Milea bukanlah sebuah kesalahan. Ia terlahir karena rasa cinta Leon yang terlalu dalam pada sekretarisnya, Rindu.
Milea gadis kecil yang tidak pernah beruntung. Dia tidak pernah bertemu dengan ayah kandungnya, dan sekarang penyakit mematikan mengancam jiwanya.
Demi mewujudkan keinginan Milea, Rindu melawan luka masa lalu dan terpaksa kembali menemui Leon. Dia datang setelah lima tahun meninggalkan pria itu.
Akankah Rindu berhasil membawa Leon pada Milea?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terpaksa Kembali | Bab 24
Kata-kata Leon begitu tulus saat mengatakan perasaannya. Laki-laki berparas tampan itu masih menatap Rindu yang tengah memikirkan sesuatu.
Sepertinya, pernyataan Leon tadi membuat ibunda Milea itu merasa malu dan membuang muka. Dari dulu Leon selalu mengatakan perasaan cintanya, walaupun dia sangat tahu bahwa laki-laki itu sering bergonta-ganti pacar dan dia beberapa kali kerepotan mengurusnya.
Bagi Rindu, kata-kata cinta yang keluar dari mulut Leon hanya bualan saja. Kata itu juga diucapkan untuk wanita lain, makanya Rindu tidak mau berekspektasi tinggi dengan Leon saat itu, apa lagi Rindu sudah pernah gagal menikah, dan diharapkan mendapat pasangan yang serius.
“Ayo kita foto di sana!” tunjuk Rindu pada jembatan pendek tempat orang-orang mengambil gambar patung itu dengan lebih dekat.
Tanpa menunggu jawaban Lea dan Leon, Rindu sudah berjalan lebih dulu. Sementara ayah dan anak itu mengekor di belakang mereka.
Rindu hanya fokus dengan tujuannya membuat Milea bahagia, sedangkan Leon memanfaatkan setiap momen untuk mencuri perhatian Rindu. Laki-laki itu sekarang sudah sangat yakin untuk lebih memperjuangkan Rindu agar menjadi miliknya.
Beberapa waktu berlalu, Rindu mengajak mereka untuk pulang karena hari sudah mulai siang dan matahari juga semakin terik.
“Tapi Lea belum puas jalan-jalannya, Ibu, Ayah.” Milea merengek dalam gendongan Leon.
Sebenarnya pundak Leon juga sudah mulai terasa pegal dan dia setuju dengan keputusan Rindu untuk pulang. Namun, melihat putrinya yang masih ingin bermain membuatnya merasa tidak tega juga.
“Kapan-kapan kita pergi lagi ya, Sayang. Sekarang udah siang, kita semua harus istirahat dan makan. Ayah juga banyak kerjaan,” balas Rindu dengan tegas.
Lea terus merengek, membuat Leon akhirnya ikut angkat bicara. “Gini aja deh. Lea harus sembuh dulu. Setelah Lea sembuh, nanti Lea mau apa aja akan ayah kasih. Mau liburan ke mana aja, akan ayah temenin, tapi Lea harus sembuh dulu. Gimana?”
Milea membuang muka, persis seperti yang dilakukan Rindu tadi. Dia melirik ibunya sebentar, lalu mengangguk dengan bibir mengerucut.
“Oke, sekarang kita pulang. Ibu harus masak buat makan siang,” kata Rindu memutuskan.
Tiba-tiba saja, Leon menarik tangan mantan sekretarisnya itu dan berkata, “Nggak usah masak. Hari ini kita makan di luar aja. Gimana?”
“Setuju!” sahut Milea dengan antusias.
Leon langsung mengajak anak perempuannya itu untuk tos dan menciumnya dengan gemas. Satu lawan dua, mau tidak mau Rindu akhirnya pasrah dan mereka pergi makan di luar seperti keinginan Leon dan Lea.
Sesampainya di restoran, Rindu segera memesan makanan yang sesuai dengan kebutuhan Milea dan menghindari apa yang dilarang oleh dokter. Lea duduk manis di kursinya, sedangkan Rindu dan Leon duduk saling berhadapan.
“Lea. Kalau Ayah dekatin Ibu buat jadi istri ayah, boleh nggak?” tanya Leon secara tiba-tiba saat sang putri mulai menikmati makanannya.
Rindu yang tengah menyuapkan makanan untuk Lea pun menghentikan gerakan sendoknya dan menatap Leon dengan bingung. “Jangan bicara sembarangan deh!”
“Maksudnya Ayah sama Ibu mau menikah?” tanya Lea dengan wajah bahagia.
Ini adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh gadis kecil itu. Memiliki keluarga yang utuh dan sempurna sudah lama menjadi impian bocah itu.
“Iya, dong. Ayah pengen menikah sama Ibu. Biar nanti kita bisa tinggal bareng, terus kalau Lea pengen adik, nanti ayah sama Ibu bisa kasih.”
“Leon, hentikan!” sahut Rindu sembari melepaskan sendok di tangannya hingga terdengar bunyi dentingan.
Wanita itu menatap Leon dengan kesal, matanya hampir melotot karena tidak suka dengan cara mantan bosnya itu.
“Jangan bicara sembarangan sama Lea,” kata Rindu penuh penekanan. “Hubungan kamu sama ....”
“Aku udah selesai sama dia, Rindu. Makanya aku sekarang aku bisa fokus sama kalian,” sahut Leon sembari meraih tangan Rindu dalam genggamannya.
Lea menatap kedua orang tuanya secara bergantian, sampai akhirnya ponsel Rindu tiba-tiba berdering dan sebuah panggilan dari Evans masuk ke ponsel itu.
Rindu masih mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Dia masih sangat syok dengan lamaran Leon yang dilakukan di depan buah hati mereka, dan kini seorang laki-laki lain yang mencoba menjalin kedekatan dengannya juga menelepon.
“Rindu, aku serius. Kamu nggak perlu mencintai aku, Rindu. Asal kamu terima aku dalam hati kamu, itu udah cukup. Aku mau menikahi kamu. Aku akan terus mengejar kamu, sama seperti dulu.”
***
Cie cie nungguin update Leon Rindu.. Visualnya aku taruh di iinstgram ya gaess @ittharuka nanti di Story dulu 😹😹
itu lhooo sama artis papan atas, si Epans... udah baik ganteng lagi
emang kata Otor kamu bukan jodohnya si Leon...