Bagaimana rasanya ditinggal suami saat sedang mengandung demi menikahi perempuan lain, apalagi kakaknya sendiri ? inilah cerita shanaya yang mencoba menyelesaikan masalalunya demi kebahagiaanya kedepan bersama kedua anak kembarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risss___, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Pertengkaran Shanaya dengan Ayahnya
Shanay pulang sekitar jam 10 malam, janjinya untuk tak keluyuran pada Hakim nyatanya dia langar. Kali ini dia tak pergi bersama Noval, dia hanya menghabiskan waktu dengan teman-temanya di Cafe
Dilihatnya ruang keluarga. Ada ayahnya dan Hakim yang tidur di depan Tv, mungkin Bundanya tidur dengan sikembar.
Saat melangkah kearah kamarnya, tiba-tiba ada telfon masuk. ternyata Aisya, satu-satunya sahabatnya di Yogyakarta. Dilangkahkan kakinya menuju samping rumah, disebuah kursi kecil dekat tempat jemuran pakaian, takut menggangu tidur yang lain.
“Assalamualaikum Sha”
“Waalaikumsalam”
“Lo ya, sombong banget sekarang. Jarang nelfon lagi”
“Bukan gitu, gue kan sibuk akhir-akhir ini”
Percakapan mereka terus berlanjut, membahas kesibukan mereka masing-masing. Sampai Aisya membahas hal yang pernah membuat mereka bertengkar kecil.
“Sha, maafin gue ya. Waktu itu sempat bentak lo”
“santai aja kali. Lagian gue ngerti kok kenapa lo marah”
“Tapi... lo beneran mau ngelakuin itu? Maksud gue murtad, ngikutin Noval?”
“Gue ngak mungkin ngomong asal-asalan. Ini udah gue fikirin baik-baik. Ini jalan satu-satunya jalan buat gue sama Noval bersatu”
“Sha, coba lo fikirin baik-baik dulu. Orangtua lo pasti bakal marah banget, kalau tau”
“Mereka ngak masuk dalam pertimbangan gue. Setelah apa yang meraka lakuin, gue bener-bener udah ngak respec. Setelah perceraianku dengan Mas Hakim selesai, gue bakal bener-bener putusin hubungan sama mereka”
“Ya udah deh Sha, apapu keputusan lo pasti gue dukung. Gue cuman pengen liat lo bahagia”
“Makasi ya, selama ini cuman lo yang selalu ada buat gue”
“Ya udah gue tutup dulu ya”
“Iya Sha, Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam”
Tanpa Shanaya sadari sedari Pak Ahmad berada di belakangnya mendengar pembicaraan Shanaya dan Aisya
“Shaa” lirih pak Ahmad yang masih terdengar ditelinga Shanaya
Shanaya langsung menoleh mendapayi sang ayah yang menatapnya
“Ayah..”
“Ayah dari tadi disini?”
“Ayah dengar apa aja?”
Tanya Shanaya beruntu kepada Ayahnya
“Ayah dengar semuanya”
“Kamu tau, Ayah sudah memberikan restu kepada Noval saat dia datang bersamamu di Yogyakarta. Ayah memberikan restu saat dia berkata ingin bersungguh-sungguh ingin menjagamu dan ingin membagun hubungan yang lebih serius. Kamu tau karna apa? Karna Ayah percaya dia bisa menuntun kamu kejalan yang lebih baik” ucap Pak Ahmad
Shanaya hanya terdiam mendengar ucapan ayahnya
“Tapi setelah mengetahui semua ini. Ayah ngak akan pernah memberikan restu, sampai ayah mati sekalipun!” Lanjutnya dengan nada amarahnya
“Aku ngak peduli kalian mau memberikan restu atau tidak. Bagiku itu ngak penting. Ada atau tidaknya restu dari kalian aku dan Noval tetap akan menikah!” Balas Shanaya tak kalah emosi
Seenaknya sekali tua bangka ini mengaturnya.
“Apa katamu?” tanya Pak Ahmad
“AKU AKAN TETAP MENIKAH DENGAN...”
Plakkk
Belum sempat menyelesaikan perkataanya, Satu tamparan sudah mendarat di pipi mulusnya, rasa panas langsung menjalar dipipinya. Matanya langsung menatap Pak Ahmad dengan tajam
“Jangan karna rasa bersalah Ayah kamu jadi semena-mena begini. Jadi selama Ayah ngak ada bengini sikap kamu. Kurang ajar sama orang tua!” ucap Ayahnya
Shanaya tersenyum mendengar ucapan Ayahnya itu
“Ternyata Anda bisa sadar diri juga ya. Jika, semua penderitaan yang aku alami ini bersal dari Ayah!. Jadi, seharusnya anda sadar diri. Tidak usah mengatur-mengatur saya lagi, semua yang saya lakukan itu untuk kebaikan saya sendiri”
“Satu lagi, penyesalan terbesar saya adalah kembali menemui kalian semua. Itu hanya mengacaukan hidup tenang saya dengan sikembar”
“Jadi, saya mohon. Mulai besok keluar dari rumah saya!!”
Ucap Shanaya dengan tegsnya
“Anak kurang ajar kamu ini...”
Pak Ahmad sudah kembali mengangkat tanganya, bersiap kembali menampar Shanaya untuk kedua kalinya. Namun, tiba-tiba ada Hakim yang menahanya
“Istigfar Yah, jangan terbawa emosi” ucap Hakim mencoba menenangkan
Shanaya hanya memutar kedua bola matanya, malas melihat drama dihadapanya ini. Dia melangkahkan kakinya menuju kamar, tak menghiraukan Hakim yang terus memanggilnya.
Dia sudah lelah seharian bekerja, pulang-pulang malah diajak bertengkar.
ni klo kknya hidup mah, bakalan ngga ingat sama sekali sama istri pertama dan anak"nya
sy baca smpai sni saja Thor semoga success berkarya..
4thn d tinggal tanpa nafkah lahir batin tanpa khabar berita auto boleh jatuh talak atau boleh menguggat cerai, jgn kn 4thn 6bulan saja pun bisa gugat cerai🤭