Judul: KEBANGKITAN PENDEKAR ABADI
Deskripsi:
Ling Chen, seorang pemuda tangguh yang penuh dengan pengalaman pertempuran, terjebak dalam perjalanan menuju takdir yang lebih besar. Setelah terluka parah oleh makhluk tingkat Emperor Bintang 9 di Hutan Terlarang, ia menemukan dirinya berada di ambang kematian. Namun, sebuah kekuatan misterius, Sistem Dewa Alam, terhubung dengannya, membuka jalan baru yang penuh dengan peluang dan tantangan.
Dengan bimbingan sistem dan hadiah luar biasa yang diterimanya, Ling Chen bertekad untuk menguasai kekuatan baru, memperbaiki kesalahan masa lalunya, dan menaklukkan dunia yang dipenuhi makhluk-makhluk legendaris. Dalam perjalanan ini, ia tidak hanya harus melawan kekuatan besar dari luar, tetapi juga menghadapi ambisi dan kesombongannya sendiri yang perlahan ia ubah menjadi kebijaksanaan.
Akankah Ling Chen berhasil mencapai puncak kekuasaan dan membalas dendam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Axellio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1 LING CHEN
Prolog: Pengkhianatan Kaisar Surga
Di tengah medan perang yang mengerikan, darah berceceran di mana-mana. Tubuh-tubuh yang tak bernyawa berbaring, sebagian sudah hancur tak berbentuk. Langit yang gelap, penuh dengan asap perang, hanya disinari oleh cahaya kuning keemasan dari sosok Ling Chen yang berdiri tegak di atas tumpukan mayat, wajahnya dingin dan tanpa ekspresi.
“Ling Chen…!” teriak seorang komandan dari barisan musuh yang tersisa, suaranya penuh dengan kebingungan dan ketakutan. “Bagaimana bisa… hampir seluruh pasukan kami hancur dalam satu malam?”
Ling Chen tidak menjawab. Dia hanya mengayunkan pedangnya sekali lagi, menebas habis sisa-sisa tentara yang mencoba melarikan diri. Setiap ayunan pedangnya disertai dengan suara jeritan yang mengerikan, menghapuskan hampir setengah kekaisaran Surga dalam waktu singkat.
Namun, saat itulah, di antara kekacauan, sebuah suara dingin terdengar, menggema di udara.
“Cukup, Ling Chen.”
Tiba-tiba, dari balik awan gelap, muncul sosok yang sangat dikenal oleh Ling Chen, Kaisar Surga, yang kini berdiri di hadapannya. Pakaian Kaisar Surga berkilau emas, wajahnya yang penuh kebijaksanaan sekarang tampak dingin dan penuh kebohongan.
“Apakah kamu datang untuk mengakhiri ini, Kaisar?” tanya Ling Chen, suaranya tajam dan dingin. Mata mereka saling bertatapan, seperti dua kekuatan yang saling menantang.
“Tidak, aku datang untuk mengakhiri kamu, Ling Chen,” jawab Kaisar Surga dengan nada yang penuh keyakinan. "Kamu telah menjadi ancaman bagi kerajaan Surga. Tidak ada yang bisa melawan takdir."
“Takdir?” Ling Chen tertawa sinis, pedangnya terangkat sedikit. “Kau mengkhianati ku, Kaisar. Aku yang telah memperjuangkan semuanya untukmu, tapi ternyata aku hanya diperalat."
Kaisar Surga menatapnya dengan tajam, kemudian dia mengangkat kedua tangannya, menciptakan sebuah lingkaran energi yang luar biasa. “Coba lihat, Ling Chen. Takdir bukan sesuatu yang bisa kau lawan lagi. Aku sudah menciptakan kekuatan yang jauh lebih besar dari dirimu.”
Ling Chen merasakan udara di sekitarnya berubah menjadi padat, atmosfer terasa menekan. Ada sesuatu yang berbeda, kekuatan itu terasa sangat kuat, seperti seluruh dunia menekan dirinya. Tapi dia tidak gentar.
