Kesalahan yang terjadi pada dua manusia yang saling mencintai. Hubungan keduanya yang sudah tidak direstui. Mungkin karena tidak memiliki status sosial yang setara. Alina hanya gadis biasa yang duduk di bangku SMA dan menggunakan beasiswa dan sementara Fathan anak seorang pengusaha kaya raya dan juga seorang ibu yang bekerja dalam dunia entertainment.
Fathan dan Alina terjebak dalam hubungan gairah yang akhirnya menjadi skandal dan siapa yang dirugikan dalam hal itu.
Alina harus menerima nasibnya yang masih duduk di bangku SMA dan mengandung akibat kesalahan fatal yang dia lakukan bersama dengan kakak kelasnya yang juga menjadi pacarnya.
Karena hubungan yang tidak direstui itu yang ternyata membawa Fathan pergi dari Alina.
Bagaimana Alina menjalani kehidupannya dengan janin yang ada di dalam kandungannya.
Lalu apakah mereka dipertemukan kembali?
Jangan lupa untuk mengikuti cerita Saya dari awal sampai akhir dan follow akun Instagram saya .
ainunnharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
Alina, Fathan dan manager Fathan, dan juga Monica kembali melakukan pertemuan di salah satu Restaurant. Terlihat Fathan yang menandatangani beberapa kontrak atas film yang akan dia mainkan.
"Ada lagi?" tanya Fathan.
"Sudah tidak ada lagi Fathan, semuanya sudah selesai dan selamat bekerja sama," sahut Monica dengan mengulurkan tangan dan Fathan yang menyahut uluran tangan itu.
"Semoga film ini berjalan dengan sukses," ucap Fathan.
"Kita sama-sama berdoa dan bekerja keras dengan baik," sahut Monica.
Setelah itu Monica juga berjabat tangan dengan Manager Fathan dan Fathan yang mengulurkan tangannya untuk berjabat dengan Alina yang sejak tadi hanya diam dan memperlihatkan wajah yang ditekuk. Alina juga tampak terpaksa menyambut uluran tangan itu.
"Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik dengan hasil yang memuaskan," ucap Fathan.
"Iya," jawaban singkat itu yang diberikan Alina.
"Baiklah kita akan menentukan jadwal syuting yang akan diurus oleh kru kami. Untuk itu dalam minggu ini saya akan mengabari untuk konferensi pers atas film baru ini dan semoga saja banyak yang penasaran dan tertarik untuk menonton," ucap Monica.
"Kabari saja secepatnya dan kami juga akan bersiap-siap," sahut Chicko.
"Baiklah kalau begitu," sahut Monica dengan tersenyum yang sekarang wajahnya baru bisa terlihat fresh daripada sebelumnya. Berbeda dengan Alina yang tidak ada semangat sama sekali dalam hidupnya.
"Apa yang membuat dia tidak menyukaiku untuk bermain dalam film ini. Apa dia punya aktor pilihan untuk memainkan film ini," batin Fathan bertanya-tanya yang sejak tadi memang tidak lepas untuk memperhatikan wajah Alina yang tidak bahagia seperti Monica.
******
Beberapa hari berikutnya.
Akhirnya tim produksi dan para pemain yang sudah dipilih dalam memainkan film The Fire sudah berkumpul di gala primer sebelum syuting dilakukan. Yang pasti bukan hanya Fathan saja menjadi pemainnya.
Fathan hanya menjadi pemain utama dalam film action tersebut. Namun, masih banyak pemain lain, dari yang muda dan tua yang senior dan juga yang Juniar dan yang lain dalam film tersebut yang akan menjadi pemeran pendamping yang sudah di pilihkan tim.
Lokasi konferensi pers yang diadakan di salah satu Mall. Acara itu sudah mulai ramai dengan banyaknya para media yang meliput acara tersebut. Kilatan flash dari camera yang sejak tadi sudah mengambil gambar satu persatu pemain juga sudah berdatangan dan menyapa para media dengan tersenyum lembar.
Acara tersebut memang di lakukan secara langsung di acara salah satu televisi swasta. Orang-orang pasti sangat excited menunggu film tersebut karena memang pemainnya adalah aktris yang sangat terkenal dengan memiliki jutaan penggemar.
Bukan hanya pemain saja yang ikut partisipasi dalam konferensi pers tersebut. Tetapi juga orang-orang yang berada di belakang layar dan termasuk, produser, dan sutradara dan beberapa yang lainnya yang mewakili saja.
Sementara Alina yang masih terlihat di dalam ruang make up yang masih memasang wajah ditekuk. Dia seperti tidak memiliki semangat untuk acara tersebut.
"Alina ayo buruan kamu ngapain masih duduk di sana yang lain sudah menunggu!" tegur Giselle.
"Aku benar-benar tidak mood untuk konferensi pers," jawab Alina dengan nafas berat.
"Apa yang kamu pikirkan. Kamu jangan mencari masalah dan nanti bu Monica marah lagi kepada kamu. Ayo buruan kamu juga sangat penting dalam film ini bukan hanya para pemain yang ditunjukkan tetapi juga produser, penulis skenario dan juga sutradara yang pastinya!" tegas Giselle.
