NovelToon NovelToon
Benih Sang Cassanova

Benih Sang Cassanova

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:45.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: D'wie

Rainero yang tampan dan kaya memiliki pesona bagi para wanita, semua yang ada disekelilingnya dapat diatur olehnya dan mengikuti jejaknya.

Namun kehidupan sempurnanya ternodai oleh diagnosasi kemandulan. Dia ditinggalkan oleh calon istrinya, dia menjadi lelaki yang mempermainkan berbagai wanita.

Suatu hari, sebuah malam penuh gairah yang dia lewatkan dengan sekretarisnya Shenina, memunculkan perubahan kedua dalam kehidupannya-- Shenina hamil.

Shenina cantik, cerdas dan baik hati, Rainero tidak bisa mengendalikan hatinya yang terus memperhatikan dia.

Namun Rainero yang mandul bagaimana bisa membuat orang hamil ? Dia mengusirnya dengan marah.

Kebenaran terungkap ...
Shenina sedang mengandung anaknya...
Rainero menjadi gila, namun wanita yang dicintainya menghilang tanpa jejak.

Akankah mereka bertemu kembali ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BSC 14

"Aaakh ... " Shenina tersentak saat terdengar suara klakson bersahutan. Ternyata lampu lalu lintas telah berganti warna hijau. Karena terlalu banyak yang Shenina pikirkan, Shenina sampai tidak menyadari hal tersebut.

Shenina menghempaskan nafas lelah. Ia benar-benar lelah. Entah bagaimana ia menjalani hari-hari ke depannya. Ia hanya bisa berharap, ia tidak menemukan masalah berarti.

Setibanya di rumah, Shenina pun bergegas turun. Ia membiarkan barang-barangnya tadi di dalam mobil. Tenaganya telah terkuras habis. Yang ia inginkan saat ini hanyalah merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Sejenak melupakan segala apa yang dialaminya hari ini. Meskipun entah ia dapat melakukannya atau tidak.

Kepala Shenina makin terasa nyeri. Bahkan perutnya kini bagaikan dikocok-kocok. Ada sesuatu yang menyeruak dan meminta segera dikeluarkan. Shenina lantas gegas berlari masuk ke dalam rumah tanpa menyadari ada beberapa orang yang tengah menunggu kepulangannya.

"Shen," panggil seseorang sumringah saat melihat kepulangan Shenina. Shenina yang awalnya ingin menuntaskan hasrat perutnya yang bergejolak ingin dikeluarkan sampai tertegun.

Shenina reflek menjatuhkan tasnya membuat isinya berhamburan. Tak kuasa menahan dorongan dari dalam perutnya, Shenina lantas melanjutkan langkahnya menuju wastafel di kamar mandi yang ada di area dapur. Shenina memuntahkan cairan dalam perutnya, membuat tubuhnya yang sudah lemas jadi kian lemas tak bertenaga. Hingga sebuah lengan tiba-tiba menyentuh tengkuknya dan memijitnya lembut.

"Shen, kau sakit?" tanya seseorang itu khawatir. Dia adalah Theo. Shenina seketika menegang saat kembali menyadari siapa yang tadi duduk di ruang tamu rumah mereka. Mereka adalah Theo dan orang tuanya. Bagaimana Shenina tidak tegang, di saat kondisinya sedang tak baik-baik saja, lalu tiba-tiba saja Theo mengajak orang tuanya kemari tanpa berkabar terlebih dahulu. Walaupun Theo memang telah merencanakan hal ini jauh-jauh hari, tapi saat ini, keadaan benar-benar tak memungkinkan. Haruskah ia berkata jujur mengenai keadaannya atau memilih menunda dengan segudang alasan?

"Aku ... baik-baik saja," kilah Shenina.

