Empat tahun berlalu, Jagat Hartadi masih larut dalam perasaan cinta tak berbalas. Dia memilih menjalani hidup sendiri, hingga suatu malam dirinya membantu seorang wanita yang pingsan di pinggir jalan.
Jenna, itulah nama wanita tersebut. Siapa sangka, dia memiliki kisah kelam menyedihkan, yang membuat Jagat iba.
Dari sana, timbul niat Jagat untuk menikahi Jenna, meskipun belum mengenal baik wanita itu. Pernikahan tanpa dilandasi cinta akhirnya terjadi.
Akankah pernikahan yang berawal dari rasa kasihan, bisa menjadi surga dunia bagi Jenna dan Jagat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27 : Lebih dari Cukup
"Sayang, kamu yakin melakukan ini padaku?" Jenna menatap tak percaya, sebelum menuruti perintah Jagat.
"Aku lebih tidak yakin dengan semua yang telah kamu lakukan," balas Jagat dingin, seraya melepas sabuk pengaman. Tanpa banyak bicara, dia langsung keluar dari kendaraan.
Namun, tidak dengan Jenna. Ibunda Sakha tersebut tetap diam di dalam mobil. Dia tak bisa membayangkan harus menghadapi para petugas polisi, yang akan menginterogasinya atas kematian Viviana.
"Turun, Jenna!" tegas Jagat penuh penekanan, diiringi sorot penuh kebencian. Jagat begitu kecewa dengan kenyataan yang baru terungkap.
Jenna tidak mengatakan apa pun. Dia hanya menatap sayu. Mau tak mau, wanita 23 tahun itu menuruti sang suami, meskipun geraknya terasa begitu berat. Jenna keluar dari mobil, kemudian mengikuti langkah tegap Jagat memasuki kantor polisi.
"Kumohon. Jangan lakukan ini, Sayang," pinta Jenna lirih, sambil terus mengekor langkah Jagat. "Aku sadar sudah melakukan dosa besar. Namun, izinkan aku bertemu Sakha terlebih dulu."
Jagat tidak menggubris permintaan Jenna. Dia bahkan tak menghentikan langkah. Sekadar menoleh pun tidak. Pengusaha tampan itu baru berhenti, setelah tiba di dalam.
“Selamat malam, Pak. Ada yang bisa dibantu?” tanya seorang petugas yang berjaga.
“Saya ingin membuat laporan, tentang tindakan kriminal yang sudah wanita itu lakukan di rumah saya,” jawab Jagat datar, seraya menoleh sekilas kepada Jenna yang menatap dengan sorot tak dapat diartikan.
......................
“Atas permintaan ibu mertua saya, jenazah Viviana akan dibawa ke Belanda,” terang Haris, saat menemui Jagat di kediamannya yang lain, berhubung rumah yang pengusaha itu tempati telah dipasangi garis polisi untuk keperluan penyelidikan.
“Seluruh prosedur telah selesai. Saya akan berangkat malam ini ke sana,” ucap Haris lagi.
Jagat tidak langsung menanggapi. Dia hanya menatap Haris dengan sorot aneh. Tak pernah terbayangkan dalam benak sang pemilik Niskala Madyantara Abadi tersebut bahwa Haris adalah ayah kandung Sakha, bayi yang sudah membuat hidupnya terasa lengkap.
“Saya turut berduka cita,” ucap Jagat datar. Dia tak tahu harus berkata apa.
“Terima kasih, Pak Jagat,” balas Haris, dengan bahasa tubuh agak kikuk. “Ini merupakan masalah pribadi yang belum usai antara saya, Viviana dan Jenna. Saya berniat membereskannya sejak dulu. Namun, Jenna menghilang dan ….”
“Saya tidak akan mencampuri urusan pribadi Anda. Namun, ada satu hal yang harus Anda ketahui. Sakha sudah terdaftar sebagai anak saya. Status hukumnya kuat dan tidak bisa digugat siapa pun. Jadi, saya sarankan agar Anda tidak mengusik serta mempermasalahkan hal itu,” ucap Jagat cukup tegas.
