Nadia, memergoki sang suami sedang bercinta dengan sekretarisnya sendiri, di ruangan khusus kantor pria itu.
Nadia, yang ingin memberi kabar kehamilannya kepada Dygta, justru di kejutkan dengan kenyataan yang menghancurkan hatinya berkeping-keping.
Nadia berlari tanpa memperdulikan klakson kendaraan, hingga sebuah sedan menabraknya.
Nadia terbangun di rumah sakit dan kehilangan janinnya.
Buruknya lagi, Dygta langsung menceraikannya saat itu juga.
Merasa tak ada pegangan dan kalut, Nadia mencoba bunuh diri dengan melompat dari jembatan layang.
Beruntung, seorang pria pemilik perusahaan yang juga seorang ketua mafia menyelamatkannya.
"Hargai hidupmu. Hiduplah untuk membalas mereka yang telah menyakitimu!" ucap Leonardo De Xarberg.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#3. KIYD.
Mereka telah sampai di mansion milik keluarga Xarberg. Pemilik perusahaan yang memiliki anak cabang dimana-mana.
Televisi, asuransi, dan cargo telah di kuasai oleh keluarga ini. Bahkan, bisnis keluarga Xarberg telah masuk ke ranah pemerintahan. Mereka telah beberapa kali membantu para pejabat melakukan koalisi demi kelancaran kampanye.
Leo melangkah santai menuju lift yang akan membawanya ke lantai tiga dimana letak kamarnya berada. Bisa dikatakan, semua fasilitas yang ada di lantai itu khusus di peruntukkan bagi Leonardo seorang.
Mulai dari kamar tidur, ruang teater, gym, kolam renang, studio berikut bar. Bahkan, Leo sering mengadakan party di lantai ini. Super duper komplit. karena pria ini termasuk crazy rich.
Hanya saja, Leo tak suka bermain media sosial. Jangankan untuk pamer kekayaan, bahkan pria ini tak memiliki satu akun pun selain Google.
Black hanya bisa menggeleng sambil menoleh ke arah sosok wanita lusuh bin dekil yang masih pingsan di dalam mobil. Sementara, tuannya itu sama sekali tak mau tau.
Black, asisten yang merupakan tangan kanan dari Leo, memiliki nama asli Lorenzo. Kulitnya tidak hitam, lebih cenderung putih pucat. Dengan rambut yang di kuncir kuda.
Memang, Leo, memiliki nama panggilan khusus untuk orang-orangnya.
Seperti sosok wanita tinggi langsung berjaket kulit hitam press body yang pada saat ini menghampiri Black. Dialah, Luvinta alias Red.
Wanita maskulin ini merupakan asisten Leo dan juga salah satu sniper andalannya.
"Siapa dia, Black?" tanya Red dengan kening yang berkerut.
"Sepertinya akan jadi mainan tuan Leo ke depannya," jawab Black sekenanya.
"Hey, sejak kapan tuan bermain dengan wanita? Um, maksudku ... tuan kita bukan Casanova," cecar Red lagi.
"Entahlah, kami hanya menemukannya di pinggir jembatan layang dan ingin melompat. Tuan Leo tau-tau turun dan menyelamatkannya. Lalu, wanita itu pingsan di dalam pelukannya. Yah, selanjutnya tuan memerintahkan ku untuk membawanya kesini," tutur Black dengan tatapan yang tak bergeser sedikitpun dari Red.
"Lalu mau diapakan wanita ini? Di tampung atau bagaimana?" cecar Red dengan kerutan yang tercipta di keningnya yang licin itu.
"Bawa saja dia, siapkan kamar, kasih makan lalu bersihkan tubuhnya. Selanjutnya, tunggu perintah dari tuan," jawab Black.
"Ya sudah kau gendong dia ke kamar tamu," titah Red. Wanitw seksi itu pun berjalan lebih dulu ke dalam. Membuka pintu kamar lalu membiarkan Black meletakkan raga Nadia yang lemah.
"Aku akan menyadarkannya. Minggir!" usir Red pada Black. Wanita ini selalu ketus tapi Black tak pernah menyerah.
Black pun mundur dan membiarkan Red melakukan bagiannya.
Wanita itu mengeluarkan benda kecil dari sakunya lalu, mengoleskan itu ke bawah hidung Nadia.
Dalam hitungan detik Nadia langsung bergerak dan membuka matanya.
"Dimanakah aku?" gumam Nadia pelan seraya memegangi kepalanya yang nyeri.
Kemudian ia menoleh ke samping dan mendapati dia sosok tinggi berpakaian serba hitam.
"Siapa kalian!" Nadia langsung menjerit dan beringsut mudur. Kedua manik matanya yang berwarna almond jika di perhatikan dengan seksama, kini tengah mengedar ke segala arah.
"Cepat juga kau menyadarkannya," puji Black seraya menepuk bahu Red. Tetapi, wanita itu langsung melayangkan pandangan sinisnya ke arah tangan Black.
