Lamanya waktu bersama tidak menjamin sebuah ikatan langgeng dan bahagia. Bahkan meski hampir 20 tahun Elara Nasution menghabiskan hidupnya bersama sang suami Ares Dawson Atmaja. Semua terasa tidak berarti untuk pria itu. Ditambah dengan belum adanya buah hati di antara mereka membuat hubungan suami istri itu menjadi semakin renggang.
Kehadiran orang ketiga yang dibawa secara sadar oleh Ares menjadi awal dari keruntuhan rumah tangga yang telah susah payah Elara bangun. Elara pun menyerah, melepaskan cintanya yang telah mati dan tergantikan oleh sosok baru yang mengasihinya lebih dari siapa pun. Penyesalan selalu datang terlambat, dan itu semua dirasakan Ares saat Elara bukan lagi miliknya.
Apa yang akan dilakukan Ares untuk mendapatkan kembali cinta Elara?
Apakah Elara akan menerima Ares atau menjalin kasih dengan pria idaman lain ?
follow my ig @ismi_kawai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ismi Kawai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34
Warning 21++, harap bijak dalam membaca.
Elara POV
Aku meninggalkan acara tegur sapa dengan para tamu menuju kamar pengantin, kejadian tadi masih memberikan rasa nyeri di hatiku. Setiap kata Ares masih segar dalam ingatanku.
Tanpa ku sadari sebuah lengan merengkuh pinggangku membuatku terhenyak.
"Aku mencarimu dari tadi, ternyata kau disini," Charles mengecup bahu telanjangku.
Aku menghela nafas lega saat tau jika itu suamiku, aku memeluknya erat membuat Charles terheran-heran. Menghirup parfumnya yang memabukkan.
"Ara..."
"Biarkan seperti ini, aku merasa sangat lelah hingga sulit bernafas," ucapku samar karena aku membenamkan wajahku pada dadanya.
Charles mengusap punggungku lembut. Aku sangat menikmatinya. "Kau harus membahagiakanku, tidak... kau harus membuatku melupakan semua rasa sakit."
Charles mengurai pelukan, memandangku lekat. "Aku berjanji, aku akan membuatmu lupa akan apa pun. Hanya aku... yang akan kau ingat," pria itu menggendongku dan membawaku ke ranjang.
Aku melotot saat tangan pria itu melepaskan jasnya. "Charles... sedang apa kau?"
"Membuatmu melupakan rasa sakit," dengan lihai ia membuka kancing kemejanya hingga memperlihatkan dada bidangnya yang berotot.
Wajahku memanas, sekejap aku lupa dengan semua perkataan Ares yang menyakitkan. Berganti dengan rasa tegang karena Charles yang hampir telanjang bulat.
"Ini... masih siang," ucapku terbata. Aku memalingkan muka karena malu meski aku masih mencuri-curi pandang pada pahatan sempurna di hadapanku.
"Tidak apa-apa, kita lakukan dengan cepat... karena nanti malam baru hidangan utamanya," Pria itu menaiki ranjang dengan perlahan membuat nafasku tercekat. Aku jadi ingat scene di sebuah film fifty shades of grey, ketika Christian meniduri Anastasia... pikiranku menjadi liar.
Charles meraih tungkai kakiku dan mengusapnya dengan menyingkap gaun pengantinku. "Charles..." lirihku.
"Lihat aku, Ara..." aku menatap manik birunya yang selalu membuatku terperangkap dalam pesonanya.
Dia meraih tengkukku dan mendaratkan ciuman penuh hasrat padaku. Aku hanya bisa pasrah, nyatanya apa yang Charles lakukan mampu membuatku lupa akan hal apapun.
Tanpa menunggu lama gaunku sudah teronggok di lantai, dan kami sibuk saling bertukar saliva.
"Kau milikku," bisiknya saat miliknya menerobos memasukiku.
"Aah... Charles..." aku merintih merasakan sesuatu yang besar mendesak intiku hingga terasa penuh.
"Yes... call me, baby..." Charles menghentak dengan ritme yang membuatku melayang.
Aku memejamkan mata menikmati setiap gerakannya, hingga gelombang itu datang. Aku sungguh tak bisa menahannya.
"Charles..."
"Keluarkan, aku ingin merasakanmu," Dia mempercepat hujamannya padaku.
"Aaakhhh...!" Aku melenguh karena orgasme, nafasku tersengal. Rasanya sangat melegakan.
Charles menggeram merasakan miliknya yang serasa di remas. "Kau... sangat nikmat, Ara..." pria itu merasakan sisa orgasmeku, kemudian menuntunku menuju meja rias.
"Lihat Ara, lihat aku memasukimu... kau sangat cantik..." aku mau tidak mau melihat diriku yang bertelanjang di hadapan cermin dengan Charles yang memasukiku dari belakang. Aneh... tapi memberikanku sensasi yang beda, menaikkan hasratku.
