Apa jadinya bila seorang gadis yang baru lulus SMA harus menjadi seorang ibu pada anak kembar 7 yang tidak sengaja ia temukan. mampukah gadis itu merawat anak kembar 7 itu sendirian? Atau malah di titipkan kepanti asuhan? temukan jawaban nya di novel ini. kalau penasaran baca yuk.
Cerita ini hanya lah fiktif semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panggil aku Daddy
.
.
.
" Apakah kamu mommy nya si kembar?" tanya Vera.
Diva yang masih syok hanya mengangguk sebagai jawaban. Vera menangis di pelukan Diva.
" Nyonya!"
" Panggil aku mommy ya, terimakasih karena telah merawat cucu ku." kata Vera sambil berderai air mata.
" Nyo..eh mommy."
Diva tidak dapat meneruskan kata katanya, tenggorokan nya terasa tercekat.
" Kamu tenang saja, walaupun mereka adalah cucu cucu ku, tapi aku tidak akan merebut mereka. cukup izin kan kami bertemu dengan nya, bermain main dengan nya, dan sesekali menginap di mansion kami." kata Vera menjelaskan.
"Terimakasih mom, aku sangat menyayangi mereka." Diva juga tidak kuasa menahan air matanya.
Vera meleraikan pelukan nya, lalu berkata.
"Kamu sangat cantik sayang, kamu mengingatkan mommy pada teman mommy," kata Vera.
"Benarkah?" tanya Diva.
"Wajah nya begitu mirip dengan kamu, Nak. Dia teman sekolah mommy dulu sewaktu SMA."
"Siapa nama teman mommy?" tanya Diva.
"Namanya Aurora, kami memanggilnya Rara."
Deg...
Jantung Diva berdegup mendengar nama ibunya.
"A.. Aurora?" Vera mengangguk.
"Iya Aurora!" jawab Vera.
"Itu nama Mama ku," ucap Diva semakin terisak. "Mama ku sudah lama meninggal!"
"Innalilahi..." Vera tidak dapat lagi meneruskan kata katanya. Ia kembali memeluk Diva.
Tak berapa lama si kembar mendekati mommy nya.
"Mommy menangis?" tanya Ram.
"Ini Oma kalian, sayang. Ayuk salam dengan Oma."
Si kembar memperhatikan Vera dengan seksama.
"Boleh Oma memeluk kalian?" Si kembar pun mengangguk.
Vera langsung memeluk mereka semua.
"Kalian mau ikut Oma?" tanya Diva
"Emang boleh, Mom?"
"Boleh, nanti Mommy jemput ya!" Si kembar pun mengangguk.
"Mari ikut Oma!" Vera menggandeng tangan si kembar.
Tiba di dekat suaminya, Vera memperkenalkan si kembar pada Opa mereka.
"Ini Opa kalian," kata Vera.
Mata Jordan berkaca kaca melihat cucu cucu nya secara langsung.
"Peluk Opa, sayang. Kalian adalah cucu cucu Opa."
"Kami punya Opa dan Oma?" tanya Roy.
"Iya, kalian juga punya Daddy." jawab Jordan.
"Mari masuk ke mobil, ikut Oma dan Opa pulang ke mansion ya, nanti Mommy kalian jemput."
Si kembar pun ikut Oma dan Opa nya.
"Sedangkan Diva mengendarai mobil nya untuk bertemu dengan Darmendra di sebuah restoran xxx.
Sesampainya di restoran, Diva masuk dan langsung di sambut oleh pelayan restoran itu.
"Silahkan nona, ada yang bisa saya bantu?" sapa pelayan itu ramah.
"Saya ada janji dengan tuan muda Henderson," balas Diva.
"Mari ikut saya,"
Pelayan itu mengantarkan Diva ke ruangan VVIP. Di ruangan itu sudah ada Darmendra yang sedang menunggu Diva.
"Maaf membuat Tuan muda menunggu," ucap Diva sopan.
"Tidak apa-apa, saya memang sengaja menunggu anda, Nona."
Diva merasa kikuk harus berhadapan dengan Darmendra.
"Silahkan duduk, Nona."
"Iya"
Darmendra menekan tombol yang ada di meja, tak lama kemudian pelayan pun datang membawa buku menu.
"Silahkan Tuan, Nona." ucap pelayan lalu menyerahkan buku menu.
"Pesan lah makanan atau minuman," kata Darmendra.
Diva cuma mengangguk pertanda iya. lalu Diva pun memesan makanan dan minuman, begitu juga Darmendra.
"Saya pesan ini dan minum nya ini," kata Diva sambil menunjuk ke buku menu.
"Saya samain aja," kata Darmendra.
"Baik Tuan, Nona," pelayan itu pun beranjak dari situ.
"Maaf Tuan, ada apa ingin bertemu saya?" tanya Diva.
