Raka terlahir dari keluarga kaya raya.
Raka hidup bergelimang harta, dengan semua kekayaan yang ia miliki, raka menjadi semau mau nya, berfoya foya bahkan pergaulan nya sangat bebas.
Al hasil kedua orang tua nya tidak tahan terhadap diri nya kemudian mengirim raka ke kampung halaman sang nenek.
Di sanalah cerita di mulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ril, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8
Raka yang terus berjalan merasakan ada sesuatu yang membasahi tangan nya.
Saat di lihat, Ternyata itu adalah darah yang keluar dari luka yang di akibatkan dari sang begal.
“Bos luka anda cukup besar, saya baru memperhatikan nya,” Ucap bobi
“Gak ada masalah, Kita jalan Saja, Aku sudah terbiasa,” Sahut raka
Mereka bertiga terus berjalan meskipun sudah sedikit kelelahan.
Bobi dan dodi kelelahan, mereka berdua akhir nya duduk di pinggir jalan dengan membaringkan tubuh nya
“Kalian berdua lemah sekali, kita baru berjalan beberapa meter sudah kecapean, ayok bangun,” Ucap raka
“Maafkan kami bos, Kami sudah tidak sanggup lagi untuk berjalan, kita istirahat dulu sebentar, Kami berdua mengambil nafas dulu,” Sahut bobi
Raka menghela nafas.
Kemudian ikut duduk di pinggir jalan.
Rasa bosan dan letih sudah terasa.
Raka melempar bebatuan kecil ke arah jalan, sampai dia tidak sadar jika lemparan nya mengenai mobil pick up putih yang melintas.
Al hasil mobil pick up putih itu berhenti karna kaca samping kiri nya terkena lemparan batu dari raka.
Sang pengemudi mobil pick up keluar dari mobil dan menghampiri raka.
“Apa yang terjadi anak muda, kenapa kamu melempari mobil saya?, apa saya ada salah dengan kalian bertiga,” Ucap pak sopir
“Maaf kan saya pak?, saya tidak sengaja, Saya tidak sadar jika ada mobil yang melintas, sekali lagi saya minta maaf,” Sahut raka.
Bobi dan dodi bangun melihat raka yang tengah berbicara dengan pak sopir tersebut.
“Apa yang terjadi bos?,” Ucap bobi
“Tidak ada masalah, aku tidak sengaja melempar batu dan mengenai kaca mobil bapak ini,” Sahut raka
“Astaga!,, Tuan maafkan bos saya, Dia tidak sengaja, kami bertiga tengah frustasi, Tadi malam kami bertiga habis di begal, semua di ambil tidak ada yang tersisa, mobil dompet ponsel dan semua nya habis di ambil, Dan bos saya ini juga terluka karna di tebas oleh begal sialan itu,” Sahut bobi
“Astaga!!. Kalian habis di begal?, memang nya kalian berdua mau kemana?,” Sahut pak sopir
“Saya dan teman saya ini sudah pergi ke bandara untuk menjemput cucu dari bos saya di kampung, tapi tadi di bukit sadap, kami di begal, perjalanan kami masih sangat jauh,” Sahut dodi
“Astaga!!...Kemana arah tujuan kalian?,” Sahut pak sopir kembali bertanya
“Desa sadap, Masih butuh 20 jam lagi untuk sampai di sana, dan kami tidak punya apa apa lagi, kami bingung harus bagaimana,” Sahut bobi
“Kebetulan sekali saya hendak pergi ke sana, saya ingin bertemu dengan salah satu pengusaha tembakau dan juga teh yang ada di sana, kalo kalian mau silahkan kita barengan saja,” Sahut pak sopir tersebut
“Pengusaha teh dan tembakau?, Hanya ada satu bos besar yang ada di sana yang menjadi pengusaha tembakau, Yaitu buk bae,bos kami” Sahut dodi
“Ya tuhan kebetulan sekali saya akan pergi ke rumah buk bae untuk mengambil tembakau,” Sahut pak sopir
“Itu nenek saya, Wah kebetulan sekali pak, kalo begitu kami ingin menumpang saja sampai ke sana,” Sahut raka
“Pas. Baik lah ayok kita berangkat, ini sudah jam 10 pagi, Perjalanan masih jauh, Kita kejar siang hari jangan sampai malam,” Sahut pak sopir
Raka kegirangan saking bahagia nya.