“Seandainya mendiang Bu Viviana juga tidak melakukan kebodohan dengan memaksakan kehendak terhadap Jenna, saya yakin kejadian buruk ini tidak akan pernah terjadi. Namun, tidak ada bangkai yang tak tercium baunya.”
Haris terdiam beberapa saat, mencerna ucapan Jagat agar tidak terpancing amarah. Bagaimanapun juga, sebenarnya dia sangat menginginkan bayi yang Jenna lahirkan. Namun, Viviana merusak seluruh rencana yang tengah dirinya susun.
“Saya adalah ayah biologis Sakha. Anda tahu saya dan Viviana tidak memiliki anak …”
“Anda terlambat, Pak Haris,” ujar Jagat datar.
Haris kembali terdiam. Dia tidak dapat mengambil keputusan dalam situasi seperti saat ini. Ada banyak hal dalam pikirannya, yang membuat otak jadi semrawut.
“Saya ingin melihat Sakha sebelum kembali ke Belanda,” ucap Haris, setelah terdiam beberapa saat.
Kali ini, giliran Jagat yang terdiam mempertimbangkan permintaan Haris. Sesaat kemudian, dipanggilnya Yanti agar menghadap. “Bawa Sakha kemari.”
Yanti mengangguk tanpa banyak bertanya, kemudian berlalu menuju kamar sang majikan. Tak berselang lama, wanita itu kembali sambil menggendong Sakha, lalu memberikannya kepada Jagat.
Jagat menatap Sakha yang tertidur lelap. Bayi berumur kurang lebih tiga bulan itu terlihat sangat nyaman berada dalam gendongannya. Jagat mencium kening Sakha, sebelum menyerahkannya kepada Haris.
Dengan tatapan penuh keharuan, Haris menggendong buah hatinya, yang dihasilkan dari perselingkuhan dengan Jenna. Setelah sekian lama, akhirnya dia menjadi seorang ayah. Namun, status itu seakan tak nyata karena tetap tak bisa menikmati momen yang ditunggu sejak lama.
“Putraku,” ucap Haris teramat lirih. Tak puas rasanya hanya memandangi wajah polos Sakha. Dorongan kuat dan begitu hebat muncul dari relung hati, untuk memiliki bayi itu sepenuhnya. Namun, langsung Haris teringat akan ucapan Jagat beberapa saat lalu.
Untuk saat ini, Haris tidak bisa melakukan apa pun. Jika mau, dia bisa melakukan gugatan. Dengan uang dan kekuasaan, tak ada yang tak mungkin bagi suami mendiang Viviana tersebut, meskipun harus melawan seseorang yang memiliki status sama seperti dirinya.
“Saya tidak akan menggugat status hukum Anda terhadap Sakha. Namun, jangan membatasi kasih sayang saya terhadapnya. Bagaimanapun juga, Sakha adalah darah daging saya,” ucap Haris, setelah beberapa saat berlalu.
“Hanya sebatas menyayangi, Pak Haris. Tidak lebih dari itu,” balas Jagat pelan, tetapi terdengar cukup tegas.
Haris mengangguk, meskipun agar berat. Dia tak ingin menambah masalah dalam hidupnya. Dengan mendapat izin untuk menyayangi Sakha, sudah lebih dari cukup baginya.
Setelah dari kediaman Jagat, Haris melanjutkan perjalanan menuju kantor polisi untuk menemui Jenna, yang masih menjalani proses pemeriksaan.
“Aku tidak akan meminta maaf atau menyesal. Istrimu sangat menyebalkan. Meskipun sekarang harus terkurung, tetapi aku tenang karena dia tak akan mengambil Sakha,” ucap Jenna datar. “Biarkan anakku tetap bersama Jagat.”