“Aku takkan menyerah,” kata Ling Chen, matanya penuh kemarahan. “Aku akan menghancurkan mu, meski harus menghancurkan seluruh langit sekalipun.”
Tanpa memberi ampun, Kaisar Surga melancarkan serangan dengan kekuatan yang tidak pernah dibayangkan Ling Chen sebelumnya. Sebuah ledakan energi yang sangat besar muncul, menghancurkan tanah di sekitar mereka. Ling Chen mencoba menghindar, tetapi serangan itu begitu cepat dan kuat, seakan-akan tak ada ruang bagi dirinya untuk bertahan.
“Aaaaghhh!” teriak Ling Chen saat tubuhnya terlempar ke udara, darah menyembur dari tubuhnya. “Kau…!!”
Kaisar Surga berdiri dengan tenang, ekspresinya tak berubah. “Kau terlalu lemah, Ling Chen. Kekuatanku adalah kekuatan absolut. Tidak ada yang bisa mengalahkan ku.”
Ling Chen merasakan kekuatan itu menindih tubuhnya, setiap serat tubuhnya terasa terkoyak oleh energi yang tak dapat dia hindari. Namun, di mata Ling Chen, ada kilatan kebencian yang membara.
“Jika… jika ini takdirmu, Kaisar… maka aku akan membawamu bersama-sama dalam kehancuran ini!” teriak Ling Chen dengan sisa-sisa kekuatan yang tersisa, mencoba bangkit.
Tetapi sudah terlambat. Sebelum dia bisa melanjutkan serangannya, sosok misterius yang lebih besar muncul di belakang Kaisar Surga, mengerahkan kekuatan yang lebih dahsyat lagi, sebuah kekuatan absolut yang jauh melampaui segala hal yang pernah Ling Chen hadapi.
Dan sebelum kesadarannya hilang, kata-kata terakhir Ling Chen terucap dengan kejam: “Aku tidak akan dilupakan… bahkan setelah aku mati.”
Kemudian, kegelapan menyelubungi dunia.
________________________________________________
Sudah ratusan juta tahun sejak kekalahan tragis yang membuatnya jatuh ke dalam kehancuran. Ling Chen, yang dahulu dikenal sebagai Pendekar Abadi, kini terlahir kembali di dunia yang penuh dengan kehancuran dan kekacauan. Dunia yang jauh lebih kecil, lebih rendah dari yang pernah ia kenal.
Di sebuah desa kumuh yang terletak di sudut dunia yang penuh kegelapan ini, seorang anak yatim piatu terbangun di dalam sebuah gubuk reyot. Matanya yang dingin dan tajam memandang dunia baru yang penuh kebusukan. Nama yang diberikan padanya adalah Ling Chen, tetap sama seperti sebelumnya. Meskipun terlahir dalam tubuh yang lemah dan tak berdaya, kekuatan serta ingatannya yang tak lekang oleh waktu kini bangkit kembali, membawa serta bayang-bayang kemarahan yang tak pernah padam.
"Di dunia yang terkutuk ini... aku akan membuatnya bergetar," bisiknya pelan, matanya penuh dengan tekad sambil menatap langit
" Duarrrrrrrrrrrr" Tiba-tiba petir menyambar di sekeliling desa itu, Ling Chen yang melihat itu pun tersenyum
Langit sore di desa terpencil itu berubah menjadi gelap. Awan-awan mendung berkumpul, menandakan hujan deras akan turun kapan saja.
Ling Chen, seorang anak kecil berusia sekitar sembilan tahun, duduk di sudut gubuk reyot yang menjadi tempat tinggal sementaranya, Wajahnya lesu, tubuhnya kurus, seolah kehidupan telah merampas semua kebahagiaannya.
Namun, di balik kesunyiannya, ada sesuatu yang tersembunyi. Sesuatu yang gelap dan mendalam.
Dari luar, suara langkah kaki berat terdengar semakin mendekat. Tawa kasar dan suara rantai yang bergemerincing bercampur dengan hembusan angin. Para penduduk desa mengintip dari balik pintu rumah mereka, wajah mereka dipenuhi ketakutan.
"Bandit penjual budak..." bisik seseorang dengan suara gemetar. "Mereka kembali."