Shenina menyeka mulutnya yang baru saja dibilas dengan tisu. Saat ia membalikkan badan, mata Shenina dan Theo saling bersirobok. Rasanya bersalahnya kembali menyeruak, tapi ia bisa apa, semuanya telah terjadi. Pun terjadi bukan karena kehendaknya. Semua terjadi begitu saja, tanpa daya sama sekali untuk mencegah.

Shenina lantas kembali ke ruang tamu. Raut wajah semua orang tampak aneh membuat Theo dan Shenina bingung. Saat Shenina ingin membereskan isi tasnya yang berhamburan, Shenina terkejut sebab tasnya telah dibereskan oleh ...

"Ini tasmu, Shen," ujar Jessica tiba-tiba membuat arah pandang Shenina beralih ke Jessica.

Shenina ingin mengambil tasnya sebelum kemudian menyalami orang tua Theo. Tapi tiba-tiba satu pertanyaan membuat nyawa Shenina bagai direnggut dari raganya.

"Kau hamil Shen?" ujar Jessica bertanya.

"Apa?" seru semua orang terkejut, tidak terkecuali Theo.

"Kau hamil, Shen? Jadi kalian ingin cepat-cepat menikah karena kau telah hamil?" seru Ambar dengan mata membulat.

Shenina seketika gelagapan. Apalagi saat matanya bersirobok dengan mata Theo yang tampak sekali terkejut.

"Shen, kau ... "

"Aku ... aku ... "

"Ini ... aku menemukan ini saat membereskan tas Shenina tadi. Wah, selamat ya Theo, ternyata kalian sebentar lagi akan menjadi orang tua," ucap Jessica ceria sambil menunjukkan test pack bergaris dua milik Shenina. Seolah-olah ia benar-benar bahagia dengan kehamilan Shenina. Padahal dalam hati ia terus mengumpat karena sebentar lagi Shenina akan menikah dengan Theo.

"Shen, anak siapa itu? Jawab?" seru Theo dengan suara menggelegar. Bahkan ia sudah berdiri dengan mata memerah.

Semua orang membulatkan matanya saat mendengar pertanyaan Theo. Mereka lantas menyimpulkan kalau anak yang Shenina kandung bukanlah anak Theo.

"Theo, bukan seperti pikiranmu. Aku ... aku ... "

"Aku tidak menyangka kau tega mengkhianati ku, Shen. Padahal aku selalu setia padamu, tapi ini balasanmu," serunya lagi dengan suara meninggi.

"Tunggu, tunggu, jadi anak yang Shen kandung bukan anakmu, begitu Theo?" Tak mau menyiakan kesempatan, Jessica pun ikut menimpali, berharap api keributan segera tersulut dan mereka memiliki kesempatan untuk menghancurkan Shenina dan mengusirnya.

"Jawab, Shen, anak siapa itu? JAWAB!!!" Teriak Theo kecewa. Bahkan ia sampai lupa kalau di ruangan itu bukan hanya ada mereka berdua, tapi ada keluarga masing-masing. Kedua orang tua Theo masih terdiam. Mereka sedang mencerna situasi, sedangkan ayah Shenina telah mengepalkan tangannya emosi.

"Theo, mari kita bicarakan ini berdua. Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Aku tidak pernah mengkhianati mu, sungguh. Aku mohon, mari ikut denganku. Aku akan menjelaskan semuanya," melas Shenina. Ia akan menceritakan segalanya, tapi tidak pada semua orang yang ada di sana sebab ia tak ingin membuat masalah lagi dengan Rainero. Apalagi Rainero pernah mengultimatumnya agar tidak menceritakan perihal malam itu pada siapapun.

"Jangan coba-coba mempengaruhi putraku! Aku tahu cara licikmu, pasti kau akan merayu dan mempengaruhi putraku agar tetap mau menikahimu dan menerima anak tak jelas itu kan!"

Kini ibu Theo pun angkat bicara.

"Shen, kenapa kau lakukan itu? Jelaskan saja di sini, anak siapa itu! Ayo jawab!" imbuh Ambar memasang wajah sedihnya.

