Warning untuk usia 21+
Kanaya adalah seorang ibu muda yang kehilangan putranya ketika berusia satu minggu karena mengalami gagal jantung, suaminya yang baru saja meninggal enam bulan yang lalu dengan riwayat penyakit yang sama.
Kemiskinannya yang tidak bisa menyelamatkan bayinya membuatnya ingin mengakhiri hidupnya. Ia yang mencoba bunuh diri dengan mengiris pergelangan tangannya hampir membuatnya tewas. Beruntunglah sahabatnya datang tepat waktu menyelamatkan dirinya. Ketika perawatannya cukup baik ia dinyatakan sembuh dan harus meninggalkan rumah sakit.
Tapi ia tidak benar-benar pulang, ia hanya duduk termenung di depan ruang bayi. Bayi kembar yang menangis tidak bisa ditangani oleh perawat, ia berusaha mendekati suster yang nampak kewalahan menggendong bayi malang itu yang baru kehilangan ibu mereka ketika melahirkan mereka. Ia dengan senang hati menawarkan dirinya ke suster yang sedang menggendong bayi kembar tersebut.
"Suster apa yang terjadi kepada bayi itu, mengapa kalian tidak membawanya saja ke ibunya untuk disusui?" Tanya Kanaya pada dua suster itu.
"Ibu mereka baru saja meninggal tadi pagi."Jawab suster itu membuat Kanaya terperanjat karena begitu syok.
"Apa yang dilakukan oleh Kanaya untuk menolong bayi kembar yang sangat malang itu?"
"Bagaimana reaksi ayahnya ketika mengetahui kedekatan Kanaya dengan bayi kembarnya?"
Ditengah perjalanan hidupnya ada pria lain yang akan mengejar cinta Kanaya, selain ayah si kembar siapakah diantara keduanya yang akan memenangkan hati Naya. Apakah Noah ayah si kembar ataukah Reno yang mengharapkan cinta Naya.
"Yuk, ikutin cerita mereka!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. PENYESALAN
Acara ulang tahun dibuka oleh MC dari pihak IO, penyelenggaraan acara tersebut. Acara pertama dimulai dengan doa lalu peniupan lilin ulang tahun yang ke dua untuk si kembar. Noah dan Kanaya mendampingi putra putri mereka meniup lilin bersama.
Zein memberikan potongan kuenya pada bundanya Kanaya sedangkan Zhifa untuk ayahnya Noah. Tepuk tangan meriah dari para tamu undangan yang hadir di sore itu. Acara selanjutnya adalah makan bersama. Kanaya yang mengambil makanan untuk Noah malah di ambil oleh tuan Reno.
"Terimakasih nona Kanaya anda sangat baik hati mengambilkan makanan untuk saya" Ucap Reno pura-pura tidak tahu.
"Tapi Tuan ini bukan...?" Naya protes dengan ulah Reno yang selalu muncul dihadapannya tiba-tiba.
"Aku adalah tamu istimewa di sini, apakah kamu akan mempermalukan tamumu nona Kanaya?" Bisik Reno persis di kuping Kanaya seakan hendak mencium pipi Kanaya.
"Dasar sinting!" Umpat Naya kesal.
"Kamu sangat cantik ratuku, jika bukan ini ulangtahun si kembar, aku akan membawa lari dirimu," ucap Reno serius.
"Apakah kamu membuka bisnis baru yaitu menjadi penculik wanita?" Sindir Naya sarkas.
"Aku rela dikatakan penculik, jika wanita itu adalah kamu sayang, jangan menolakku, biarkan aku jatuh cinta padamu, karena rasa ini bukan hal yang dosa bukan?" Timpal Reno dengan gaya konyolnya.
"Itu akan menjadi dosa karena obsesimu pada istri orang lain." Ucap Naya.
"Istri kontrak maksudmu?" Ledek Reno.
"Aku akan menikahimu dan menjadikan permaisuriku seumur hidupku. Tidak ada ada kata kontrak dalam hidupku jika aku sudah mendapatkan berlian berharga seperti dirimu Kanaya, aku sedang tidak menggodamu, tapi inilah aku dengan hatiku yang merasakan getaran cintamu." Reno mengubah nada suaranya menjadi laki-laki gagah di depan Kanaya.
"Apakah anda membutuhkan sesuatu dari istriku tuan Reno?" Tanya Noah yang sudah ada di samping istrinya.
