Lanjutan kisah dari Cinta Beda Usia, Kisah baru dari Keisha Alvina Putri Pramuja, anak ketiga dari Evano dan Violetta.
Keisha mendapatkan pengkhianatan dari suaminya, Miko setelah mereka menikah selama dua tahun. Alasannya, karena Keisha belum juga memberinya seorang keturunan. Tidak ingin dimadu, Keisha memutuskan untuk menggugat cerai suaminya.
Setelah beberapa bulan berpisah dari Miko, Keisha bertemu kembali dengan sosok laki-laki bernama Arya Wiguna Atmaja. Dia adalah laki-laki yang menyukai Keisha sejak ia masih kecil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
"Papa."
Keisha terkejut saat melihat kehadiran papanya yang tiba-tiba di rumahnya. Perasaan Keisha makin tidak karuan. Apakah papanya mendengar semua yang terjadi tadi? Dengan segera Keisha melangkah menjauh dari hadapan Miko dan menghampiri papanya itu juga setelah menghapus air matanya.
"Papa kenapa ke sini?" tanya Keisha.
"Ponsel kamu tertinggal. Papa tahu jika ponsel ini sangat penting bagimu. Jadi Papa pikir untuk mengantarnya sendiri ke sini." Evano menyerahkan ponsel milik Keisha yang dibawanya.
"Terima kasih ya, Pah." Keisha menerima ponsel miliknya yang diberikan oleh papanya.
"Papa rasa bagus ponsel kamu tertinggal di rumah Papa. Jadi dengan ini Papa tahu apa yang sedang terjadi di sini." Evano melihat ke arah Miko dan Mayang. Wajahnya memang terlihat tenang, tetapi ada amarah yang sangat besar di matanya.
"Tidak ada yang terjadi di sini kok, Pah. Hanya ada kesalahpahaman saja." Keisha menjawab dengan melihat ke arah lain, agar papanya tidak melihat bekas air mata di matanya.
"Sudah seperti ini kamu masih saja mau berbohong sama Papa." Evano mengusap kepala anak perempuannya.
"Pah ...." Keisha langsung memeluk tubuh papanya yang masih kekar meskipun usianya sudah lebih dari kepala Lima.
Keisha menumpahkan semua kesakitannya di dalam pelukan ayahnya.
"Tenanglah, Nak." Evano mengusap punggung anak perempuan satu-satunya. Merasakan tubuh anaknya yang bergetar membuat Evano juga merasakan sakit di hatinya.
Evano merasa tidak terima dengan perlakuan Miko kepada Keisha. Tatapan matanya yang tajam Evano arahkan kepada laki-laki yang berstatus sebagai menantunya. Dari tatapan itu ada amarah seperti bom waktu yang siap meledak kapanpun. Evano menarik dirinya lalu mengusap air matanya yang ada di pipinya.
"Jangan menangis untuk orang yang sudah menyakiti kamu." Setelah itu Evano langsung menghampiri Miko dan Mayang.
"Pah ...." Keisha mencegah papanya untuk menghampiri Miko dan Mayang. Namun, tidak bisa. Papanya terus berjalan menghampiri dua pengkhianat yang ada di dalam hidupnya.
"Miko." Evano berdiri di hadapan Miko. Wajahnya masih menunjukan ketenangan.
"Seumur hidup saya, sekalipun saya tidak pernah memukul Keisha. Lalu kenapa kamu ingin memukul anak saya?" tanya Evano.
Miko diam.
"Karena dia ingin mencelakai anak yang ada di dalam kandungan saya, Om? Dan anak ini adalah anak mas Miko." Bukan Miko yang menjawab, melainkan Mayang.
"Ssttt, saya tidak bertanya padamu. Dan kamu itu hanya orang luar. Jadi saya harap jangan ikut campur dalam keluarga saya," ucap Evano.
"Tapi saya sudah menjadi istri mas Miko," ucap Mayang.
"Itu tidak ada bedanya untuk saya," ucap Evano.
Evano tidak mempedulikan wanita bernama Mayang. Pandangannya kembali ia arahkan ke arah menantunya.
"Miko, saya bertanya padamu," ucap Evano.
"Ya, Pah." Miko menundukkan wajahnya, tidak berani menatap wajah papa mertuanya.
"Lihat saya! Jangan menundukkan wajahmu seperti seorang pengecut!" perintah Evano.
Miko mendongakkan kepalanya, melihat ke arah papa mertuanya. Ada ketenangan di wajah papa mertuanya yang justru membuat Miko merasa takut. Karena ketenangan itu bisa saja menenggelamkannya secara tiba-tiba.
"Saya sudah mendengar dan melihat sendiri apa yang terjadi di sini," ucap Evano. "Tapi saya ingin mendengarnya secara langsung dari mulutmu."
"Kenapa kamu tega melakukan ini pada anak saya?" tanya Evano. "Jawab Miko!"
"Sa-ya ingin memiliki seorang anak, Pah. Tapi Keisha belum bisa memberikannya untuk saya. Jadi saya terpaksa harus melakukan ini." Miko menjawab dengan suaranya yang gagap.
"Jadi terpaksa ya." Evano menatap Miko masih dengan wajahnya yang tenang.
Evano menyilangkan kedua tangannya ke belakang dan berjalan memutari tubuh Miko. "Berapa usia pernikahan kalian?"
"Du-a ta-hun, Pah," jawab Miko.
"Di luaran sana banyak pasangan suami-istri yang belum dikaruniai anak lebih dari dua tahun, bahkan sampai berpuluh tahun. Tapi mereka masih bisa setia kepada pasangannya." Evano menghentikan langkahnya tepat di hadapan Miko.
"Tapi, Pah —" Belum sempat Miko menyelesaikan ucapannya, ia dikejutkan dengan cengkraman papa mertua di bajunya.