"Theo, aku mohon!" Shenina merasa putus asa, Theo tampak sekali sangat kecewa padanya.

"Kau benar-benar mengecewakan ku, Shen," ucap Theo pedih.

"Sudahlah, untuk apa lagi kita di sini. Kita batalkan saja acara lamaran ini. Pokoknya, Daddy tidak setuju kau menikahi perempuan itu, Theo. Apa kata keluarga besar kita bila tahu kau menikahi wanita hamil yang anaknya saja tidak jelas milik siapa," tukas ayah Theo yang ikut geram.

Shenina tertunduk lesu. Ia bingung harus mengatakan apa lagi.

"Theo, kau lihat sendiri kan! Aku sudah bilang padamu sebelum-sebelumnya kalau Shenina tidak sebaik dugaanmu. Dia kerap pergi dengan laki-laki secara random. Bahkan kau tahu, sebulan yang lalu, ia pulang hampir pagi dalam keadaan setengah mabuk sambil memakai pakaian pria, kau bisa bayangkan kan apa yang Shenina lakukan di belakangmu," tukas Jessica memasang wajah penuh sesal.

Ya, Jessica memang melihat saat Shenina pulang dalam keadaan kacau hari itu. Ia juga melihat Shenina pulang dengan memakai kemeja milik Rainero sebab pakaiannya susah dirobek Rainero.

Mata Shenina membulat. Kelihatan sekali kalau Jessica sengaja menyiramkan minyak di atas api yang tengah membara.

"Sudahlah Theo, ayo kita segera pergi dari sini. Tak ada gunanya lagi kita di sini," ajak ibu Theo sambil menatap benci pada Shenina.

"Nyonya, jangan pergi dulu, bagaimana ... bagaimana kalau aku yang menggantikan Shen," ujar Jessica tiba-tiba mengejutkan semua orang, termasuk Shenina.

"Putri saya benar. Jessica anak yang baik. Saya yakin, dia tidak akan mengecewakan kalian," timpal Ambar yang ingin mendukung sang anak. Apalagi dapat ia lihat keluarga Theo cukup berada. Tampak dari penampilan ibu Theo yang glamor.

"Kalian pikir aku mau berbesan dengan keluarga miskin seperti kalian? Kalau bukan karena Theo yang memohon-mohon agar mau melamarkan perempuan jalaang itu, aku tak sudi datang ke mari. Apalagi keluarga kalian tidak selevel dengan kami," desis ibu Theo dengan tatapan merendahkannya.

"Sialan kalian. Kalau kalian mau menghina kami, sebaiknya kalian pergi dan jangan pernah kemari lagi. Pergi sana!" Usir Harold. Sebenarnya sudah sejak tadi ia merasa jengah dengan perdebatan orang-orang itu. Apalagi saat melihat Shenina, tak ada rasa iba. Justru rasa benci yang makin bergelora.

"Kau pikir kami mau terus-terusan di sini? Sudah Theo, kau bisa mendapatkan perempuan yang lebih segalanya dari jalaang itu. Ayo cepat pergi! Mommy sudah merasa gerah di sini."

Dengan terpaksa, Theo pun pergi dari sana. Shenina menatap nanar punggung Theo yang sudah kian menjauh. Bahkan untuk menoleh pun Theo sudah tak sudi. Mungkin karena Theo yang benar-benar kecewa sehingga ia pun pergi begitu saja tanpa mau mendengarkan penjelasan Shenina sama sekali.

Plakkkk ...

Plakkkk ...

Plakkkk ...

Tiba-tiba saja pipi Shenina ditampar hingga beberapa kali. Rasa panas menjalar. Sorot kebencian berkilat di netra baik itu Shenina maupun Harold. Mereka ayah dan anak kandung, tapi mereka saling membenci satu sama lain.

"Dasar jalaang! Memalukan. Segera bereskan barang-barangmu dan angkat kaki dari sini. Aku tak mau lagi melihatmu ada di rumah ini. Cepat pergi sebelum aku sendiri yang melemparkan mu ke jalanan!" Pekik Harold murka.

