Rubia adalah putri seorang baron. Karena wajahnya yang cantik dia dipersunting oleh seorang Count. Ia pikir kehidupan pernikahannya akan indah layaknya novel rofan yang ia sering baca. Namun cerita hanyalah fiksi belaka yang tidak akan pernah terjadi dalam hidupnya.
Rubia yang menjalani pernikahan yang indah hanya diawal. Menginjak dua tahun pernikahannya suaminya kerap membawa wanita lain ke rumah yang ternyata adalah sahabatnya sendiri.
Pada puncaknya yakni ketika 3 tahun pernikahan, secara mengejutkan suami dan selingkuhannya membunuhnya.
" Matilah, itu memang tugasmu untuk mati. Bukankah kau mencintaiku?" Perion
" Fufufufu, akhirnya aku bisa menjadi countess. Dadah Rubi, sahabatku yang baik." Daphne
Sraaak
Hosh hosh hosh
" A-aku, aku masih hidup?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembalasan 29
" Yang Mulia, apa kabar itu benar? Apa benar Anda akan menikahi Lady Rocalion?"
" Tuan Ben, jangan berisik. Yang Mulia baru saja sampai rumah setelah sekian lama pergi. Jadi jangan bertanya dengan kasar begitu."
" Nyonya Linda, Anda sellau membela Yang Mulia. Entah dari mana Rumor itu muncul, tapi semua membicarakan Yang Mulia. Bahkan desas desus yang baru berkata bahwa Yang Mulia merebut istri orang."
Plak
Linda menepuk lengan Ben dengan sangat keras. Dia sebenarnya juga mendengar semua itu, Linda juga mendengar rumor yang menyudutkan tuannya. Tapi Linda tidak bereaksi apapun. Ia yakin bahwa tuannya tidak seperti yang di rumorkan. Dia sudah membuktikannya sendiri dengan tetap terus mengikuti tuannya hingga saat ini.
" Tuan Duke, Anda ingin mandi dulu apa makan dulu?"
" Ehmmm, kumpulkan semua orang yang ada di kastil ini. Sekarang."
Linda awalnya terkejut, tapi dia tidak perlu banyak tanya untuk melakukan perintah sang tuan. Linda dan Ben segera mengumpulkan semua orang yang ada di kastel Adentine, tak terkecuali kesatria yang masih ada di kastel juga.
Sudah sejak sekian lama orang-orang di kastel tidak pernah dikumpulkan. Terakhir adalah belasan tahun silam. Itu waktu dimana Theodore diangkat menjadi duke muda setelah meninggalnya duke terdahulu.
" Ada apa?"
" Ada pengumuman apa ya kira-kira?"
" Tidak tahu, Yang Mulai juga sudah lama tidak ada di kastel. Hanya Tuan Rhine saja yang mengerjakan tugas Yang Mulia."
Wajar jika penduduk kastel Adentine bertanya-tanya. Mereka sedikit terkejut dengan dipanggilnya berkumpul seperti ini. Tapi mereka tidak berani menerka apapun. Meski rumor sudah menyebar tentang Yang Mulia Duke Theodore Adentine mengencani wanita yang bersuami.
" Perhatian semuanya! Ingat, yang aku katakan adalah sesuatu yang benar dan pasti. Kalian tidak perlu meragukan sedikitpun keputusanku. Apa yang akau lakukan semua semata-mata untuk kemuliaan Adentine. Sebentar lagi, Nyonya rumah ini akan datang. Lady Rubia Rocalion, yang selanjutnya akan jadi Duchess Rubia Adentine, dia akan datang kemari sebagai istriku. Tidak lama lagi kami akan meresmikan hubungan kami. Dan dia di sini untuk menerima pembelajaran untuk menjadi seorang Duchess. Linda, kau yang akan bertanggung jawab untuk pendidikan calon Duchess. Dan ya benar, dia adalah MANTAN ISTRI. Ingat ya dia adalah mantan istri, jadi dia saat ini statusnya adalah sendiri dan bukan milik siapapun. Hormati dia layaknya kalian menghormati ku. Hargai dia layaknya kalian menghargai ku. Dan yang perlu kalian semua garis bawahi, dia adalah orang yang sudah berjasa besar kepada Adentine. Jika dia tidak ada, maka Adentine bisa runtuh. Itu saja, aku tak mau banyak bicara, aku yakin kalian paham apa yang perlu dilakukan."
