Arga yang mendapati kekasihnya berselingkuh, akhirnya menerima perjodohan tanpa tahu siapa wanita yang dijodohkan dengannya.
Zia yang mendengar keinginan mendiang ibunya pun menerima perjodohan yang disampaikan oleh ayahnya.
Janji perjodohan yang direncanakan orang tua Arga dan Zia membuat mereka bertemu kembali. Dulu mereka bagaikan musuh, Zia yang dulu menjadi anggota osis harus siap menghadang anak-anak yang terlambat, Arga yang hobi terlambat harus berurusan dengan Zia. Tapi ternyata, dalam hati mereka menyimpan cinta. Dijadikan satu dalam ikatan pernikahan, akankah mereka saling mengungkapkan cinta lama?
Belum revisi ya🤭
update setiap hari.
ig: myafa16
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu dion
" Ar, aku akan ke area daging dulu ya." Zia yang mendorong troli memberitahu pada Arga saat mereka baru saja memasuki supermarket.
"Ya, aku akan membeli beberapa barang nanti aku menyusul kesana." Arga yang berniat untuk membeli sesuatu pun, memilih untuk berpisah mencari barang yang di carinya.
Zia yang sudah mendapat izin Arga langsung, mendorong troli menuju ke area daging. Zia memilih beberapa daging segar, karena dia berniat untuk membuat steak saat nanti di apartemen. Saat sedang memilih daging, tiba-tiba Zia mendengar ada yang memanggilnya.
"Zia," panggil sesoranga dari kejauhan.
Zia menoleh, dan mendapati teman SMA nya yang memanggilnya. "Dion," seru Zia saat melihat teman yang memanggil adalah Dion.
" Apa kabar zi?" Dion mengulurkan tangannya pada Zia.
Zia langsung menerima uluran tangan Dion. "Baik, kamu sedang belanja?" Tanyanya memastikan.
"Ya aku mengantar mama ku belanja." Dion punt tersenyum saat menjawab.
"Kebetulan ketemu disini, tadinya aku mau menghubungimu." Dion yang merasa keberuntungan berpihak padanya mengungkapkan pada Zia.
"Oh ya, kebetulan dong, memang ada apa?" Tanya Zia yang ingin tahu, kenapa Dion ingin menemuinya
"Ini masalah reuni, yang kita bicarakan beberapa waktu yang lalu. Semua sih dah oke sesuai yang kita bicarakan waktu itu, tapi masalah tempat aku belum dapat zi, aku dah coba menghubungi teman-teman kita untuk menanyakan siapa tau mereka ada villa atau aula untuk kita reuni tapi belum ada tanggapan" Dion mencoba menjelaskan pada Zia.
"Oh gitu ya, ya sudah nanti aku coba bantu buat cari cari ya"
"Ya sudah nanti kamu hubungin aku aja ya," ucapnya saat sudah mendapat jawaban dari Zia yang akan membantunya. "Bye..." Dion melambaikan tangannya.
"Bye..."Zia membalas lambaikan Dion.
Saat sedang sama-sama melambaikan tangan, ternyata ada yang memperhatikannya. Arga yang sudah selesai mencari barang yang di carinya berniat untuk menghamipir Zia. Tapi saat menghampiri Zia, diamelihat Zia tersenyum ramah pada temannya itu. Arga langsung mengepalkan tangannya, menahan kesalnya. "Kenapa dia terseyum seperti itu pada laki laki lain, ich..kenapa aku kesal seperti ini," gumam Arga
Akhirnya Arga melangkah menghampiri Zia.
"Sudah selesai?" Tanya Arga dengan ketus.
"Ini orang kenapa kelihatan sedang marah," batin Zia bertanya-tanya.
"Sudah, ayo kita pulang." Zia mendorong troli menuju kasir.
Setelah mereka selesai berbelanja, Arga melajukan mobil menuju apartemen kembali.
"Tadi itu siapa?" Tanya Arga penasaran.
"Siapa?" Zia bingung dengan pertanyaan Arga
"Laki-laki yang berbicara padamu di area daging tadi?" Tanya Arga datar, mengingat pria yanh berbicara dengan Zia.
"Oh..itu Dion, ketua osis kita dulu, apa kamu lupa?" Zia menoleh pada Arga saat bertanya.
"Untuk apa aku mengingat orang yang tidak penting," jawab Arga tetap fokus ke depan.
"Cih...segitunya," cibir Zia.
"Lalu siapa yang kamu ingat di sekolah?" Tanya Zia penasaran.
"Ya, orang-orang yang penting saja dan berhubungan dengan ku," jawab Arga gugup.
"Penting...?,seperti mantan kamu gitu? "
Entah angin apa yang membawa Zia membahas mantan Arga, tiba-tiba saja pertanyaan itu terlontar, mengingat yang di ingat Arga disekolah hanya yang penting dan berhubungan dengannya, mungkin mantannya bagian dari yang penting itu pikir Zia.
"Kenapa kamu bahas mantan aku, aku kan tadi tanya siapa laki laki itu tapi kamu malah ngelantur kemana kemana jawabnya." Arga tak kalah ketus.
"Kan kamu tadi bahas orang yang penting waktu disekolah dan berhubungan denganmu, ya aku tanya lah..." elak Zia
" Ini orang kenapa sih aneh banget, " batin Zia sambil memanyunkan bibirnya
"Kenapa aku begitu gemas melihatnya begitu," batin Arga saat melihat Zia
"Sudah sudah nggak usaha bahas mantan, terus tadi kenapa dia menemuimu?," putus Arga kembali ke topik utama.
"Oh...dia cuma bahas masalah reuni SMA kita, tadi dia bilang belum dapat tempat untuk acara, dia sudah menghubungi teman-teman untuk menanyakan tempat, tapi belum dapat, "Zia menjelaskan.
"Oh.."
"Menurut kamu siapa ya yang bisa meminjamkan tempat unuk reuni?" Tanya ia kebingungan.
"Cih apa dia lupa aku punya hotel dan villa, malah bertanya seperti itu, " batin Arga
"Mana aku tau." Arga menaikan bahunya.
"Ya sudah besok aku akan diskusikan lagi dengan Dion."
"Kamu mau ketemu lagi dengan laki laki itu?" Tanya Arga sedikit tidak terima, saat Zia membuat janji untuk Dion
"Ya lah..gimana aku bahasnya kalau aku tidak bertemu."
Obrolan mereka berhenti saat mobil sudah sampai di apartemen Zia. Mereka membawa barang belanjaan, dan beberapa barang Arga yang tidak terlalu banyak karena besok akan di antar supir.
Mereka memasukin apartemen. Zia menuju dapur merapikan belanjaan yang mereka beli tadi.
"Taruh barang barangmu di kamar ku saja ar.." pinta Zia.
Arga berjalan menuju kamar Zia, kamar dengan cat warna putih, tidak seperti kamar wanita kebanyakan tidak banyak barang yang ada di kamar. Wangi bunga lili menyeruak saat memasuki ruangan, wangi yang begitu melekat pada tubuh Zia, seolah menempel didalam ruangan.
banyak hati yg kecewa