"Jangan terlalu formal, biasa saja. panggil saja aku Darmendra."
Diva mengangguk, "Aku Diva."
"Begini, aku mengajakmu ketemuan ingin membahas tentang si kembar. Aku sudah bertahun tahun mencari nya tapi tidak ada titik terang. Sekarang aku telah menemukan mereka." kata Darmendra.
"Apakah Tuan Darmendra akan mengambil mereka?" Tanya Diva.
"Kalau masalah itu kita bahas nanti aja, aku hanya ingin tahu bagaimana kejadian nya waktu itu sampai kamu bisa bertemu dengan istriku dan merawat anak anak ku?" Darmendra.
"Tujuh tahun lalu, aku baru pulang dari pesta perpisahan sekolah, entah takdir atau kebetulan di tempat sepi tiba tiba aku kebelet ingin buang air kecil," ucap Diva malu malu.
Saat aku berlari ke semak semak, aku melihat ada wanita hamil sedang tergeletak pingsan."
Diva menghela nafas panjang, sebelum meneruskan ceritanya.
"Aku merasa kasihan lalu membawa nya ke rumah sakit di pinggir kota, karena posisi wanita itu ada di pinggir kota."
Diva pun melanjutkan ceritanya, sedang kan Darmendra hanya diam saja menyimak cerita itu dengan mimik wajah yang berubah ubah.
Tidak tahu lah seperti apa perasaan Darmendra saat ini? Hanya dia dan Tuhan saja yang tau.
"Maaf Tuan Darmendra, dengan berat hati aku katakan bahwa istri anda telah meninggal dunia saat dia melahirkan si kembar. Karena kata dokter kondisi nya tidak memungkinkan. Dokter hanya bisa menyelamatkan bayi nya."
Mendengar cerita dari Diva, Darmendra pun menitis kan air matanya.
"Aku tidak tahu, harus sedih atau bahagia. Tapi aku sangat berterimakasih kepada mu karena menemukan istriku dan merawat anak anak ku. Istriku sering datang kepadaku dan mengatakan bahwa dia sudah tenang di sana, dia juga mengatakan bahwa ada orang yang baik hati merawat anak anak." ucap Darmendra.
Diva mengeluarkan kalung yang di simpan di dalam dompet milik nya. Dan melepas cincin kawin yang ada di jari manisnya.
"Hanya ini saja peninggalan istrimu, Tuan Darmendra. Dan maaf aku telah memakai cincin kawin milik nya, semua aku lakukan hanya untuk menghindari fitnah dan gosip miring orang orang tentang aku. Dengan aku memakai cincin ini, orang menganggap aku sudah menikah dan punya anak.," kata Diva sambil menyerahkan kalung dan cincin itu.
" Mau kah kau menikah dengan ku?" Tanya Darmendra to the point.
Belum sempat Diva menjawab, pelayan masuk mengantar kan pesanan mereka. pelayan menata makanan di atas meja. Setelah itu pelayan pun pergi.
"Mau kah kau menikah dengan ku?" Darmendra mengulangi pertanyaan nya.
"Kita akan besar kan si kembar sama sama, aku tau kamu pasti terkejut kan? Dan aku juga tau, kau pasti menyayangi si kembar." Darmendra.
"Ta... tapi kita..." perkataan Diva terhenti karena sudah dipotong oleh Darmendra.
"Kita baru bertemu dan kita tidak saling cinta, begitu kan?" tanya Darmendra dengan nada lembut.
"I.. iya, itu salah satu nya." Jawab Diva gugup.
"Duh jantung, kenapa tidak bisa dikondisikan?" batin Diva.
Sedangkan Darmendra juga merasakan hal yang sama.
"Aku tidak meminta mu untuk menjawabnya sekarang. Kamu pikir kan dulu, aku tau keputusan itu sangat berat untukmu." Darmendra.
Kemudian keduanya pun terdiam untuk beberapa saat.
"Mari kita makan, setelah ini kita pulang dan menjemput si kembar." Darmendra.
Diva dan Darmendra pun makan dengan perlahan. Setelah selesai makan keduanya pulang ke mansion Henderson dengan mengendarai mobil masing-masing. Sesampainya di di mansion, si kembar yang melihat kedatangan Mommy nya pun langsung berlari menyambut Mommy nya. Si kembar belum menyadari bahwa ada seseorang di samping Mommy mereka.
"Ini adalah Daddy kalian," ucap Diva.
"Daddy!" panggil si kembar serentak.
"Ya, panggil aku Daddy."
.
.
.
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil bersama, Dari sisi kemanusiaan toleransi terhadap sesama dan dari sisi ke Genius si Penulis Cerita aku suka banget,Tank you Author 👍👍👍💪💪💪🥇🥇🥇
wellcome😘😘
tapi gakpapa sih
aku se7 tunggu mereka dewasa barulah diberitahu