyusuri karpet merah menuju panggung
utama dimana sepasang tokoh utama dalam
acara ini tengah menatap keduanya dengan
tatapan tidak mampu mempercayai semua ini..
Ini mustahil.!! Ini halusinasi menyesatkan.!!
***
Bersambung...
d tunggu karya selanjutnya author kesayanganku😍😍😍
ceritamu luat biasa semuaaaaa 🥹🥹🥹👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