Ryo Seorang Idola Boy Band yang merupakan pewaris utama Rumah sakit terbesar di negara yang sedang menikmati masa puncak karirnya sebagai Idola. Ia yang dikagumi kaum hawa bak seorang pangeran pujaan selalu bermain dengan gadis manapun yang mau menyodorkan tubuhnya untuk ia nikmati.
Ciuman dengan seorang gadis biasa yang ia temui saat menari balet, membuatnya merasakan hal yang berbeda. Menemukan adanya seorang gadis yang tak mengidolakan bahkan membencinya, membuat Ryo seakan tertantang.
Penasaran dengan gadis yang menolaknya membuat Ryo justru larut dalam perasaan yang membuatnya merasakan namanya kerinduan.
Namun dihati sang gadis, justru terpatri nama Bams yang merupakan sahabat Ryo. Bams yang justru tak menyadari perasaan sang gadis justru hanya merasa kasihan pada gadis malang itu.
Novel vol.1 telah tamat. Sekarang berlanjut pada vol.2 dimana banyak terungkap hal mengejutkan!
Menguji kembali cara Ryo, Aira, Bams & Kiky mencintai pasangan mereka masing masing
CARAKU MENCINTAIM
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafila Asda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merawat Aira
Srriiiiitt..
Suara ban yang direm. Bams membantu Ryo membawa Aira masuk ke dalam mobil. Ryo langsung menutup pintu Aira dan bergegas masuk ke dalam Mobil.
“Ntar gue kabarin” ucapnya pada Bams yang berdiri sendiri disana
Ryo memasang seat belt untuk Aira dan membuat jok senyaman mungkin untuknya. Ia memasang earphone. Mobil pun mulai meluncur meninggalkan studio itu. Ryo memicu laju mobilnya. Mobil sport Ryo dengan harga milyaran menjadi terlihat garang ditengah lalu lintas yang mulai lengang. Ryo menghubungi seseorang via telpon mobil.
“om! tolong siapain kotak darurat! Suruh ujang antar ke apartemen saya sekarang!” ucapnya pada seseorang di telepon.
“emergency om!” ucapnya lagi
“sekarang ya om?” pintanya lagi
“thank you om” ia menutup telpon
Ia menelpon seseorang lagi
“pah.. tolong suruh bibi ke apartemen saya sekarang!” pintanya pada ayahnya
“gak papa.. Cuma saya perlu bibi sekarang!” jawabnya lagi
“penting pah!” jawabnya
“bibi dari tadi saya telpon gak ngangkat” ucapnya tanpa sadar bahwa sekarang jam dua belas malam.
“sekarang ya pah?” Ryo terus meminta orang untuk datang
Ryo menutup teleponya. Ia meletakkan tangannya di dahi Aira untuk mengecek suhu badan Aira, dan sangat tinggi. Kini Aira pun tidak sadarkan diri.
“ada apa pah?” tanya istrinya
“Ryo minta bibi sekarang kesana! Dia panik mah!” jelas ayahnya
“Ryo gak papa kan?” ibunya khawatir
“gak papa.. tadi Ryo yang telpon dia baik baik aja, Cuma kayanya ada sesuatu..” ucap ayahnya yang pergi ke kamar bibi untuk memintanya pergi ke tempat Ryo dan diantar oleh supirnya.
“Ryo gak papa kan pah?” ibunya bertanya lagi karena cemas
“bi.. telpon saya saat sampai disana dan laporkan apa yang terjadi ya?” ibunya sangat cemas saat melepas pembantunya pergi dari sana
“moga aja bukan OD pah!” ucap ibunya saat melihat mobil pengantar Bibi keluar dari halaman mereka. ibunya selalu berpikiran Ryo ikut ikutan dengan hal glamor seperti itu. karena baginya dunia intertainment selalu indentik dengan hal tersebut.
Ryo memasuki area parkir apartemen. Ia selalu melihat ke arah Aira yang sudah tidak sadarkan diri. Ia mengendong Aira untuk dibawa ke kamar dengan cepat.
Saat ia tiba di sana. Bibi sudah menunggu di depan pintu apartement dengan memegang kotak darurat yang diberikan Ujang sebelumnya. Melihat Ryo yang datang menggendong Aira yang dibalut jaket membuat bibi sedikit shock.