Seorang pria besar dengan tubuh kekar melangkah masuk ke tengah desa. Di belakangnya, beberapa pria lain membawa cambuk, rantai, dan pedang, wajah mereka penuh dengan senyum kejam.
Hari itu, seperti biasa, para bandit penjual budak datang untuk menangkap anak-anak dan orang-orang yang tak berdaya.
Di luar gubuk, dua bandit berdiri, satu membawa rantai besar, yang lainnya memegang cambuk. Mereka tertawa, menatap Ling Chen yang sedang terbaring lesu.
"Heh, lihat yang satu ini. Kecil dan lemah. Pasti mudah dijual," kata salah satu bandit dengan senyum kejam. "Bangun, nak, waktunya pergi."
Mereka mengira Ling Chen hanya anak kecil yang tak berarti, yang akan mudah dijual sebagai budak. Namun, mereka tidak tahu bahwa yang mereka hadapi adalah makhluk yang telah menaklukkan langit dan bumi.
Ling Chen bangkit perlahan. Wajahnya kosong, tanpa ekspresi. Namun, di dalam hatinya, amarah membara seperti api yang hampir meledak.
"Apa yang ingin kalian lakukan?" suara Ling Chen terdengar dingin dan tajam, tidak seperti anak kecil pada umumnya.
Bandit yang memegang rantai tertawa. "Kami akan membawa kamu ke pasar budak. Tidak ada yang akan menyelamatkanmu dari sini." Dia melangkah maju dan mencoba menangkap pergelangan tangan Ling Chen.
Dengan gerakan yang tak terlihat, Ling Chen menghindar dengan cepat, tubuhnya bergerak seperti bayangan. Dalam sekejap, dia telah berada di belakang bandit itu, dan tanpa ampun, sebuah pukulan keras mendarat di punggung bandit tersebut.
"Agh!" Bandit itu terhuyung mundur, tubuhnya terguling ke tanah.
Bandit kedua, yang memegang cambuk, terkejut. "Apa?! Bagaimana bisa anak kecil ini begitu cepat?!"
Ling Chen hanya tersenyum tipis, matanya penuh dengan kebencian yang mendalam. “Kalian tidak tahu siapa yang kalian hadapi."
Sebelum bandit itu bisa bereaksi, Ling Chen sudah melompat ke arah cambuk tersebut, meraih ujungnya dan memutar cambuk itu dengan tangan kosong, merobeknya menjadi dua. Dalam sekejap, cambuk itu hancur, dan bandit tersebut terperangah.
“Apa yang kamu lakukan?! Itu barang berharga!” bandit itu berteriak, lalu menarik pedang dari pinggangnya, bersiap untuk menyerang.
Ling Chen tidak berbicara lagi. Dengan gerakan yang begitu cepat dan tajam, dia bergerak memutar tubuhnya, menendang perut bandit itu hingga terlempar ke udara, membuat bandit itu terhempas ke tanah dengan keras.
"Agh!" Bandit itu meringis kesakitan, tubuhnya bergetar seolah tulangnya hancur.
Ling Chen mengabaikan jeritan bandit itu. Dalam sekejap, dia sudah berada di atas bandit yang masih tergeletak, dan dengan satu tendangan, kepala bandit itu terhempas ke samping, tubuhnya terkapar tanpa daya.
Satu bandit lagi, yang masih terhuyung, berusaha melarikan diri. “Lari! Kita harus kabur dari sini!” teriaknya, berbalik dan berlari ke arah hutan.
Namun, sebelum bandit itu bisa berlari jauh, Ling Chen sudah berada di depannya. "Lari? Tidak ada yang bisa lolos dariku," kata Ling Chen dengan suara rendah dan mengerikan.
Bandit itu memegang pedangnya erat-erat, gemetar ketakutan. “Kau… kau monster!”
Ling Chen hanya mengangkat tangannya, dan dalam sekejap, kekuatan energi yang terpendam dalam tubuhnya meledak. Sebuah gelombang energi yang sangat kuat keluar dari tubuhnya, menghancurkan tanah di sekitarnya. Bandit itu tidak sempat bergerak, tubuhnya hancur seketika oleh kekuatan yang terlalu besar untuknya.
