Niana Lestari,gadis berusia 18 th terpaksa harus menerima perjodohan yang dibuat oleh almarhum sang kakek dengan anak dari anak angkat sang kakek.
Irlan Pratama,laki-laki berumur 26 th adalah laki-laki yang dijodohkan untuk Niana.
Apa yang terjadi setelah pernikahan mereka?
Mengapa mereka harus bercerai di usia pernikahan yang masih 3 bulan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Ceklek..
Melda masuk ke dalam apartemen dengan kondisi berantakan.
Irlan mendekati kekasihnya itu,dia mencium aroma alkohol yang sangat menyengat.
"Kamu mabok lagi hah?" Irlan agak meninggikan suaranya.
"Kenapa? Gak suka?" Jawab Melda dengan ciri khas orang mabok.
Tak Ingin berdebat,Irlan membantu Melda masuk kekamar.
Baru saja Irlan mendudukkan Melda ditepi ranjang,tiba-tiba Melda memuntahkan isi perutnya di tubuh Irlan yang memang bertelanjang dada dan hanya memakai boxer saja.
"Ooooh shit...!!" Irlan menggeram
Irlan menjauhkan tubuhnya dari Melda dan mengambil kain lap untuk mengelap bekas muntahan di lantai. Setelah selesai dia pun bergegas ke kamar mandi membersihkan dirinya.
Irlan keluar dari kamar mandi dan masih mendapati Melda belum mengganti bajunya.
Dia pun berjalan ke dapur,mengambil baskom dan diisi air hangat,serta mengambil handuk kecil untuk membasuh tubuh Melda.
"Mel,,bangun dulu..sini bersihin badan mu dulu.." Irlan mengangkat tubuh Melda hingga posisi Melda duduk.
Irlan membuka baju Melda satu persatu. Tak lupa dia membuka br* dan cel*na d*la*m Melda,sudah tidak ada lagi rasa canggung antara mereka karena memang mereka sudah saling melihat satu sama lain walaupun tidak sampai berhubungan int*m.
Dengan telaten Irlan mengelap tubuh Melda.
Saat tangan Irlan menyentuh pay*d*ra Melda,desahan penuh kenikmatan keluar dari mulut Melda.
"Akh...." suara Melda berhasil membangunkan si junior yang sudah lama tak dijamah Melda.
Beberapa saat Irlan terbawa suasana. Dia mer*m*s benda kenyal itu dengan tangannya yang satu dan mulutnya sudah meng*l*um yang sebelahnya.
Melda makin menggila atas aksi Irlan. Apalagi saat Irlan memainkan p*t*ngnya dengan lidah nakal Irlan.
"Yank..aku gak tahan.." Melda menarik tengkuk Irlan,mencium bibir Irlan sangat rakus.
Suasana pun memanas,Irlan kembali bermain dengan gun*ng kembar Melda.
Melda pun tak tinggal diam,tangannya mer*m*s junior Irlan dari balik boxer.
Kesadaran Irlan pun datang,dia langsung menghentikan aksinya dan menjauhkan tangan Melda dari miliknya.
"Kenapa?" Melda kecewa karena Irlan berhenti mencumbunya padahal hasratnya sudah di ubun-ubun.
"Aku harus ngantor.." Irlan bangkit dari ranjang menuju ruang ganti.
"Akkhhh shiiiit!!!!" Melda memukul-mukul bantal menumpahkan kekesalannya.
Irlan keluar dari ruang ganti. Ia sudah siap berangkat kerja.
"Kamu gak bisa ninggalin aku kayak gini yank..kamu nyiksa aku kalau gini..!" Melda menarik tangan Irlan agar tidak berlalu darinya.
"Aku harus ngantor yank,aku juga mau ngurus perceraian aku sama Nia. Kamu sabar yah,aku pasti akan muasin kamu." Irlan mengecup puncak kepala Melda dan mengerlikan sebelah matanya kemudian berlalu dari Melda.
Irlan keluar dari apartemen Melda.
"Huft hampir aja kebablasan." Irlan mendesah lega karena berhasil menguasai nafsunya. Kalau sampai dia terbawa suasana karena sentuhan Melda,bisa dipastikan bukan hanya jarinya yang memasuki goa Melda melainkan si junior juga pasti sudah masuk. Dan Irlan masih menghindari hal itu.
Dia masih tetap pada pendiriannya tidak akan memasukkan junior ke dalam goa Melda sebelum ada kata SAH.