Kenapa bisa setepat ini, karna hanya melempar batu, malaikat penolong pun datang.
Raka. bobi dan juga dodi langsung naik ke atas mobil, Namun karna raka terluka, pak sopir mempersilahkan raka untuk duduk di depan .
Raka pun mengiyakan perkataan dari pak sopir.
Raka duduk di depan bersama dengan pak yansah.
Perjalanan pun kembali di lanjutkan, Hamparan sawah yang luas dengan pemandangan perbukitan menjulang kiri dan kanan menghiasai perjalanan.
“Aku kira di dunia ini sudah tidak ada lagi hutan lebat seperti yang aku lihat sekarang ini, Ini sungguh luar biasa, hawa nya sangat dingin, terjaga dan juga asri,” Ucap raka
“Inilah yang akan kita lihat sampai kampung nenek mu nanti, tidak ada gedung gedung tinggi bertingkat, hanya ada hutan sawah dan perkampungan kecil seperti ini,” Sahut pak yansah
“Hhhh Kenapa ada orang tinggal di pelosok seperti kampung nenek ku ini pak, apa enak nya tinggal di pelosok, kenapa mereka tidak tinggal di kota saja,” Sahut raka
“hahaha kamu ini sangat aneh nak, Kamu sendiri kenapa liburan ke pelosok?, Kenapa tidak keluar negri saja?,” Sahut pak yansah
“Karna kemauan orang tua saya, bukan kemauan ku, Aku sendiri tidak ingin ke sini, tapi aku di paksa oleh papa ku,” Sahut raka
Lama mereka mengobrol.
Raka menceritakan kehidupan nya di kota.
Sampai mereka tidak sadar jika perjalanan sudah hampir 5 jam lama nya.
Jam menunjukkan pukul 3 sore.
“Apakah masih jauh pak?,” Ucap raka
“Lumayan jauh lagi, 10 jam perjalanan, seperti nya kita akan sampai di sana jam 10 malam jika tidak ada kendala,” Sahut pak yansah
“Hhhh jauh sekali,” Sahut raka
“Inilah tempat paling utara di pulau ini nak, Kampung sadap kota waringin, Tapi itulah desa yang paling kaya dengan sumber daya nya, Apalagi kakek dan nenek mu di sana, dia sangat kaya memiliki sawah yang sangat luas,” Sahut pak sopir
Di tempat lain.
Di kampung sadap, rumah nenek bae.
“Kenapa mereka belum juga sampai, Harus nya mereka sudah sampai pagi tadi, Pak coba suruh siapa saja menyusul mereka, Bobi dan dodi, Ponsel nya mati, jangan sampai terjadi sesuatu dengan cucu kita, dia cucu kita satu satu nya,” sahut nenek bae
“Kamu jangan kefikrian yang aneh aneh, Bobi dan dodi sangat berpengalaman, kamu tau sendiri kan jika perjalanan memang sangat jauh, Mereka pasti baik baik saja,” Sahut kakek dahlan
“Jangan bilang baik baik saja pak, Tadi eni sudah menghubungi mama sampai 20 kali lebih, dia juga bilang, jika raka tidak ada kabar sampai malam, dia akan menyusul di sini, cepat pangil hardi suruh bawa anak buah nya, susul mereka, cepak pak,” Sahut nenek bae
“Astaga kamu ini, jangan terlalu panik seperti ini, mereka pasti ada di jalan, Kamu jangan memperbesar masalah,” Sahut kakek dahlan
“Papa ini sangat keras kepala sekali, mama benci sama bapak, awas saja sampai cucu kita kenapa napa, mama tidak akan pernah mau berbicara lagi, biar aku yang menyusul mereka,” Sahut nenek bae
“Jangan aneh aneh kamu, pekerjaan masih banyak, Ayok nanti biar hardianan yang pergi menyusul mereka, sekarang papa telpon hardi dulu,” Sahut kakek dahlan
Nenek bae sudah terlanjur kesal, Nenek bae pun pergi begitu saja tanpa berkata sepatah kata pun