"Aku sedang meminta nona Kanaya untuk berdansa denganku saat acara dansa dimulai, rupanya nyonya Kanaya ingin minta ijin dulu kepada anda Tuan Noah." Reno mencari alasan untuk menyelamatkan dirinya.
"Jangan begitu sayang, memuliakan tamu itu adalah kewajiban, jangan kecewakan tamu kita berdansalah dengan Tuan Reno, ok aku tinggal dulu Tuan, mau menyapa tamu lainnya, sayang temani tuan Reno" pinta Noah berbicara dengan keduanya.
"Apakah kamu dengar itu sayang, suamimu merelakanmu untuk berdansa denganku." Reno tersenyum nakal di depan Kanaya.
"Cih tidak tahu malu, sekarang aku mau ketemu dengan anak-anakku dan lupakan dengan keinginan bodohmu itu," ucap Naya meninggalkan Tuan Reno sendirian.
"Masih belum berhasil ya bos?" Tanya Rahil setelah Kanaya pergi.
"Sebentar lagi Rahil dia akan menjadi milikku, ia hanya sedang menjaga harga dirinya karena statusnya sebagai istri Noah, makin dia menolak dan menghinaku, makin aku ingin memilikinya, gadis yang sulit ditaklukkan justru sangat membuatku penasaran, aku yakin jauh dalam hatinya ia juga menyukaiku, tunggulah dua bulan lagi, dan terus awasi ke manapun dia pergi kecuali dia berada dalam rumahnya." Ucap Reno lalu duduk di kursi tamu VVIP miliknya
"Baik Tuan!" Ucap Rahil siap menjalani perintah bosnya.
Acara yang dinantikan akhirnya dimulai selepas isya. Pesta dansa untuk orang-orang dewasa itupun dimulai. Kanaya yang sudah memastikan putra kembarnya yang sudah tidur pulas hendak ingin menggantikan gaunnya dengan dress panjang yang lebih elegan untuk bisa berdansa dengan Noah.
"Cih, dansa denganmu?" Justru aku ingin dansa dengan suamiku bukan dengan monster sinting sepertimu" Ucapnya sambil memantaskan dirinya di depan cermin dengan gaun merah warna kesukaannya.
Naya keluar dari kamarnya dan ingin menuju lagi ke taman, namun langkahnya dihentikan oleh nyonya Ambar.
"Kanaya sayang, bisa bicara sebentar?" tanya Nyonya Ambar dengan lembut.
"Silahkan mami!" Ucap Kanaya yang sudah berdiri di depan nyonya Ambar.
"Kanaya, ikutlah mami ke ruang tamu." Pinta Nyonya Ambar pada menantu kesayangannya ini.
Naya mengikuti langkah kaki mertuanya. Dan ketika langkahnya memasuki ruangan itu, wajahnya seketika pucat karena melihat tamunya mirip dengan wajahnya. Ia sedikit melangkah mundur menjauhi tamu tersebut.
"Kalista?" Kamu putriku Kalista nak?" Kami adalah orangtuamu, kami orang tua Kayla juga, maafkan kami telat menyadari keberadaanmu, seharusnya kami lebih cepat bertindak bertemu denganmu, maafkan kami nak." Ucap Nyonya Ami sambil berurai air mata.
"Tidak, kalian bukan orang tuaku, aku anak yatim piatu, aku dibesarkan dipanti asuhan, jika aku putri kalian mengapa aku terjebak di panti asuhan itu." Kanaya sudah tidak bisa lagi menahan emosinya.
"Sayang dengarkan kami dulu, kami tidak membuangmu, ini adalah kesalahan mami yang saat itu menitipkanmu pada seseorang, karena mommy ingin ke toilet di salah satu pusat perbelanjaan di kota Surabaya. Fathermu saat itu sibuk menggendong Kayla dan menunggu belanjaan sedangkan mommy menggendongmu. Ketika mommy melihat seorang gadis yang kelihatan baik hati, mommy memintanya untuk menggendongmu sebentar, tapi ketika mommy sudah selesai dan melihat gadis itu sudah tidak ada di tempatnya berdiri.
Seketika mommy sangat syok lalu buru-buru keluar mencarimu di sekitar para pengunjung pusat perbelanjaan itu, tapi kamu tidak ditemukan, semua keamanan dikerahkan untuk mencarimu, tetap saja kamu tidak ditemukan. Hampir tiga bulan kami mencarimu hingga pihak berwajib menyerah, karena tidak bisa menemukanmu di mana-mana. Akhirnya kami kembali ke Swiss bersama saudara kembarmu Kayla.