Walaupun dia tau kalau Melda sudah tidak perawan lagi.
Irlan tidak tau saja karena hal itu juga membuat Melda nekat membayar laki-laki untuk memuaskannya. Bisa dibilang Melda sudah kecanduan **** semenjak dia berhubungan dengan Juan.
Karena dia sudah tidak memiliki hubungan dengan Juan,makanya dia berharap Irlan bisa memuaskannya,tapi nyatanya hanya jari Irlan saja yang memasuki area intimnya. Membuat Melda frustasi karena tidak merasakan kepuasan.
Makanya akhir-akhir ini Melda sering pulang pagi.
Flashback On
Pagi itu Melda yang bosan barada di apartemennya memilih untuk shopping. Tidak lupa dia mengirimkan pesan ke Irlan untuk meminta uang.
Melda pun sampai disalah satu mall terbesar di kota itu. Dia memasuki salah satu butik.
Saat sedang memilih-milih dress,tangan Melda bersentuhan dengan tangan laki-laki yang ingin mengambil dress itu juga.
"Maaf.." laki-laki itu tersenyum ke arah Melda.
Melda pun membalas dengan senyuman.
"Kamu suka dress itu? Kalau kamu suka,kamu ambil aja biar aku cari yang lain." Laki-laki itu mengalah.
"Makasih..gimana kalau sebagai gantinya aku bantuin kamu cari dress yang lain." Tawar Melda.
"Boleh deh." Ujar laki-laki itu.
"Mau cari buat pacar kamu atau istri kamu.?" Tanya Melda penasaran.
"Buat kakak aku."
Melda pun mengangguk paham.
"Oh iya kenalin Raka." Laki-laki itu menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Melda.
"Melda." Melda membalas uluran tangan Raka.
Setelah berkenalan mereka mencari dress untuk kakak Raka.
Dress sudah didapat,sekarang cacing diperut mereka yang meronta-ronta minta diberi makan.
"Gimana kalau kita makan siang dulu,aku yang traktir. Sebagai tanda terimakasih aku karena udah bantuin aku cari dress untuk kakak aku. Gimana?" Berharap tawarannya diterima.
Melda pun mengiyakan ajakan Raka.
Mereka keluar dari area mall menuju parkiran. Dengan menggunakan mobil Raka.
Didalam mobil mereka saling mengobrol bahkan bercanda tawa.
Melda yang sejak pertama tertarik dengan Raka karena senyumannya kini dia makin tertarik karena kepribadian Raka yang tidak membosankan bahkan bisa membuat Melda merasa nyaman dengan candaan-candaan yang Raka lontarkan.
"Umur kamu berapa sekarang?" Melda penasaran karena dari raut wajah Raka,Melda menebak kalau umur Raka dibawah umurnya.
"Masih dua puluh satu" jawab Raka sambil menengok kanan-kiri mencari restoran yang Melda inginkan.
"Kita beda tiga tahun kalau gitu,aku dua puluh empat."
"Hah dua puluh empat,kok mukanya kayak umur tiga puluhan?!?!" Begitulah kata Raka dalam hati,karena memang wajah Melda lebih tua dari umurnya.
Yah walaupun tidak bisa Raka pungkiri Melda memang cantik,kulit putih mulus dan senyum yang manis.
Mereka sudah sampai di restoran western food pilihan Melda.
Mereka memilih VIP room,ruangan yang memprioritaskan privasi pengunjung.
Mereka pun memilih makanan saat pelayan datang dan memberikan buku menu.
Pelayan pergi meninggalkan mereka berdua setelah mencatat pesanan Raka dan Melda.
Mereka kembali mengobrol,Raka menanyakan hal-hal pribadi kepada Melda begitupun Melda.
Obrolan mereka pun terjeda saat pelayan datang membawa makanan pesanan mereka.
Setelah makan pelayan datang membersihkan meja mereka.
Mereka kembali melanjutkan pembicaraan mereka.
Karena terbawa suasana atau apalah itu tiba-tiba Raka mencium Melda dipipinya.
Cup..
Mata Melda pun menghadap Raka,kini mata mereka saling menatap intens.
Entah dorongan dari mana membuat Raka kembali mengecup singkat bibir Melda.
Raka melepaskan bibirnya dari bibir ranum Melda,tapi sayang Melda langsung menahan tengkuk Raka dan....
btw, kunjungi juga karyaku ya😁🙏🏻