Maharani Qirani putri yang di buang kedua orang tuanya karena terlahir sebagai wanita, kedua orang tuanya berharap memiliki anak laki laki.
Bagaimana dengan kehidupan Maharani setelah ini yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Tidak lama kemudian akhirnya mereka pun sampai di rumah singgah milik Rani.
Didepan pagar rumah itu di Jaga seorang pria yang berstatus suami bibi yang menjaga rumah itu,
"Mas apa anda bisa berjalan sebentar untuk masuk kerumah?" tanya Rani pada pria itu
"Iya bisa" jawab pria itu sangat pelan karena merasakan sakit.
"Baiklah bertahanlah sebentar, aku akan membantumu" ujar Rani
Sedangkan Mila membawa barang barang Mili Rani
"Selamat datang nona muda" ujar paman penjaga
"Terima kasih paman Teo, tolong bukan pintu ya paman, oh iya bibi kemana paman?" tanya Rani
"Bibi sedang Kepasar non bersama agung belaja karena bahan makan habis" jawab paman Teo sopan
"oh gitu, baiklah paman Rani minta bantuannya untuk buka pintu" jawab Rani
"Baik nona tapa apa perlu saya bantu tuanya" Tanya paman Teo
"Gak usah paman terima kasih, biar Rani saja" jawab Rani sopan dan di setujui oleh paman Teo lalu pergi membukakan pintu rumah.
Rani membawa pria yang di tolongnya kekamar tamu., sedangkan paman pamit ke luar untuk berjaga lagi
Setelah sampai kamar tamu Rani membantu pria itu berbaring disana dan melepaskan sepatu milik pria itu.
"Mas tunggu disini ya, aku akan ambil alat alat ku dulu, kak Mila tolong siapkan air panas" ujar Rani
Pria itu pun mengangguk sedangkan Mila langsung mengerjakan permintaan Rani.
Rani pun kembali lagi kekamar pria itu setelah mengambil peralatan nya.
"Mas tahan ya, apapun yang mas rasakan harus di tahan dulu. Karena aku akan membuang racun yang ada di dalam tubuh mas" ujar Rani
Pria itu sangat kaget saat mendengar penjelasan Rani, "Racun apa nona, apa benar aku keracunan, tapi bagaimana bisa?" tanya pria itu pelan
"Iya dari hasil yang aku periksa tadi, mas mengalami keracunan, tapi sepertinya racun ini tidak di berikan secara langsung tapi bertahap selama lima tahun ini" jawab Rani
Mata pria itu terbelalak mendengar jawaban Rani.
"Mas tenang dulu aku akan memeriksa racun jenis apa ini dan akan mencari tau, baiklah kita mulai dulu" ujar Rani lalu mulai membuka jarum akupuntur miliknya untuk menghentikan penyebaran racun.
Rani lalu menusukkan beberapa jagung di setiap titik tertentu, setelah jarum akupunturnya bekerja dengan baik, Rani pun mengambil Sampel darah milik pria itu untuk di periksa lebih jelas.
Pria itu hanya memandangi Rani yang sibuk mengobatinya, cara kerja Rani sangat profesional hingga membuat pria itu menyangka jika Rani adalah seorang dokter muda.
jika sampai pria itu tau bahwa Rani berusia 13 tahun, pria itu pasti akan sangat shock
Setelah beberapa saat Rani pun mencabut semua jarum akupuntur itu, dan tiba tiba pria itu ingin muntah dengan cepat pria itu bangun dan mencari kamar mandi lalu memuntahkan darah kental hitam disana.
Rani yang membantunya pun tersenyum lega, lalu dengan telaten bersih bibir pria itu dan itu membuat pria itu tertegun.
Setelah selesai Rani pun membantu pria itu untuk kembali tiduran,
"Seharusnya mas tadi muntah di sini saja sudah aku siapin tempat, untuk gak jatuh tadi dan Alhamdulillah racun itu keluar dari tubuh mas, coba aku periksa lagi" ujar Rani lalu mulai memeriksa kondisi pria itu.
