Airilia seorang gadis yang hidup serba kekurangan, ayahnya sudah lama meninggal sejak ia berusia 1 minggu. Airilia tinggal bersama ibunya, bernama Sumi yang bekerja sebagai buruh cuci. Airilia merupakan anak kedua dari dua bersaudara, kakaknya bernama Aluna yang berstatus sebagai mahasiswa yang ada di banjar.
Pada suatu hari, Airilia kaget mendengar Sumi terkena kanker darah. Airilia yang tidak tau harus kemana mencari uang, ia berangkat ke banjar untuk menemui Aluna, agar Aluna mau meminjamkan uang untuk pegangan saat Sumi masih di rawat dirumah sakit.
Alih-alih meminjamkan uang, Aluna justru membongkar identitas Airilia sebenarnya. Aluna mengatakan bahwa Airilia anak pelakor yang sudah merebut ayahnya. Sumi yang berlapang dada merawat Airilia semenjak ibunya mengetahui ayahnya meninggal karena kecelakaan. Aluna yang menuntut Airilia harus membiayai pengobatan Sumi sebagai bentuk balas budi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irla26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Menikah siri
Dirumah Sumi sedang ramai, para tetangga berdatangan sebelum isya, ada yang membantu di dapur ada juga sedang menggosip diruang tamu.
"Kok, nikahnya dadakan sih?apa jangan-jangan Aluna hamil duluan?" tanya Asih.
"Mungkin, kalian enggak liat, perut Aluna itu sedikit menonjol".
"Benar juga" Asih mengangguk, disusul Mira dan Awi.
"Ih, ngeri banget, anak jaman sekarang" ucap Mira sambil mencomot kue kering yang disajikan diatas piring.
"Pagi tadi, aku dengar pembicaraan Aluna dan Renata, katanya Aluna nikah sama suami orang".
"Serius..!".
"Benar, aku enggak bohong".
"Ih, enggak ibunya, enggak anaknya sama-sama mau menikah sama suami orang".
"Amit-amit punya anak seperti Aluna, bikin malu keluarga".
"Ada apa ini, kok pada kumpul disini?" tanya Ijah yang baru datang bersama Renata.
"Ini kami sedang membicarakan Aluna, katanya Aluna menikah karna hamil duluan dan calon suaminya udah punya istri".
"Masa sih?nanti jadi fitnah kalau enggak benar".
"Benar, saya sendiri saksinya. Aluna sendiri yang bilang ke Renata, kalau dia hamil dan menikah sama laki-laki yang udah punya istri. Iya, kan Renata" semua orang langsung menatap Renata.
"Mungkin, mbak Awi salah dengar, kata Aluna itu temannya sedang hamil dan suaminya pergi sama perempuan lain".
"Ooh, begitu ya. soalnya saya mendengarkan hanya sekilas doang" ucap Awi sambil nyengir.
"Bu, aku mau ke kamar Aluna?" Ijah mengangguk pelan.
Didalam kamar, Aluna sedang berhias, ia memakai baju kebaya warna putih. Ia senang bisa menikah dengan Reza walaupun tanpa resepsi yang diinginkannya.
"Masyaallah, cantiknya sahabatku" ucap Renata saat Aluna sudah selesai make up.
"Dari dulu aku memang sudah cantik" Aluna memuji dirinya sendiri.
"Cantik sih, tapi suka sama suami orang".
"Suka-suka aku dong".
"Ini buat kamu" Renata memberikan sebuah kado berwarna hitam dan sedikit pita di bagian tengah.
"Apa isinya?".
"Buka sendiri" Aluna membuka kado dari Renata, ia merasa senang atas pemberian Renata.
"Pas banget aku belum beli baju dinas, terima kasih, Ren".
"Semoga cocok sama kamu" Aluna mengangguk.
"Aku keluar dulu, sebentar lagi acaranya dimulai" Renata keluar dari kamar dan bergabung duduk didekat para ibu-ibu.
"Saudara Reza bin Muhammad Akbar, saya nikahkan dan saya kawinkan anda dengan keponakan perempuan saya bernama Aluna binti almarhum Sento dengan mahar emas 5 gram dibayar tunai.
"Saya terima nikah dan kawinnya Aluna binti almarhum Sento dengan mas kawin tersebut dibayar tunai".
"Gimana para saksi?".
"SAH" kedua saksi mengangguk kepala, pertanda mereka telah sah menjadi sepasang suami istri.
"Alhamdulilah, kalian telah sah menjadi suami istri".
Acara berjalan dengan lancar, semua orang merasa bahagia melihat sepasang suami-isteri itu, namun tidak halnya dengan Sumi, ia meneteskan air mata saat mendengar ijab kabul. Sumi tidak menyangka bahwa Aluna menjadi istri kedua mengikuti jejaknya.
"Selamat Aluna" ucap ibu -ibu bersalaman dengan Aluna.
"Iya, terima kasih".
"Selamat Aluna" ucap Hasan saat akan beranjak pulang.
"Terima kasih, paman".
"Hasan, tunggu!" teriak Sumi menghampiri Hasan.
"Ada apa Sumi?".
"Ini, untuk dirumah dan ini untuk terima kasih saya karna udah jadi wali Aluna" Sumi memberikan bingkisan dan amplop.
"Wah, enggak perlu repot-repot".
"Enggak papa, ambil aja".
"Terima kasih, saya pulang dulu. Assalamualaikum".
"Waalaikumsalam, hati-hati dijalan" Sumi melepas kepergian adik dari sang suami.
Didalam kamar pengantin, Aluna sedang mencoba memakai baju dinas yang diberikan Renata. Aluna menatap dirinya di pantulan cermin, ia sangat seksi memakai pakaian itu walaupun perutnya sedikit menganggu.
"Mas Reza, aku ingin kamu sediakan rumah untuk tempat tinggal aku?" Reza mengangguk dan menghampiri Aluna sambil memeluk tubuhnya dari belakang.
"Aku udah siapkan rumah, tapi kamu harus tutup mulut sama Dinda. Jangan sampai Dinda tau kalau kita udah menikah siri".
"Itu gampang, asal aku dan anak ini hidup terjamin" Reza membawa Aluna ke tempat tidur mereka yang sudah dihiasi bunga-bunga berwarna putih dan ungu.
*Bersambung*