NovelToon NovelToon
Cinta Yang Terbalaskan Oleh Takdir

Cinta Yang Terbalaskan Oleh Takdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Karir / Persahabatan / Romansa
Popularitas:459
Nilai: 5
Nama Author: Rumah pena

Ini adalah kisah antara Andrean Pratama putra dan Angel Luiana Crystalia.

kisah romance yang dipadukan dengan perwujudan impian Andrean yang selama ini ia inginkan,

bagaimana kelanjutan kisahnya apakah impian Andrean dan apakah akan ada benis benih cinta yang lahir dari keduanya?

Mari simak ceritanya, dan gas baca, jangan lupa like dan vote ya biar tambah semangat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 26 – Pelarian yang Tak Pernah Mudah

Pagi itu, Andrean bangun lebih pagi dari biasanya. Dia cek setiap pintu, setiap jendela, dan semua tas yang udah diberesin sejak semalam. Kayla bantu nyiapin bekal buat di perjalanan, Angel lagi nyiapin Lian buat ganti baju, sementara Reyhan sama Anelia masih ketiduran di sofa.

Semua terasa aneh. Rumah itu, yang tadinya penuh suara tawa, sekarang kayak nggak ada nyawanya.

Andrean berdiri di teras sebentar, ngisep napas panjang. Dia harus tenang. Harus kuat.

"Dre."

Suara Kayla dari belakangnya.

Dia noleh. Kayla berdiri sambil ngasih segelas air.

"Udah siap?"

Andrean angguk. "Kita berangkat sekarang."

 

Mobil melaju pelan, nggak ada yang banyak bicara.

Angel duduk di kursi tengah, meluk Lian. Anak itu nggak banyak tanya, cuma nunduk sambil mainin boneka kecil yang Kayla kasih sebelum mereka pergi.

Reyhan sama Anelia duduk di bangku belakang, udah mulai tidur lagi.

Andrean nyetir, tatapannya fokus ke jalan.

Kayla di sampingnya, buka peta dari HP.

"Masih dua jam lagi," bisik Kayla. "Jalanannya sepi, tapi ada CCTV di pom bensin tadi. Kita harus cepet."

Andrean cuma angguk. Dia nggak mau bikin yang lain makin cemas.

 

Mereka sampai menjelang sore. Rumah kayu itu berdiri di tengah ladang teh, nggak ada tetangga, cuma suara angin dan burung.

Angel turun duluan, dia jalan pelan ke pintu depan, terus buka kunci.

"Ini rumah bokap gue dulu. Udah lama nggak dipake, tapi masih aman."

Andrean masuk, ngecek setiap sudut.

Kayla naruh tas di ruang tengah, langsung nyari dapur buat masak air.

Anelia kebangun, merengek pelan, tapi Angel langsung gendong dia.

"Lo yakin aman di sini?" tanya Kayla.

Angel angguk. "Di sini cuma keluarga gue yang tahu."

Andrean masih nggak tenang.

Dia pasang beberapa alarm sederhana di tiap jendela dan pintu.

"Kalau Lia beneran niat nyari, dia bakal temuin kita."

Kayla jalan pelan, narik tangan Andrean.

"Tapi kita nggak bisa terus lari, Dre. Harus ada yang selesai."

Andrean tahu itu. Tapi sekarang, mereka butuh waktu. Butuh rencana.

 

Angel duduk di depan perapian kecil. Lian tidur di pangkuannya.

Kayla nyalain lampu kecil di ruang makan, sambil bantuin Andrean nulis peta dan catatan tentang Lia.

"Gue punya satu orang yang bisa bantu," kata Kayla. "Dia kenalan lama gue. Polisi, tapi udah resign. Sekarang kerja freelance buat jaga-jaga orang kaya."

Andrean noleh.

"Lo yakin dia bisa dipercaya?"

Kayla angguk. "Dia yang nolongin gue waktu gua dapat masalah dulu."

Andrean diem, mikir.

"Besok pagi lo hubungin dia."

 

Keesokan Harinya

Angel nyiapin sarapan buat mereka. Ini pertama kalinya sejak lama dia masak sendiri. Tangannya sempet gemeter, tapi Kayla datang bantuin, mereka jadi masak bareng.

Andrean di luar, nelpon seseorang dari ponsel sekali pakai. Dia nggak mau resiko.

Tiba-tiba ada suara motor berhenti di jalan tanah, nggak jauh dari rumah mereka.

Andrean langsung berdiri, ngeluarin pisau lipat dari saku.

Tapi yang turun malah seorang pria tinggi dengan jaket hitam dan ransel. Dia ngelambai pelan.

"Kayla yang nyuruh gue datang," katanya pelan.

Kayla keluar dari rumah, ngeh siapa itu.

"Dia Arman," jelas Kayla. "Orang yang gue maksud."

 

Andrean jelasin semua situasinya dan Arman dengan cepat paham.

Di ruang tamu, Arman buka peta digital dari tablet kecil.

"Lo harus ngerti, Lia sekarang udah bukan sekedar perempuan yang cemburu. Dia punya orang, punya duit, dan koneksi."

Andrean ngangguk. "Gue udah liat itu."

Arman lanjut, "Tapi dia juga manusia. Bisa salah langkah."

"Apa rencananya?" tanya Kayla.

Arman nunjuk titik di peta.

"Kita umpan dia. Tapi bukan lo atau Angel yang jadi umpannya. Gue bakal sebar info palsu, soal lo semua pindah ke Bandung. Sementara lo tetap di sini, nunggu sampe dia keluar dari persembunyiannya."

Angel liat Andrean. "Lo yakin, Dre?"

Andrean pegang tangan Angel. "Kita nggak punya pilihan lain."

 

Angel duduk di kamar kecil di lantai atas. Dia ngelamun, liat foto lama dia bareng Andrean di HP lama yang dia temuin di laci rumah itu.

Kayla masuk, duduk di sampingnya.

"Lo masih sayang sama dia?" tanya Kayla tiba-tiba.

Angel diem lama. "Iya."

Kayla tarik napas panjang. "Gue juga."

Mereka ketawa pelan, tapi ada rasa sakit di dalamnya.

"Tapi sekarang, kita nggak bisa ribut soal siapa yang punya Andrean," lanjut Kayla. "Kita harus jagain dia."

Angel ngusap air matanya. "Gue ngerti."

Mereka berdua saling pegang tangan, pertama kalinya sejak mereka kenal.

Nggak ada dendam. Yang ada cuma rasa sama-sama pengen melindungi orang yang mereka cintai.

 

Andrean pake jaket hitam, siap-siap buat berangkat sama Arman.

Kayla peluk dia, lama. Angel cium kening Andrean, sambil berbisik, "Balik."

Andrean senyum tipis. "Pasti."

 

BERSAMBUNG...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!