Ada apa dengan gadis itu? Benak Bibi saat Ryo meminta bibi untuk membuka pintu apartemen untuknya.
Ryo membaringkan Aira di tempat tidur dengan nyaman. Ia membuka jaket Aira dengan cepat. Saat itu suhu badan Aira benar mencapai suhu mengkhawatirkan. Ryo mulai panik. Ryo menggulung lengan baju Aira. Ia mengambil sampel darah Aira untuk dibawa ke Lab. Ia langsung meminta supir ayahnya untuk mengantar sample malam itu juga.
“Bibi tolong ganti bajunya dengan ini” Ia mengeluarkan piyama miliknya. Sementara bibi mengganti baju Aira. Ryo menyiapkan untuk memberikan cairan infus padanya.
“Den.. bibi susah melepasnya..” bibi memanggil Ryo untuk melepas baju Aira yang ketat.
Ia membantu bibi melepaskan. Ryo bahkan tidak menyadari seberapa molek tubuh Aira saat itu, karena yang ada di pikirannya saat itu hanya menyelamatkannya sebagai seorang pasien, apalagi seseorang itu adalah orang yang kini bertahta di hatinya. Bibi mengganti pakaian Aira. kini ada cairan infus yang masuk ke tubuh Aira. Ryo memberikan injeksi penurun panas. Aira belum juga sadar. Ryo terus mengontrol suhu tubuh Aira.
📲‘Pacar den Ryo sakit dan dibawa ke apartemen’ tulis bibi pada ibunya
📲‘sakit apa?’ balas sang ibu
📲‘Demam tinggi’ balas bibi
📲‘gak ada tanda tanda OD kan bi?’ ibunya khawatir
📲‘tadi sample darahnya dikirim ke lab RS..’ balas bibi lagi
Ibunya langsung menghubungi orang suruhannya di RS untuk mengetahui hasil lab dari sample yang dikirim Ryo.
Rasa lelah setelah show sedikit pun tidak Ryo rasakan. Yang ada hanya khawatir kondisi Aira memburuk. Suhu badan Aira masih belum juga menurun. Kini ia harus mengompres Aira.
Ryo menengok melihat bibi yang tertidur di kursi malas. ia melihat jam dan ternyata sudah pukul 02:00 dinihari. Ia baru menyadarinya. Ryo mencoba membangunkan Aira, tapi ia tetap tidak membuka matanya. Ia mengecek lagi suhu tubuh Aira. sekarang mulai turun. Ia pun bisa bernafas lega.
Akhirnya demam Aira mulai turun. Bisik benaknya.
Ia melihat bibi yang tertidur pulas. Ia melihat sekitar yang seakan ia lupa itu kamarnya sendiri. Ryo pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ia melihat dirinya di cermin kamar mandi. Ia tersenyum.
“makasih mah” ucpanya menatap dirinya sendiri disana.
Hari ini ia berterima kasih pada ibunya yang sudah memaksanya menjadi seorang dokter.
Saat keluar dari kamar mandi. Ia berdiri di dekat tempat tidur dan melihat wajah Aira yang masih memakai make up. Ryo mengambil handuk steeril dan membersihkan wajah Aira pelan. Ia membersihkan tangan dan kaki Aira dengan handuk hangat.
Ia mengecek suhu tubuh Aira lagi. Dan kini demamnya sudah turun. Seketika rasa kantuk muncul. Ryo duduk bersandar di tempat tidur. Ia menggenggam tangan Aira. Ia berharap saat Aira bangun ia bisa merasakan. Tanpa terasa ia terlelap bersandar disana.
Aira membuka mata. Seluruh Badannya terasa sakit. Ia melihat tempat itu yang bukan kamar miliknya, ada handuk yang masih menempel di dahi. Ia mengangkat tangan pun terasa berat. Ada selang infus yang mengalir ke tubuhnya. Dan tangan yang di genggam oleh seseorang yang tertidur disamping tempat tidur, Ryo.
Baru saja Aira menarik tangan dari genggaman Ryo, tiba tiba Ryo terbangun. Ia melihat sejenak ke Aira yang baru membuka mata.