"Iya-iya," sahut Alina yang tampak terpaksa dan langsung berdiri dari tempat duduknya.
Alina yang sudah berada di lokasi konferensi pers dengan para artis yang sudah duduk di kursi putar itu. Mereka terlihat memakai pakaian senada dengan kaos berwarna hitam dan pasti di depannya tertulis judul film mereka.
Alina juga memakai kaos yang sama hanya saja dia memakai blazer. Jadi kurang terlihat sedikit. Mata Fathan langsung melihat kehadiran Alina yang pasti duduk di pojok ujung karena para artis yang duduk di tengah yang bersusun dua baris dengan posisi kursi yang di bawah lebih rendah dan di atas lebih tinggi agar kelihatan semua dan terlihat cantik di televisi.
Fathan masih begitu penasaran dengan wajah yang ditunjukkan Alina begitu ketus. Entahlah apa yang membuat Alina tidak semangat.
"Baiklah kita mulai saja," sahut pembawa acara yang akhirnya memulai obrolan mengenai film tersebut, hanya sedikit bocoran yang menjadi daya tarik masyarakat untuk menontonnya seperti biasa es-marketing.
"Saya sangat senang bisa bergabung dalam film ini. Ketika naskah dikirim kepada saya, saya membacanya dan langsung tertarik, padahal sebelumnya saya sudah menuliskan di media sosial saya jika ingin istirahat sebentar dan tidak menerima jadwal syuting atau kontrak film apapun selama 2 bulan ke depan. Karena saya benar-benar ingin refreshing yang baru menyelesaikan film saya sebelumnya,"
"Akan tetapi ketikan naskah itu saya baca. Saya sangat tertarik dengan karakter yang terdapat dalam tokoh tersebut. Entahlah apa yang membuat saya begitu tertarik, tetapi saya yakin anda semua juga akan tertarik dan akan penasaran dengan film The Fire,"
Fathan memberikan sedikit kata-kata singkat dalam wawancara itu. Wajah Fathan yang terpampang besar di layar televisi yang langsung di zoom oleh kameramen. Fathan yang memang begitu sangat tampan mau dari dekat dan dari jauh.
Seorang wanita paruh baya dengan kaki yang bersilang duduk membolak balikan majalah. Kepalanya terangkat dan melihat ke arah televisi. Tatapan mata wanita itu menjadi fokus pada Fathan yang sejak tadi berbicara.
"Produksi dari mana film itu?" tanya wanita itu dengan nada datar dan tersusun rapi. Ternyata ada seorang pria yang berdiri di sampingnya yang tak lain manajer Fathan Chiko.
"Produksi Picture. 2 tahun yang lalu Fathan juga pernah bekerja sama dengan mereka dalam series dengan cerita yang menarik," jawab Chiko singkat.
"Lalu apa yang membuat dia mengambil film ini?" tanya wanita itu yang sejak tadi memperlihatkan wajah tegas dengan sorot mata yang sedikit tajam. Yang mungkin orang lain bisa takut saat berpapasan dengan wanita itu.
"Tuan Fathan tertarik dengan ceritanya dan menurut saya memang film ini sangat bagus Nyonya," jawab Chiko.
"Lalu apa film ini akan berhasil dan akan menaikkan karir Fathan?" tanya Margin.
Wanita yang tak lain adalah ibu Fathan. Wanita dengan paras wajah cantik. Namun terlihat sangat judes dengan memiliki sorot mata yang tajam, yang membuat dia sangat terlihat begitu di segani.
"Saya sangat yakin jika Fathan akan berhasil dalam film ini," jawab Chiko.
"Lalu siapa sutradaranya?" tanya Margin.
"Nona Alina. Dia salah satu sutradara termuda dan karirnya juga sangat bagus dengan film dan series yang beberapa kali berhasil dan mendapatkan award tahun lalu," jawab Chiko.
Nama Alina memang cukup dikenal dari kalangan dunia entertainment, karena pasti banyak artis yang mengenal Alina, dia sutradara yang tegas dan juga sangat ramah.
"Alina..." lirih Margin yang tampak berpikir merasa tidak asing dengan nama itu.
Mata Margin yang melihat kembali ke arah televisi dan saatnya ini Alina yang disorot dengan memberikan beberapa pernyataan dalam film tersebut.
"Apa itu dia?" tanya Margin.
"Benar Nyonya," jawab Chiko.
"Apa aku pernah melihat gadis itu?" gumam Margin dengan raut wajah yang begitu sangat penasaran. Nadanya selamat pelan sehingga Chiko tidak mendengar apa yang dia katakan.
Karina yang tidak lepas menatap Alina yang seperti mengingat-ingat. Sementara Chiko sejak tadi diam dan akan berbicara jika ada yang ditanyakan pada dia.
Bersamamu.....
pdhl kl dia lelaki sejati tinggal cari tau kelar semua masalah.
eh tapi Fathan kn gk punya kuasa deng anak lelaki yg di setir ibunya 🤣. pake rok pink saja lah Fathan gk guna juga sebagai lelaki.
Alina lbih baik dpt laki yg teges mandiri dan sempurna lbih dr Fathan biar nyaho tu mak Lampir.
semoga nnti Fathan nikah dng yg lain gk bisa punya anak 🤣🤣😅