Ling Chen berdiri di tengah darah dan mayat para bandit, tubuhnya tidak terluka sedikit pun. Nafasnya pelan, matanya terfokus pada hutan yang berada di depan, tempat yang kini menjadi tujuannya.
Dengan satu langkah mantap, Ling Chen melangkah menuju hutan terlarang yang penuh bahaya. Hutan itu konon dihuni oleh makhluk buas dan kekuatan gelap. Namun bagi Ling Chen, hutan itu hanyalah tempat untuk bertahan hidup, tempat di mana dia bisa membangun kekuatannya kembali.
"Aku tidak akan berhenti. Dunia ini akan menyaksikan kebangkitanku," gumam Ling Chen, matanya menyala dengan api kebencian yang mendalam.
Sambil melangkah, dia merenung sejenak, mengingat kembali kehidupannya yang dulu, ketika dia dibunuh oleh Kaisar Surga yang tidak bisa dipercaya. Semua itu kini menjadi alasan kuat baginya untuk terus hidup, untuk menghancurkan siapa pun yang menghalangi jalannya.
Di dalam hutan terlarang, udara terasa lebih berat. Pohon-pohon raksasa saling bersaing untuk meraih cahaya matahari yang terbatas. Setiap langkah Ling Chen disertai dengan suara langkah makhluk buas yang bersembunyi, mempersiapkan diri untuk menyerangnya. Namun, Ling Chen sudah siap.
Tiba-tiba, sebuah makhluk besar dengan taring tajam melompat keluar dari balik semak. Dengan gerakan liar, makhluk itu menyerang Ling Chen dengan cakar yang tajam.
Tapi Ling Chen sudah siap. Dengan gerakan yang lebih cepat dari bayangan, dia melompat ke samping, menghindari serangan itu, dan dalam satu gerakan cepat, tangan kanannya meraih tenggorokan makhluk tersebut dan menghancurkannya dalam sekejap.
Makhluk itu jatuh ke tanah, tubuhnya hancur dalam sekejap. Ling Chen tidak merasa puas, hanya melanjutkan langkahnya, seolah tidak ada yang bisa menghalangi tujuannya.
"Aku akan menjadi lebih kuat… lebih dari sebelumnya," bisiknya pelan, tatapannya keras dan penuh tekad.
Dengan setiap langkah yang lebih mantap, Ling Chen memasuki kedalaman hutan terlarang, tempat di mana tidak ada yang bisa menghalangi kebangkitannya yang telah lama tertunda.
Waktu berlalu Dengan sangat cepat Setelah berjam-jam melintasi hutan terlarang yang penuh dengan ancaman mematikan, Ling Chen akhirnya berhenti di sebuah tepi sungai kecil yang mengalir jernih. Airnya memantulkan sinar bulan yang samar-samar menembus celah dedaunan di atasnya. Ling Chen duduk di atas sebuah batu besar di tepi sungai, membiarkan angin dingin malam menyentuh wajahnya.
Dia memandangi bayangannya sendiri di permukaan air. Wajah seorang anak kecil, namun matanya penuh kebencian dan tekad, mencerminkan jiwa seorang pendekar abadi yang telah dikhianati. Di tangannya, Pedang Iblis Langit bergetar halus, seolah-olah hidup dan bereaksi terhadap energi di sekelilingnya.
“Tubuh ini terlalu lemah,” gumam Ling Chen.
“Aku tidak bisa terus seperti ini,” gumamnya dengan nada rendah. “Tubuh ini terlalu lemah. Jika aku ingin melampaui masa laluku, aku membutuhkan kekuatan yang lebih besar.”
Dia menarik napas dalam, mencoba mengatur pikirannya. Hutan terlarang ini penuh dengan energi aneh yang mengalir di udara. Ling Chen dapat merasakannya—energi yang gelap, mendalam, dan buas. Meskipun tubuhnya kecil, jiwa Ling Chen yang pernah menaklukkan langit dan bumi dapat merasakan potensi dari energi ini.
