Dia dulu merupakan putri kebanggaan keluarga nya, dia gadang akan menjadi penerus perusahaan sang Papa nya, tapi siapa sangka setelah Mama nya meninggal Papa nya memilih untuk menikah lagi.
Lira kemudian di paksa menikah dengan laki-laki dari keluarga Mulyono, meskipun sudah menjalani pernikahan 1 tahun lebih Nyata nya mereka tidak saling bersentuhan.
Sebab laki-laki itu tidak mencintai nya, Laki-laki itu mencintai saudara tirinya.
Dimulai sejak kapan? sejak perempuan itu masuk ke keluarga nya dan menjadi saudara tiri nya.
Dia fikir Laki-laki itu sengaja menikah dengan nya demi untuk mendapatkan harta warisan keluarga nya, setelah mendapat kan nya, laki-laki itu dan adik tirinya menyiksa dirinya, membuang diri nya bahkan berencana membunuh nya.
Setelah gagal dengan misi melenyapkan dirinya,Ibu tiri dan saudara tirinya malah membuat sebuah jebakan mengerikan untuk dirinya.
Dia jelas berputus asa, siap mati dan lenyap dari muka bumi ini, tapi siapa sangka sesuatu membuat dia kembali bangkit untuk mendapatkan apapun yang seharusnya memang menjadi miliknya.
Dan rahasia pernikahan dimasa lalu nya sedikit demi sedikit terbuka dengan sendirinya tanpa terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hye seung "eva", isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melewati Satu tahapan penting
Seketika air mata Isabella tumpah, dia menyerahkan tangannya ke arah Jefrey, membiarkan laki-laki itu menerima tangan nya secara perlahan.
"Kamu tahu baby? aku bukan type perayu handal, tapi ketika melihat orang yang aku cintai menangis, itu bisa meruntuhkan seluruh dinding keras di hati ku"
Ucap Jefrey sambil menatap dalam bola mata Isabella.
"Mulai hari ini tersenyum lah, kau tidak akan pernah menangis selama ada aku yang terus berdiri menjadi garda paling terdepan kamu"
Ucap laki-laki itu sambil menghapus air mata Isabella, kemudian laki-laki itu membawa Isabella entah kemana.
"Harvey pasti akan menyalahkan Papa nya ketika dia melihat Mama nya menangis
Mendengar ucapan Jefrey, Isabella seketika ingat dengan bocah Tampan tersebut.
"Apakah dia putra ku?"
Isabella bertanya sambil menghentikan langkah kakinya, menatap bola mata Jefrey dengan pandangan berkaca-kaca.
Dia menunggu jawaban dari Mr. J nya dengan perasaan berdebar-debar.
"Kamu bisa menebaknya"
Laki-laki itu menaikkan ujung bibirnya, wajah kaku itu memang sulit tersenyum, sekalinya mencoba untuk Tersenyum terlihat begitu tampan.
"Harvey tumbuh dengan sangat baik, dia selalu bertanya Kapan Mama pulang? aku bilang kamu sedang pergi menyelesaikan banyak pekerjaan"
Jefrey bicara sambil membawa Isabella menuju ke arah sebuah pintu elevator, bukankah sangat hebat ketika sebuah mansion dilengkapi elevator nya sendiri.
"Kau tahu Bella, apa jawaban Harvey? ketika Mama pulang, biarkan aku yang menggantikan tugas Mama"
Mendengar ucapan Jefrey lagi-lagi bola mata Isabella berkaca-kaca.
"Aku merasa menjadi ibu yang begitu payah"
Perempuan itu bicara sambil berusaha menahan tangisannya.
Melihat Isabella mencoba menggenggam erat tangan nya, berusaha untuk menahan perasaan nya, Jefrey tiba-tiba menghentikan langkah kakinya dan Sepersekian detik kemudian tiba-tiba laki-laki itu memeluk perlahan tubuh Isabella.
Awalnya Isabella cukup terkejut tapi sebuah tepukan lembut dipunggung nya dan bisikan lembut menyeruak masuk di Balik telinga nya.
"Menangis lah sepuas hati kamu hari ini, setelah itu buanglah semua tangisan ini dan mari berbahagia dengan banyak hal, bukan kah aku sudah bilang? aku akan berdiri di garda terdepan untuk terus melindungi kamu"
seketika tangis Isabella pecah di dada hangat yang aroma nya begitu dia rindukan.
Sosok ini pernah hadir didalam sejuta impian nya bersama kenangan manis yang mencintai dalam tiap.
Sebagai bukti cinta Isabella di masa lalu, dia titipkan bagian dari nyawa nya untuk dibawa oleh laki-laki tersebut.
Dia fikir semua akan baik-baik saja, menuruti keinginan Papa nya dan patuh pada permintaan laki-laki itu.
Rupa nya semua berubah setelah kematian sang Mama, apalagi setelah dua manusia iblis masuk mengisi kehidupan keluarga Santoso.
Semua mimpi nya sejak awal telah pupus, menghilang ditelan angin.
Bisa di bayangkan bagaimana perasaan nya kala itu, berharap ada malaikat penolong yang mau memberikan dia sedikit saja pertolongan untuk dirinya keluar dari belenggu kegelapan.
Isabella terus menangis di dalam pelukan Jefrey Van Efron, membiarkan dirinya menumpahkan jutaan kesedihan nya di dada kokoh yang merupakan milik Mr. J nya.
Ditengah tangisan yang terus pecah, Jefrey terus menepuk-nepuk punggung Isabella, membiarkan gadis ringkih itu menghabiskan kesedihan nya didalam pangkuan nya.
Lalu setelah Isabella puas dalam melampiaskan kesedihan nya dia melepaskan pelukannya dengan begitu lega, lantas dia menatap Jefrey sambil berkata.
"Bisakah kita menemui Harvey sekarang juga?"
Sebaris pertanyaan meluncur dari Balik bibir Tersebut.
Jefrey tidak menjawab, mereka masih berdiri di depan pintu elevator.
Hingga akhirnya pintu tersebut terbuka dan seorang laki-laki berdiri tepat di hadapan mereka.
Sejenak Isabella membulatkan bola matanya saat dia sadar siapa yang ada di dalam elevator tersebut.
"Apa kamu sudah siap, kak?"
Laki-laki dihadapan mereka bertanya sambil menaikkan sebuah berkas yang ada di tangan nya.
Gadis itu langsung menoleh ke arah Jefrey dengan seribu tanda tanya nya.
"Kak?"
Tanya Isabella cepat.
Alih-alih Menjawab Jefrey Van Efron Lebih suka berkata...
"Kita akan melewati satu tahapan penting lagi, setelah itu kita baru akan menemui Harvey di kamar nya"
Mendengar ucapan Jefrey sejenak Isabella mengerutkan keningnya.
Kemana?.
Dia jelas berfikir kemana lagi Jefrey akan membawa dirinya.