Randy Ajiwinata terpaksa menikahi sahabat istrinya karena permintaan sang istri. Tika Ajiwinata meninggal dunia setelah melahirkan putri mereka. Dia mempercayakan suami dan putrinya kepada sahabatnya sendiri.
Karena permintaan terakhir sang sahabat. Rania Rudolf yang sedang di landa patah hati harena penghianatan sang kekasih. Akhirnya terpaksa menjadi ibu sambung untuk putri sahabatnya sendiri.
Walaupun Randy tidak pernah mengangap kehadirannya. Namun, Rania tetap bertahan dan menyayangi putrinya dengan sangat baik. Rania yang memiliki kesalahan di masa lalu berusaha memperbaiki kesalahannya dengan memenuhi wasiat sang sahabat.
Akankah Rania sangup bertahan dengan sikap dingin Randy kepadanya? Atau dia memilih untuk menyerah dan mencari kebahagiaannya sendiri?
Yuk intip terus kisahnya...
Jangan lupa beri dukungan kalian kepada author ya.
follow akun media sosial Author.
Fb: Elprida wati tarigan.
Ig: elprida.wati.73
tiktok: elprida wati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
Karena permainan panasnya semalam, Dirga yang kelelahan akhirnya bangun kesiangan. Dia berlahan membuka matanya dan merasakan ada sesuatu yang berat di lengannya. Dirga menatap Arin yang tidur dalam keadaan polos sambil menjadikan lengannya sebagai bantal.
"Astaga! Arin!" ucap Dirga sontak melompat sehingga membangunkan Arin.
Dirga berlahan menatap tubuhnya dan tubuh Arin yang sama-sama polos. Seketika mata Dirga membulat, dia melihat bercak noda darah yang ada di spray tempat tidur mereka.
"Apa yang terjadi semalam," gumam Dirga mengusap wajahnya kasar sambil berusaha mengingat kejadian semalam.
"Kenapa, Mas! Ini hal yang wajar 'kan? kenapa kau kelihatan cemas seperti itu?" tanya Arin sambil menatap binggung Dirga.
Mendengar ucapan Arin berlahan Dirga mengacak-acak rambutnya frustasi. Dia langsung turun ke dari ranjang lalu menuju kamar mandi dengan penuh kekesalan. Melihat sikap Dirga, Arin langsung meremas spray sambil menunduk sedih. Bukannya berterima kasih atas pergulatan mereka semalam. Namun, Dirga malah seperti menyesali permainannya semalam.
"Kenapa, Mas! Kenapa kau selalu bersikap seperti ini? Padahal aku sudah menyerahkan keperawananku kepadamu," gumam Arin menunduk sedih.
Sedangkan Dirga menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Dia mengusap napasnya kasar sambil berusaha mengingat kejadian semalam. Berlahan kejadian semalam kembali terbayang di pikirannya. Dia mengingat betul bagaimana dia menyentuh tubuh Arin dengan ganasnya.
Sedangkan Arin hanya pasrah dengan setiap sentuhan yang di berikan Dirga kepadanya. Karena baginya itu hal yang wajar bagi pasangan suami istri. Sebagai istri dia hanya ingin melakukan kewajibannya untuk melayani suaminya.
"Arghh! kenapa aku bisa sebodoh ini? seharusnya aku melakukan itu bersama Rania," ucap Dirga penuh kekesalan.
Dia mengepalkan tangannya geram sambil menyesali kejadian semalam. Jika dia bisa memutar waktu dia akan memilih untuk tidak pulang saja. Baginya lebih baik menghabiskan malam dengan wanita malam di luar sana di bandingkan bersama Arin. Karena, jika dia sudah berhubungan badan dengan Arin sudah di pastikan dia akan sangat sulit untuk berpisah dengan Arin.
Dirga berlahan membersihkan dirinya. Dia merendam tubuhnya dengan mengunakan air dingin sambil mengosoknya dengan bersih. Setelah selesai membersihkan dirinya dia langsung keluar dengan mengunakan handuk yang melilit di pinggangnya. Saat berjalan menuju ke lemari tempat penyimpanan pakaiannya, dia melihat Arin masih duduk meringkuk di atas ranjang mereka.