"Alhamdulillah semua akan baik baik saja, racunnya hanya tinggal sedikit, besok akan aku akupuntur lagi agar benang benar bersih." jelas Rani
" Rani ini air nya dan ini gelasnya" ujar Mila yang datang
"Terima kasih kak" jawab Rani
"Mas ayo bangun sebentar, tolong minum ini dulu agar mas bisa istirahat" ujar Rani dan dengan patuh tanpa banyak bicara pria itu pun meminumnya sampai habis walau iya merasakan pahit.
Melihat kondisi pria itu Kepahitan Rani pun memberikan permen jahe buatanya.
"Sekarang mas istirahat dulu aku akan siapkan makan siang untuk kita" ujar Rani sembari menyelimuti pria itu dan memasang bantal dengan benar.
Pria itu merasakan kebahagiaan, ia merasa seperti sebagai seorang suami yang di rawat istri kala sakit.
"Jika begini aku rela sakit asal bisa terus bersama dia" monolog pria itu dalam hati
Sedangkan Rani sedang memasukkan sampel darah pria itu untuk di periksa.
Setelah meletakkan di sebuah Alat, Rani pun pergi kedapur untuk memasak di bantu Mila, tidak lama Lisa datang bersama teman teman Rani.
"Assalamu'alaikum Rani... " salam mereka
"Waalaikumsalam, ayo masuk silahkan duduk dulu, aku sedang memasak" jawab Rani
"Ok Ran, tapi Rani ini rumah siapa bagus banget aku suka di sini" ujar Bagas
"Ini rumahku, ku jadikan rumah singgah saat senggang atau ingin bekerja" Jawab Rani
"Wih... Beda ya main anak jenius mah, kerja lah kita" ujar Dafa
"Mangkanya belajar" seru Manda dan Malvin
"Oh iya dek kenapa kita jadi bertemu disini?" tanya Malvin
Mendengar pertanyaan itu Rani pun mulai menceritakan kejadian di jalan tadi hingga Rani membawanya kemari.
Mereka semua sangat kaget,
" Rani kamu ini kalau terjadi apa apa sama kamu gimana kok sendirian" ujar Manda
"Memangnya kamu bisa berkelahi?" tanya Rani
"Ya... Ya enggak," jawab Manda dan membuat mereka tertawa.
Setelah itu Rani pun mulai memasak di bantu Mila, Lisa dan Manda, mereka memasak seadanya saja karena bahan belum datang, bibi juga belum pulang.
Tidak lama kemudian masakan mere sudah jadi dan di susun di meja makan, Rani juga sudah menyisihkan untuk paman dan bibi serta putra mereka.
Rani tidak lupa menyiapkan makanan untuk pria yang di bantunya.
"Kalian makanlah duluan, aku akan menyiapkan makanan untuk pasien ku" ujar Rani lalu pergi
"Kak Mila sejak kapan Rani jadi dokter kok punya pasien?" tanya Manda dan lainya
"Sejak lama Rani menjadi dokter, tapi obat tradisional, ia miliki keahlian akupuntur, dan sudah memiliki sertifikat bawah pengobatannya di akui" jawab Mila bangga
"Ya ampun pria mana yang akan menjadi pria paling beruntung dengan mendapatkan Rani sebagai jodohnya" jawab mereka.
Sedangkan Rani sudah di dalam ruang penelitian untuk mengambil hasilnya, Rani memiliki alat canggih yang di rangkai untuk mengetes semuanya dengan cepat.
Setelah mendapatkan hasilnya Rani pun keluar ruangan dan menuju kamar tamu
Tok... tok.. tok...
"Permisi mas,,,, maaf mengganggu, ayo makan siang dulu" ujar Rani lalu meletakkan nampan yang berisi makan di meja lalu membantu pria itu duduk.
Setelah itu Rani mengambil makanan dan mulai menyuapi kearah pria itu.
"Mas hasil lepnya sudah keluar, setelah makan kita lihat hasilnya. jika tebakan ku benar dengan apa yang mas derita, aku yakin ini semua kesengajaan" ujar Rani
"Aku mengerti, terima kasih" ujar pria itu
Bersambung
kalo sampai celakain rani kebangetan jadi orang gak tau terimakasih
hewan aja tau balas budi /Smirk/
nkah aja sna,asl jgn ngusik rani lg....
tau sndri bodyguardnya bnyak....