Sejak saat itu, mommy mengubur kenanganmu dengan tidak lagi meninggalkan jejak tentangmu hingga orang lain menganggap mommy hanya memiliki satu putri tunggal Kayla saja. Ketika mengetahuimu dari Noah kami anggap itu hanya sebuah kebetulan bukan kamu sebenarnya. mengingat itu semua hatiku sangat sakit nak...hiks..hiks..hiks..
"Apa? sakit?" Siapa yang lebih sakit selama ini, aku atau anda Nyonya?" Aku putri yang tidak ingin kamu kenang bukan?" Anggap saja seperti itu karena aku pun tidak berniat untuk memiliki sebuah keluarga yang tidak menginginkan kehadiranku, kalian bukan siapa-siapa aku, aku tidak ingin mengakui kalian sebagai orang tua kandungku, tidak akannnn!" Kanaya langsung kabur dari rumah mertuanya dengan berlari keluar.
Reno yang melihat sesuatu yang tidak beres dengan Kanaya ikut mengejar langkah Kanaya yang menuju gerbang utama. Ia menangkap tubuh Kanaya yang hampir jatuh karena menggunakan high heels.
"Kanaya!" Ada apa?" Tanya Reno yang sudah memeluk Kanaya.
"Bawa aku dari sini Reno, cepat bawa pergi aku dari rumah ini!" Teriak Kanaya histeris.
"Ok...ok kita akan pergi dari sini." Reno langsung masuk ke mobilnya karena Rahil sudah standby di dekatnya.
Reno membawa pergi Kanaya tanpa di ketahui oleh orang rumah.
"Jangan bawa aku ke rumahmu, tapi bawalah aku di mana tidak ada yang tahu keberadaanku." Ucap Kanaya sambil menelungkupkan tubuhnya ke depan.
Reno meraih tubuh gadisnya dan membawanya dalam pelukannya. Kanaya menangis dalam pelukan Reno tanpa banyak bertanya dan membiarkan gadisnya menumpahkan kesedihannya di dadanya yang bidang itu. Reno memeluk gadisnya tanpa rasa syahwat, ia tulus melindungi gadisnya untuk membuat Kanaya nyaman dalam pelukannya.
"Rahil siapkan pesawat jet, kita berangkat ke Australia sekarang." Perintah Reno membuat Kanaya mengangkat wajahnya menatap Reno heran.
"Mengapa membawaku sejauh itu Reno?"
"Karena tugasmu di rumah itu telah selesai, mereka sudah mampu berdiri sendiri tanpa bantuan darimu lagi Naya." Reno ingin mengakhiri pengorbanan Naya di keluarga Noah.
"Tapi tidak harus sekarang sebelum aku jatuh talak Reno." Ucap Naya menghiba.
"Aku yang akan mengurus semuanya sayang, tenanglah hmm? Reno meyakinkan Kanaya.
"Jangan keluar negeri, dalam negeri saja." Pinta Naya yang tidak ingin berpisah dengan putra kembarnya.
"Baiklah kita akan ke Bali sekarang!" Kamu mau sayang?"
"Hmmm!" Naya merebahkan lagi tubuhnya ke dalam rangkulan Reno.
Apakah ini hanya terbawa suasana ataukan dirinya memang sudah jatuh cinta pada lelaki yang dijulukinya dengan monster ini, yang jelas ia merasakan hatinya sangat nyaman berada diperlukan Reno. Reno mengecup pucuk kepala Naya dengan lembut dan merangkul erat tubuh gadisnya.
Di pesawat jet pribadi miliknya, Kanaya diperlakukan bak ratu sejagad. Reno menggendong tubuh Kanaya yang sudah terlelap tidur membawanya naik ke atas pesawat. Ia membaringkan tubuh Kanaya di tempat tidur dan menutupnya dengan selimut. Ketika sudah memastikan Kanaya tidur dengan nyaman. Reno pun bangkit meninggalkan Kanaya namun tangannya ditahan oleh Kanaya hingga ia pun kembali duduk.
"Kamu belum tidur sayang?" Tanya Reno lembut.
"Temani aku disini Reno, aku membutuhkanmu tapi bukan untuk bercinta denganmu, jangan salah paham padaku." Ucap Kanaya dengan mata terpejam.
nggak kebayang beban yg di bawa Naya /Tongue//Tongue//Tongue/
akhirnya happy ending...
semangat naya...
itu lebih baik, drpd hidup dlm bayang2 almarhumah.
jdi semangat naya