Dirga tau jika Rania sedang menangis karena sikapnya. Namun, Dirga hanya menatap sekilas Arin lalu mengambil pakaiannya. Dengan cepat Dirga kembali ke kamar mandi untuk mengenakan pakaiannya. Setelah selesai Dirga keluar dengan pakaian kantornya dengan rapi. Dirga berlahan merapikan penampilannya di depan cermin tanpa memperdulikan Arin.
"Kau mau ke mana, Mas?" tanya Arin ketika melihat Dirga telah rapi dengan pakaian kantornya.
"Aku mau pergi ke kantor," ucap Dirga singkat sambil merapikan dasinya.
Dirga menatap Arin dari pantulan cermin. Dia dapat melihat mata Arin yang memerah karena menagis. Sebenarnya dia merasa kasihan kepada Arin. Namun, karena rasa kesalnya kepada Arin membuat hatinya menjadi tertutup. Dia mengangap jika Arin adalah penghalang hubungannya dengan Rania. Jika dulu Arin menolak perjodohan ini, sudah di pastikan hubungannya dengan Rania tidak akan hancur seperti sekarang.
"Soal kejadian semalam kau lupakan saja. Maaf karena aku telah kelewat batas. Tapi aku berjanji akan tetap bertanggung jawab," ucap Dirga tanpa menatap Arin.
"Maksudmu apa?" tanya Arin mengerutkan keningnya binggung.
Mendengar pertanyaan Arin, Dirga berlahan membalikkan tubuhnya. Dia menatap Arin yang hanya di balut selimut tebal. Dia berlahan membungkukkan tubuhnya sehingga wajah Arin dan Dirga saling berdekatan.
"Pemikiranku tetap seperti awal! aku menikahimu karena terpaksa. Aku terpaksa menerima pernikahan ini karena permintaan mama," ucap Dirga tersenyum kecil lalu kembali memperlihatkan gaya coolnya.
"Aku tau jika kau mengetahui bagaimana perasaanku kepada Rania. Kau tau jika aku sangat mencintainya. Aku kira dulu saat kau mengetahui hubungan kami kau akan membatalkan perjodohan ini. Tapi ternyata aku salah. Walaupun kau tau jika aku tidak mencintaimu sama sekali, tapi kau tetap ingin melanjutkan perjodohan bodoh ini," ucap Dirga tersenyum sinis.
"Kau itu wanita pintar. Jadi aku yakin, kau sudah tau apa konsekuensinya jika menikah dengan pria yang tidak mencintaimu. Jadi kenapa sekarang kau kelihatan sedih seperti itu?" tanya Dirga menatap Arin.
Mendengar ucapan Dirga hanya terdiam. Dia tidak bisa membuka mulutnya karena apa yang di katakan Dirga memang benar apa adanya. Dia saja yang dulu keras kepala dan tetap mau melanjutkan perjodohan mereka. Bahkan Arin tau sendiri jika Dirga sangat mencintai Rania.
"Tapi kau dan Rania tidak akan bisa bersatu lagi? Kalian sama-sama sudah menjadi milik orang lain," ucap Arin dengan suara lirihnya.
"Ragaku memang milikmu, tapi tidak untuk hatiku. Maaf! aku tidak bisa mencintaimu. Karena cintaku hanya untuk Rania," ucap Dirga dingin.
"Tapi aku adalah istrimu, Ga!"
"Tidak perlu aku jelaskan. Karena ini memang kemauanmu. Kau yang menginginkan pernikahan tanpa cinta. Jadi kau harus bisa menerima konsekuensinya," ucap Dirga lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya.
"Arrghhh! Kenapa kau tidak bisa mencintaiku? memangnya apa kelebihan Rania yang tidak aku miliki?" teriak Arin frustasi.
Dirga yang mendengar teriakan Arin hanya diam tidak perduli. Dia terus melangkahkan kakinya tanpa memperdulikan Arin.
Bersambung....
rania jadi randy.. 😂😂