Sreeet
Tak tak tak
Theodore membalikkan tubuhnya lalu menaiki tangga untuk menuju kamarnya. Ben yang tadi begitu ribut kini terdiam, semua yang ada di ruangan itu saling berbisik mempertanyakan pengumuman yang tuan mereka sampaikan.
Apa kehebatan wanita itu sampai Duke begitu memujinya?
Apa yang sudah dilakukan oleh sang lady, sehingga Duke berkata demikian?"
Jasa apa yang sudah diperbuat orang itu hingga Duke tampaknya begitu menghormatinya?
Semua pertanyaan sejenis terbit di bibir mereka. Bukan hal yang aneh mereka begitu, namum apapun yang sudah jadi keputusan Duke tidak perlu dipertanyakan oleh orang-orang kecil seperti mereka.
" Sudah jangan ribut, sekarang kembali bekerja. Kita akan sibuk karena akan menyambut calon Duchess. Kamar yang ada di sebelah Yang Mulia Duke segera bereskan, itu adalah kamar Duchess terdahulu. Kini saatnya kamar itu mendapatkan penghuninya yang baru."
" Baik Tuan Butler."
Semua membubarkan diri. Tidak lagi ada yang bertanya tentang apa nyonya rumah yang akan datang. Semua fokus degan pekerjaan mereka.
Ben kemudian melenggang masuk ke dalam kamar Theodore, membawakan makan malam untuk sang tuan. Hatinya terasa tidak tenang karena ucapannya tadi. Ia ingin meminta maaf. Sebagai butler kediaman Adentine seharusnya dia tidak termakan rumor.
Semua itu karena selama ini Theodore tidak pernah terlibat dengan wanita. Ben hanya takut Theodore dibutakan oleh wanita seperti rumor yang berkembang.
Tok tok tok
" Yang Mulia, ini saya. Bolehkan saya masuk."
" Masuklah Ben, ada Linda juga di sini."
Cekleek
Ben masuk sembari membawa nampan yang berisi makanan. Dengan perlahan Ben meletakkannya di meja.
" Saya ingin minta maaf Yang Mulia."
" Wajahmu jelek sekali Ben. Sudahlah aku tidak marah. Sudah sewajarnya kau khawatir, tapi tenang saja semua benar-benar tidak masalah. Dan aku tidak seperti yang ada di dalam rumor. Kalian berdua sudah ada di sini, aku akan menceritakan tentang Rubi. Dia ... ."
Theodore mulai menceritakan awal mula dia mengenal Rubia, hingga permintaan tolong Rubia agar bisa bercerai, alasan Rubia bercerai, dan temuan Rubia tentang batu sihir hitam. Semua diceritakan kepada dua orang yang ia percaya dalam mengurus rumah.
Linda dan Ben tampak terkejut mendengarnya, mulut mereka pun sampai menganga. Linda bahkan sampai menitikkan air mata saat kisah Rubia diceritakan. Tubuh Linda juga bergetar, bagaimana bisa ada suami sejahat itu.
Memang pernikahan bangsawan adalah pernikahan politik. Dan tidak sedikit juga mereka memiliki simpanan. Namun belum pernah Linda mendengar ada yang tega membunuh suami atau istri mereka.
" Jadi kapan Lady Rubia akan datang, Tuan?"
" Dalam beberapa hari ini. Calon Ayah mertua ku agak sedikit sulit, mungkin dia merasa terpaku dengan kasus menantunya yang kemarin. Jadi dia sedikit hati-hati."
Linda dan Ber tertawa kecil. Baru kali ini mereka melihat wajah sang duke yang seperti itu. Tidak pernah sekalipun Theodore kesulitan akan seseorang. Tapi sekarang ini agaknya dia sedang merasa kesulitan dengan calon ayah mertuanya.
Ini sisi yang jenaka sebenarnya. Tapi mereka paham, baru kali ini juga Theodore berhubungan normal dengan sesama manusia. Biasanya dia akan bersikap acuh tak acuh jika ada yang mendekati.
" Jika sang putri sudah menyerahkan dirinya, sang ayah tidak akan bisa berbuat banyak Yang Mulia. Lady Rubia sudah menyatakan setuju menikah dengan Anda, itu adalah kunci dari segala kunci."
" Kau benar Ben, nah kalau begitu persiapkan semuanya dengan baik. Dia adalah wanita yang pintar, jadi bersikaplah biasa saja. Karena dia benar-benar tahu mana yang tulus dan mana yang berpura-pura."
" Baik Yang Mulia, semua akan sesuai dengan apa yang Anda perintahkan."
TBC