Melody Cinta Nayla

Nay masih duduk di sofa ruang tamu apartemen Rey, sedangkan Rey sudah tertidur dengan menjadikan paha Nay sebagai bantalannya.

Nay mendesah lelah,sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya sekarang terjebak di permasalahan keluarga yang rumit,Rey yang mencintainya dan cintanya yang sama sekali tak direstui, Nay menggantikan pahanya dengan bantalan sofa, dan bangun dari duduk nya, Nay berjongkok di depan Rey yang tertidur, "Aku mencintaimu Rey" Nay mengecup dahi Rey lalu beranjak pergi,setelah terdengar pintu tertutup Rey membuka matanya.

"Apakah kau masih akan tetap mencintaiku jika tau kenyataannya" Rey mengingat pembicaraan dengan kedua orang tuanya tadi.

Flashback..

"Kamu jangan egois Rey,ada banyak pekerja yang dipertaruhkan disini,dan kamu pasti tau apa yang bisa Raksa lakukan,Daddy tau kamu sudah menyelidiki dia kan"

"Daddy mu benar Rey,pikirkan lagi Ibu sama sekali tak bisa bayangkan jika perusahaan hancur,dan mengenai cinta Ibu yakin perasaanmu akan tumbuh dengan berjalannya waktu, Sonia gadis baik Rey,dan lambat laun cinta kamu pada gadis itu akan terkubur"

"Aku gak bisa Bu dan sampai kapanpun cintaku hanya untuk Nayla"

"Cih,, cinta. Apa gadis itu tau bahwa kamu penyebab kematian Ayahnya"

Deg.

"Kamu pikir dia akan mengacuhkan pembunuh ayahnya sendiri?"

"Dia akan meninggalkanmu dan kamu hanya akan melakukan hal yang sia sia saja,sudah jelas lebih baik kamu pikirkan tentang bisnis kita, pikirkan tentang keluarga kamu, daddy yakin hanya tinggal menghitung waktu untuk kita kehilangkan segalanya"

Flashback off

"Apa kamu masih mau bersamaku jika tau kebenarannya" lirih Rey lalu memejamkan matanya lagi.

_____________

Nay pulang di jam 11 malam, "Kak Nay dari mana?" Bima bertanya bahkan Nay belum membuka sepatunya.

"Kamu bikin kaget aja Bim,kok belum tidur"

"Aku mau ngomong sama kak Nay"

"Apa sih penting banget ya sampai nungguin udah malem gini" Nay medudukan dirinya di depan Bima.

"Kenapa Hape kak Nay gak bisa dihubungi?"

"Iya hape kak Nay mati, habis baterainya.Emang ada apa sih serius banget kayaknya"

"Kakak tau tadi ada siapa kesini,tadi tuh.."

"Bima!!" belum selesai Bima bicara Ibu keluar dari kamarnya "Sana tidur udah malem"

"Tapi Bu"

"Tidur Bima jangan ikut campur urusan orang tua" Nay semakin heran kenapa dengan Ibu,dan Bima, tak biasanya Ibu begitu keras dan terlihat marah.

Bima mendengus dan memasuki kamarnya, setelah Bima masuk ke kamar Nayla mulai bertanya "Ada apa sih Bu?"

"Dari mana kamu malam begini baru pulang?" bukan menjawab ibu malah balik bertanya.

"Aku dari ulang tahun Rey bu"

"Mulai sekarang jangan temui laki laki itu lagi"

"Loh kenapa,?"

"Jangan bantah Ibu Nay, dia hanya memberi pengaruh buruk untuk kamu"

"Gak kok bu, Rey baik bukannya Ibu sendiri yang mendukung hubungan ku dan Rey"

"Ibu bilang jangan ya jangan,jangan bertemu dia lagi" Ibu pergi kembali kedalam kamar dan menutup pintu hingga terdengar berdentum.

Brak!!

Nay berjengit kaget, kenapa lagi sih?

Nayla merebahkan dirinya ranjang kecil miliknya dan memijit keningnya, ia kembali bangun ketika merasakan kepalanya makin berdenyut lalu mengambil obat di dalam laci dan meminumnya.

Pagi pagi ada yang aneh dengan Ibu Nay, biasanya pagi sekali Ibu Nay sudah membuat kue untuk pesanan para tetangga, dan warung warung, namun hari ini suasana sepi di dapur tak ada Ibu, dan di meja makan hanya ada Bima yang sedang makan Roti "Tumben mau makan roti" kata Nay.

"Kepaksa Ibu gak masak, Ibu juga belum keluar kamar"

"Ibu sakit?"

"Gak tau, Aku mau berangkat" Bima beranjak dari duduknya sambil memakan roti yang masih tersisa separuh.

"Kamu pakai motor kakak aja,biar ngirit ongkos"

"Emang kakak gak kerja?"

"Kerja naik bis.."

"Terus pulang di jemput si Rey"

"Kamu kenapa sih Bim, gak sopan ngomong gitu sama Rey dia lebih tua dari kamu"

Bima mengedikan bahu "Mending kakak pake motor kakak,dan jangan berhubungan sama si Rey lagi"

"Kenapa jadi kamu yang ngatur sih,anak kecil tuh sekolah aja yang bener" Entah kenapa Nay merasa aneh kenapa Bima jadi dingin saat membicarakan Rey.

"Aku gemes pengen ngomong,tapi gak mau Ibu marah" Bima pergi dari rumah dengan raut jengkel.

Setelah Bima pergi Nay berjalan kearah kamar Ibu, mengetuk pintu kamar Ibu "Bu..? ibu sakit? bu.. Nay masuk ya"

Saat masuk Nay melihat ibu yang masih berbaring di tempat tidur menatap kearah jendela dengan tatapan kosong.

"Ibu sakit? kita ke dokter yuk?" Ibu bangun dan menyandarkan punggungnya di sandaran ranjang.

"Ibu mau tanya sama kamu?"

"Boleh tanya aja "

"Gimana perasaan kamu sama Rey?"

"Nay suka sama Rey, Rey baik,perhatian"

"Kamu sayang sama Ibu dan Bima,lebih besar mana rasa suka kamu sama Rey dibanding dengan Ibu dan Bima"

"Ibu kenapa sih?"

"Jawab aja Nay"

"Ya gak bisa di bandingin dong Bu,Ibu sama Bima tuh hidup aku, tapi ada tempat di hati aku untuk Rey,tanpa harus membandingkan Ibu, Bima dan Rey, Aku sayang sama kalian" Nayla berkaca kaca mendadak hatinya merasakan kesakitan yang tak bisa di ucapkan.

"Tetap kamu harus putuskan" Nay menggeleng.

"Tinggalkan dia demi Ibu,Bima dan juga... Ayah kamu"