Dari balik kegelapan, muncul seekor makhluk besar yang menyerupai singa, tetapi tubuhnya ditutupi sisik hitam mengkilap. Di kepalanya ada tanduk melengkung, dan matanya merah menyala. Makhluk itu mengeluarkan suara geraman rendah, menatap Ling Chen seolah dia adalah mangsa mudah.
“Hmph. Kau pikir aku akan takut?” Ling Chen berkata dingin. Dia meraih sebuah cabang pohon yang patah di dekatnya, memegangnya seperti pedang. Itu hanyalah sepotong kayu biasa, tetapi di tangan Ling Chen, itu menjadi senjata mematikan.
Makhluk itu menyerang lebih dulu, menerjang dengan kecepatan yang tidak wajar untuk ukurannya. Ling Chen melompat ke samping, menghindari cakar makhluk itu yang menghantam tanah hingga menciptakan lubang besar. Dengan gerakan cepat, Ling Chen berputar dan memukul sisi kepala makhluk itu dengan kayunya.
“Braak!” Sebuah suara keras terdengar, tetapi makhluk itu hanya sedikit terhuyung. Sisiknya terlalu keras untuk senjata biasa.
Ling Chen melompat mundur, memperhatikan makhluk itu dengan lebih hati-hati. "Tahan juga, ya? Baiklah, mari kita coba sesuatu yang berbeda."
Dia menutup matanya sejenak, memusatkan sisa-sisa energi yang masih ada di tubuhnya. Meskipun tubuh ini lemah, ingatan dan pengalaman Ling Chen dari kehidupan sebelumnya masih sangat kuat. Energi dari hutan terlarang ini mulai meresap ke dalam tubuhnya, meskipun perlahan, itu cukup untuk membuatnya bertahan.
Makhluk itu menerjang lagi, kali ini lebih cepat dan lebih brutal. Namun, Ling Chen sudah siap. Dia melompat ke atas, menghindari serangan itu dengan mudah, dan dalam satu gerakan, dia mendarat di punggung makhluk tersebut. Dengan cabang kayu di tangannya, dia menusukkan ujungnya tepat ke salah satu celah di antara sisik makhluk itu.
“Graaaahhh!” Makhluk itu melolong kesakitan, mengamuk dan mencoba melemparkan Ling Chen dari punggungnya. Namun, dia tetap bertahan, menusukkan kayu itu lebih dalam hingga akhirnya mencapai daging makhluk itu.
Setelah beberapa saat perjuangan, makhluk itu akhirnya roboh, tubuhnya terkapar di tanah, tak bernyawa. Ling Chen berdiri di atas tubuhnya, menarik napas panjang.
“Tubuh ini mungkin lemah,” gumamnya sambil memandang tangannya sendiri yang gemetar. “Tapi kekuatanku tidak akan terbatas pada daging dan darah. Ini baru permulaan.”
Dia menatap tubuh makhluk itu dan mulai berpikir. Sisik makhluk ini cukup keras untuk menahan serangan senjata biasa. Mungkin dia bisa memanfaatkan tubuh makhluk ini untuk memperkuat dirinya sendiri. Ling Chen mulai menguliti sisik makhluk itu dengan cabang kayu yang tajam, berencana membuat perlindungan sederhana dari sisik tersebut.
Setelah selesai, dia duduk kembali, membiarkan tubuhnya beristirahat untuk sementara waktu. Langit di atas mulai menunjukkan tanda-tanda fajar. Cahaya pertama menyinari hutan terlarang, tetapi bagi Ling Chen, perjalanan barunya baru saja dimulai.
“Tidak ada yang bisa menghentikan kebangkitanku,” bisiknya sambil menatap cakrawala yang mulai memerah. "Aku akan menghancurkan dunia ini jika perlu."
_______________________________________
Halo semua perkenalkan aku author dalam novel ini , terimakasih ya buat kalian semua yang sudah membaca novel ini , semoga bisa menghibur kalian di waktu luang
Jika ada masukan yang ingin disampaikan bisa ditulis dikolom komentar ya semua
See youu :)