Sontak, pria itu langsung menjatuhkan tangannya sebelum bernasib malang.
Black selalu lupa jika Red tak suka di sentuh sembarangan.
"Kami anak buah tuan Leo. Pria yang telah menyelamatkan mu. Kau sekarang berada di dalam salah satu kamar tamu di mansion-nya," jelas Red dengan ekspresi datar.
Seketika, Nadia mengingat-ingat apa yang terjadi padanya.
"Kenapa aku di bawa kesini? Aku kan mau mati! Kenapa bos kalian menolongku!" pekik Nadia kembali histeris.
"Eh, ada ya orang di tolong protes?" tanya Red pelan pada Black.
"Tadi juga tuan kena marah dan pukul tuh. Liat aja nanti pembalasan tuan kayak gimana? Aku sih ngeri bayanginnya," jawab Black.
Red pun mengangguk. Karena ia tau bagaimana sikap dari Leonard itu.
Pengusaha terkenal yang juga merupakan ketua mafia underground.
"Sudahlah, cancel dulu adegan bunuh dirinya. Sebaiknya kau bersihkan dulu dirimu itu. Jangan sampai tubuh dan pakaianmu yang penuh lumpur ini mengotori seprai baru itu!" tegas Red memberi peringatan pada Nadia.
Sontak wanita muda itu langsung turun dari tempat tidur yang ia duduki. Nadia takut dengan ancaman dari Red barusan.
"Aku akan kembali dengan makanan," ucap Red lagi lalu berlalu keluar dengan Black seraya menutup pintu kamar dengan kasar.
BRAKK!
Nadia sampai menjengit kaget karena suaranya.
Sengaja, hal itu di lakukan oleh Red sebagai sebuah ancaman yang juga menunjukkan dengan siapa Nadia berhadapan saat ini.
"Kau terlalu kencang, Red. Kalau pintunya rusak bagaimana?" protes Black.
"Kau ini bodoh atau apa? Mana mungkin rusak. Jika semua furniture yang ada di mansion ini adalah bahan berkualitas tinggi. Bahkan harga pintu itu lebih mahal dari harga ginjalmu!" sinis Red.
Ucapannya itu seketika mampu membuat Black menelan ludahnya kasar.
"Kenapa dia galak banget sih! Ibunya ngidam apa ya pas hamil dia?" Black menggeleng gemas seraya berjalan di belakang Red.
Red ke belakang memerintahkan pelayan untuk menyiapkan makanan. Sementara Black kembali ke depan. Ia akan menunggu perintah Leo selanjutnya di ruang tivi.
Nadia tidak terlalu bingung dengan fasilitas yang ada didalam kamar tamu tersebut. Karena di rumah Dygta, fasilitas juga komplit dan memang kediaman mantan suaminya itu cukup mewah.
Bagaimanapun Dygta adalah seorang pengusaha meskipun mewarisi hasil peninggalan keluarga turun temurun. Akan tetapi Dygta mendapatkan hak waris perusahaan itu dengan cara curang dan licik.
Nadia juga baru mengetahuinya sekitar beberapa bulan yang lalu. Dygta bahkan dengan tanpa ragu menyingkirkan beberapa ahli waris yang juga berhak akan perusahaan tersebut.
"Bagus. Kau sudah bersih. Sekarang makanlah, sebelum tuan bertemu denganmu!" titah Red seraya meletakkan pinggan berisi makanan ke atas nakas.
Nadia menunduk takut. Karena, raut wajah Red bak bongkahan besi. Kaku sekali.
Nadia memasukkan makanan itu kedalam mulutnya dengan linangan air mata. Seharusnya ia sudah berada di alam baka sekarang. Dan tidak akan menikmati makanan lagi. Tetapi, kedatangan pria asing itu menggagalkan semua rencananya.
"Siapa pria itu. Kenapa memiliki anak buah yang bertampang kaku? Bagiamana jika pria itu adakah penjual manusia atau lebih buruknya lagi penjual organ," gumam Nadia tak jadi memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya.
Wanita itu nampak bergidik seraya memeluk tubuhnya sendiri. Akibat, spekulasi yang ia buat di dalam pikirannya.
"Aku ingin mati. Bukan di mutilasi. Aku ingin mati dalam keadaan seluruh organku utuh, bukan terpisah dan di jadikan uang. Aku ... Harus bisa keluar dari tempat ini," gumam Nadia lagi.
Nadia menyingkirkan piring berisi makanan yang baru ia nikmati sedikit. Karena perasaannya seketika tak tenang.
Bersambung
sok suka sendiri klo keluar .. ntar yang salah black pula ...
mantan lakinya jg .. masih aja sok dekat .. otaknya sudah rusak
di pantai saat penyerangan aja waktu itu gak bisa ngapa-ngapain..
skrg kebanyakan gaya mau keluar ..
Guys sekalian aku mau promosi karya ku yah hehe JUDULNYA Burning love (Candra & Ayana)