“kamu dah sadar?” Ryo mengecek kembali suhu tubuh Aira. ia melihat cairan infus Aira dan memperlambat.
Aira ingin bangun, tapi Ryo menahan
“kamu istirahat lagi, gak usah bangun!” tahannya
“aku dimana?” Aira menanyakan tempatnya yang sangat mewah
“gak usah dipikir, tidur lagi ya.. kamu harus banyak istirahat” Ryo menjawabnya
“aku mau ke kamar mandi!” Aira menjawab Ryo yang terus melarangnya bangun.
Ia membantu Aira bangun.
“aku bisa sendiri!” Aira merasa tidak nyaman
Ryo mengantar Aira hingga pintu kamar mandi. Aira masuk ke kamar mandi yang terlihat sangat mewah. Ia melihat dirinya di cermin. Wajahnya bersih. Ia baru sadar baju yang ia kenakan sekarang bukan baju saat ia melakukan show tadi. Aira baru menyadari itu semua.
Aira hanya duduk disana. Ia mencoba mengingat apa yang terakhir terjadi. Tapi yang ia ingat ia di bawa pergi Ryo dari studio. Ia hanya mampu mengingat itu.
Ryo menunggu Aira di depan kamar mandi. Aira sangat lama disana
“Aii..!” panggilnya lembut dan mengetuk pintu kamar mandi
“ai.. kamu gak papa?” tanyanya lagi
“hmm.. bentar lagi” ucapnya dari dalam
Aira keluar dan dibantu Ryo untuk kembali ke tempat tidur. Ia memberi selimut pada Aira yang kembali berbaring hingga dadanya.
“pusing?” tanya Ryo merapikan selimut Aira.
“dikit!” Aira menjawab singkat
“aku haus!” ucapnya ke Ryo. Ryo pun mengambil air minum untuknya
“ini tempat kamu ya?” tanya setelah minum dan menyandarkan dirinya di sandaran tempat tidur berukuran king size
“hhmm,,..” Ryo mengangguk
“jangan salah paham! aku gak bisa bawa kamu ke rumah sakit, karena kamu gak suka kalo kamu akan muncul di berita atau medsos besok” jelasnya karena Aira merasa tidak nyaman
“aah.. bener!” Aira mengerti sekarang kenapa dia disana
“ayo.. tidur.. kamu harus banyak istirahat” Ryo menyuruh Aira untuk kembali berbaring.
Sekilas Aira melihat ada wanita paruh baya yang terlelap di kursi malas pojok ruangan itu.
“oo.. itu bibi.. kamu pasti gak nyaman kalo aku yang ganti pakaian kamu kan?” ucap Ryo tersenyum
Aira hanya melirik ke bibi masih tertidur.
“sekarang baru jam 4, tidur lagi..!” pinta Ryo lembut membaringkan Aira menyelimutinya hingga sampai ke leher. Aira menatap sekilas ketulusan di mata Ryo.
“tidurlah” ucap Ryo yang terus duduk disamping Aira. Aira mulai memejamkan mata. Ryo menepuk nepuk selimut Aira yang tebal seperti menina bobokan.
Tiba tiba ada pesan masuk dari rumah sakit. Hasil lab Aira yang sudah bisa di lihat oleh Ryo. Hasil Lab Aira bagus, tidak ada indikasi apapun. Kini Ryo bisa tenang Aira hanya terlalu lelah dan lelah mental karena harus berhadapan dengan kegugupannya saat show malam ini.
Ryo pergi membangunkan bibi yang tertidur. Ia mengijinkan bibi untuk pulang, tapi sebelum itu dia memintanya membuat bubur untuk Aira.
Ryo kembali ke kamar setelah selesai bibi membuat bubur dan menjelaskan cara menghangatkan. Aira masih terlelap. Ia kembali mengecek suhu tubuh Aira. Demamnya benar benar sudah turun. Ia berbaring disamping Aira yang terlelap. Ia pun ikut terlelap dalam ketenangan dan menggenggam tangan cintanya.
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~
makasih ya buat yang udah ngasih komentar gift dan likenya..
Karena itu semua sangat memberi semangat buat author berkarya..
love you all