"Saya menyerahkan anak saya ke kamu untuk kamu jaga dan sayangi. Bukan untuk kamu sakiti." Evano yang sudah tidak bisa mengendalikan amarahnya memberikan pukulan di wajah Miko.
Buuuk!
Karena pukulan itu tidak terduga, membuat Miko tidak bisa menghindar. Pukulan keras yang Evano berikan membuat Miko tersungkur ke lantai. Keisha dan Mayang yang melihat itu langsung menjerit.
"Mas Miko!" teriak Mayang.
"Papa!" teriak Keisha.
"Bangun kamu!" Evano sepertinya belum puas hanya memukul satu kali saja. Evano kembali mencengkram kaos yang dipakai oleh Miko dan kembali memukulnya.
Keisha berlari ke arah papa dan suaminya untuk melerai perkelahian mereka.
"Pah, sudah hentikan!" Keisha menjauhkan papanya dari Miko.
"Kamu masih membela laki-laki itu?" tanya Evano.
"Bukan begitu, Pah," tangkis Keisha. "Aku hanya tidak ingin papa mengotori tangan papa."
Evano menarik napasnya dalam-dalam untuk meredam amarah yang sedang menguasai dirinya.
"Mas, kamu jangan diam saja dong. Masa kamu rela dipukuli seperti itu sama papa mertua kamu," ucap Mayang.
"Mayang apa yang kamu katakan? Kenapa kamu justru membuat percikan api di antara papaku dan Mas miko? Harusnya kamu melerai mereka," ucap Keisha.
"Aku tidak peduli pada papamu. Aku hanya peduli pada suamiku!" ucap Mayang.
"Mayang! Kamu jangan keterlaluan!" bentak Keisha.
"Kamu yang harusnya diam, Keisha!" Miko membentak Keisha.
"Miko! Jangan berani kamu membentak Keisha!" Evano berucap dengan volume yang besar pada Miko.
Miko yang sudah dibutakan oleh keinginannya untuk memiliki seorang anak membuatnya gelap mata. Miko mengayunkan kepalan tangannya ke arah wajah Evano. Beruntung Evano sigap. Kepalan tangan Miko, Evano tahan hanya dengan menggunakan telapak tangannya.
"Papa!" Keisha menutup matanya, dirinya tidak sanggup melihat sesuatu terjadi pada papanya.
"Aaaa!" jerit Miko.
Keisha terkejut saat justru mendengar teriakkan Miko. Mata keisha yang awalnya terpejam kembali membuka. Ada senyum di bibirnya saat melihat ayahnya berhasil menahan pukulan yang dilayangkan oleh Miko.
"Aaaa!" Jeritan Miko makin keras saat telapak tangan papa mertuanya meremas kepalan tangannya.
Setelah puas membuat Miko kesakitan Evano mendorong Miko, membuat menantunya terjatuh ke lantai.
"Aaaaa!"
"Mas Miko," teriak Mayang.
"Pah, tidak apa-apa, 'kan?" Keisha melihat tangan papanya.
"Jangan khawatir. Papa tidak apa-apa," jawab Evano.
Keisha mengalihkan pandangannya ke arah Miko, menatap suaminya dengan tatapan sendu. "Kamu tidak apa-apa, Mas?"
"Bagaimana tidak apa-apa? Kamu tidak lihat lebam di wajahnya dan darah di bibirnya?" ucap Mayang.
"Mas ...." Keisha ingin mengusap darah yang ada di sudut bibir Miko, tetapi tangannya ditepis oleh Mayang.
"Jangan menyentuh suamiku!" cegah Mayang.
"Dia juga suamiku!" balas Keisha.
"Diam, Keisha! Apa yang terjadi padaku ini juga karena kamu," tuduh Miko.
"Mas —" Belum sempat Keisha menyelesaikan kalimatnya, Mayang sudah lebih dulu memotongnya.
"Kamu pasti sengaja meninggalkan ponsel kamu di sana, 'kan? Agar keluargamu bisa melakukan semua ini Mas Miko. Kami ingin balas dendam pada mas Miko, 'kan?" tuduh Mayang.
"Mas, tolong jangan percaya padanya." Keisha melihat suaminya diam, menandakan suaminya tidak percaya lagi padanya.
Keisha menundukkan wajahnya, suaminya benar-benar berubah. Sudah tidak kepercayaan lagi di dalam diri suaminya.
"Sudahlah, Sayang. Jangan pedulikan laki-laki yang sudah menyakitimu," ucap Evano.
Memang harusnya Keisha tidak lagi memperdulikan Miko, tetapi tidak dipungkiri rasa cinta untuk Miko masih ada di dalam hatinya.
"Ayo, Kita pergi. Papah tidak rela kamu disakiti oleh mereka." Evano merangkul pundak Keisha dan mengajaknya pergi.
"Ayo, Pah." Keisha akhirnya menerima ajakan papanya.
"Pergi sana! Dasar perempuan tidak berguna!" maki Miko.
Keisha menghentikan langkahnya, begitu juga dengan Evano. Mendengar makian yang diberikan oleh suaminya membuat luka di hatinya makin dalam. Namun, Keisha tidak akan terpuruk dan menangis lagi. Keisha berbalik dan kembali menghampiri Miko.
Plak!
Tamparan keras Keisha mendarat di pipi Miko. Kerasnya tamparan Keisha membuat Miko meringis kesakitan.
"Sudah cukup, Mas! Sudah cukup kamu menghinaku dengan perkataanmu dan dengan membawa wanita sampah ini ke rumah ini!" ucap Keisha.
"Aku akan pergi, tetapi kamu harus ingat! Kita akan bertemu di pengadilan. Aku akan menuntut cerai darimu!" ucap Keisha.