Shenina menatap nanar pada sang ayah. Bahkan sedikit pun ayahnya tidak mau memikirkan perasaannya apalagi nasibnya ke depannya. Setelah mengucapkan itu, Harold pun segera masuk ke dalam kamar disusul Ambar yang tampak tersenyum bahagia sebab tanpa perlu repot-repot, Shenina akhirnya diusir juga dari rumah itu.

Begitu pula Jessica. Meskipun awalnya ia sedikit sebal karena penolakan ibu Theo. Tapi saat tahu Shenina akhirnya diusir, ia pun merasa amat sangat senang.

Shenina yang merasa tak ada yang perlu ia lakukan lagi di rumah itu pun segera masuk ke kamar dan membereskan barang-barangnya. Sesuai permintaan Rainero dan ayahnya, ia akan benar-benar pergi. Menjauh. Sejauh-jauhnya.

"Maafkan mommy, Sayang. Percayalah, mommy akan selalu bersamamu. Mari kita pergi. Doakan mommy ya agar selalu kuat," lirih Shenina sambil mengusap perutnya yang datar.

Dipandanginya sekeliling kamarnya. Kamar yang telah ia tempati sejak ia kecil. Memang tidak begitu banyak kenangan di sana karena semuanya tertutupi oleh segala kepahitan yang ia terima.

Shenina menghela nafasnya dengan dada yang bergemuruh. Dengan langkah gontai, ia menyeret koper yang berisi barang-barangnya yang tidak terlalu banyak keluar dari rumah masa kecilnya itu.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

1
Dyah Oktina
waaaaaahhhhhh jangan2 jd jodohnya jenny... dah tobat suka menghina orang yg dirasa rendah... 😁
Dyah Oktina
iya .. Ku tunggu cerita selanjutnya... jangan lama2 ya thor... 💪🏻💪🏻❤️
Dyah Oktina
iya .. Ku tunggu cerita selanjutnya... jangan lama2 ya thor... 💪🏻💪🏻❤️
Vibi22904259
novel ketiga yg kubaca Thor
Cidaha (Ig @Dwie.author): Wah, terima kasih, Kak. 🥰🥰🥰
total 1 replies
Efni Efni
aku sampek senyum² sendiri
Tita Sibungsu Baping
gk ibu gk bapak sama aja jahat gk mikirin perasaan jevian demi bisnis rela anaknya dijadikan korban.kenapa dimatiin aja bapaknya jevian biar jevian bisa menentukan pilihannya sendiri
Dyah Oktina
sehat terus ya thor sekeluarga...Aamiin
Cidaha (Ig @Dwie.author): Aamiin ya rabbal alamin. Terima kasih kak. 🥰🥰🥰
total 1 replies
Dyah Oktina
semangat terus ya thor... juga sehat selalu.... Aamiin. . 😍😍❤️
Cidaha (Ig @Dwie.author): Terima kasih supportnya, Kak. Eh, aku liat kakak baca hampir semua karyaku. Makasih banyak ya. 🤩🤩🤩
total 1 replies
Dyah Oktina
Luar biasa
Atmita Gajiwi
/Smile//Determined//Kiss//Rose/
salmah asri
🤭🤭🤭
pipin bagendra
kalo orang kaya gabut nya beda ya 😁😁😁
salmah asri
luar biasa
Cindy Cindy
Luar biasa
salmah asri
🥳🥳🥳❤️❤️❤️
Wiwinsutarsih Winsu5282
kasian s Jesica SDH jatuh tertimpa tangga pula🤦
salmah asri
rain ngidam🤭
salmah asri
kasihan shenina😥
chan
Detektifnya abal2 sih.Harusnya dari awal pencarian,cari kesana juga.
chan
panggilannya ganti ke AX aja yah thor seperti awal baca, kalau TON itu bacanya kurang pas githu😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!