Kami bercinta sebanyak dua kali, dengan empat kali aku orgasme. Aku kelelahan hingga tertidur.
🍁🍁🍁
Author POV
Charles mengusap lembut puncak kepala sang istri. Dia tau akan kejadian barusan, ketika Sophie membuat keributan yang berakhir dengan Ares membawanya pergi dari acara. Charles tidak akan mengorek apa pun yang malah menjadikan Aranya sedih. Sebisa mungkin, jika bukan Ara sendiri yang ingin membahasnya, Charles tidak akan bertanya.
Charles meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.
[Tarik semua modal dari Gloomy Corp. Bayar pinalti yang mereka minta berapapun harganya, aku tidak mau lagi berurusan dengan mereka.] Charles memberikan perintah sambil membelai pipi Ara, kemudian mengecup singkat bibir merah pucat istrinya. Liptick wanita itu sudah habis karena ciuman panas mereka.
Panggilan pun terputus, pria itu memilih beranjak dari ranjang menuju kamar mandi. Dia akan menyambut para tamu seorang diri, membiarkan istrinya beristirahat karena nanti malam ia akan kembali menggepur istri cantiknya.
"Aku akan membuatmu hamil dalam waktu dekat, Ara..." seringainya sebelum memasuki kamar mandi.
🍁🍁🍁
Kediaman Ares Dawson Atmaja
Sepulang dari acara pernikahan mantan istrinya, pria itu mengurung diri di ruang kerjanya. Mengambil dan menenggak beberapa botol minuman keras yang ada di sana. Sophie yang berniat untuk menemani pun ditolaknya.
"Kau terlihat bahagia, kau sudah lupa dengan Atmaja? Heh?" Ares meracau sambil menunjuk-nunjuk bingkai foto di tangannya. "Kenapa kau tidak mau mengerti? Kau yang membuatku menceraikanmu, aku hanya ingin anak... kenapa kau tidak bisa bersabar?"
Kembali pria itu menenggak alkohol hingga kemejanya basah. "Pergilah... aku masih punya anakku, dia akan setia menemaniku, kau dengar itu, Ara?"
Ares berjalan dengan sempoyongan, dia keluar dari ruang kerjanya menuju kamar Sophie. Wanita itu baru saja berganti pakaian tidur.
"Tuan... anda mabuk?" Sophie menghampiri Ares.
Ares yang sudah mabuk berat melihat Sophie sebagai Elara, mantan istrinya.
"Kau di sini... bukankah kau sedang di altar bersama pria lain. Mau apa kau di sini?"
Sophie mengeryit bingung, siapa yang di altar?
"Tuan... siapa yang kau maksud?"
Ares berdecih, memandang Sophie dengan tatapan aneh. "Siapa lagi kalau bukan kau? Kau ke sini ingin menggodaku dengan pakaian itu? Apa dia tidak memuaskanmu?" Pria itu berjalan mendekat dengan racauannya yang semakin aneh.
"Tuan... kamu bicara apa?" Bisik Sophie dengan melangkah mundur. Dia merasa Ares sangat menyeramkan.
"Berhenti omong kosong! Aku akan memberikan yang kau mau, kemari Ara!"
Mata Sophie membulat saat nama mantan istri suaminya terdengar. Ares mengira jika dirinya Ara, Sophie menggeleng kesal.
"Aku bukan Ara Tuan, berhenti memikirkannya. Aku Sophie... istrimu!" Sophie histeris namun tidak digubris oleh Ares yang malah menariknya dan menghempas tubuhnya dengan kasar ke ranjang.
Ares merobek piyama Sophie dengan brutal, meski Sophie melawan namun tidak bisa menahan kekuatan seorang pria dewasa seperti Ares.
Manik pria itu berkilat antara amarah dan gairah yang menyatu jadi satu. Ares menggagahi Sophie secara paksa sambil meracau nama mantan istrinya.
"Ara... ara..."
Sophie hanya bisa menangis dan merintih, merasakan sakit di hati dan sekujur tubuhnya. Ares belum melupakan Elara, karena jauh di alam bawah sadarnya Elara masih istrinya.
Ares tertidur pulas setelah menggauli Sophie. Sophie memilih menjauh dari Ares, dirinya berjalan dengan tertatih merasakan nyeri menusuk pada perutnya. Wanita itu duduk meringkuk pada sofa, sambil menatap pedih pada Ares suaminya.
Tbc.
Please rate, vote dan likenya yach!
Sertakan comment kalian agar aku lebih baik lagi, Enjoy!
alur ceritanya jg Ter atur. love u thor 🥰🥰🫰
gita " tapi malu... "