NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Kaiser

Istri Rahasia Kaiser

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua / Bad Boy / Slice of Life
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: tiatricky

Lelaki yang sangat ingin kuhindari justru menjadi suamiku?

•••

Kematian Devano dan pernikahan kedua sang Papa, membuat kehidupan Diandra Gautama Putri berubah. Tidak hanya itu, dia menjadi pasangan seorang Kaiser Blue Maverick ketua geng motor HORIZON. Cowok bad boy yang membencinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tiatricky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 33

Vanesa dengan penuh semangat turun dari atas motor pacarnya. Dia langsung merangkul lengan kekasihnya dengan erat. "Ayo masuk! Sepertinya hampir habis. "

Bergegas mereka berdua memasuki ke Grand Mall tersebut. AC yang dingin menyapa kulit mereka. Grand Mall tersebut tampak mewah, luas dan bersih.

Pasangan itu melangkahkan kakinya ke salah satu toko pernak-pernik. Ada beragam jenis pernak-pernik yang ada.

Mata Vanesa celingukan mencari sebuah jam tangan. Matanya bersinar begitu melihat salah satu jam tangan yang tampak mewah. "Sayang..aku mau yang ini. "

Kaiser menatap jam itu. Dia lalu menoleh pada seorang pegawai. "Permisi!."

Pegawai wanita itu bergegas menuju kearah pelanggan. "Iya, tuan. Ada yang bisa saya bantu?."

"Ini mbak. " Kaiser menunjuk kearah jam tangan yang berada di dalam etalase.

Pegawai wanita itu lalu mengambilnya. Dia menyodorkan jam tangan tersebut. "Ini namanya Josephine Smart o'clock. Disini Anda bisa menelpon atau berkirim pesan karena terdapat beberapa aplikasi yang tersedia. Anda juga bisa menyalakan lampu di jam tangan ini. Harganya lima juta rupiah per biji. "

"Boleh kan sayang?." Vanesa memasang wajah sok melas.

Kaiser terkekeh geli lalu mengangguk kepala menuruti. "Iya, boleh sayang. "

•••

"Astaga, Bunda!."

"Kenapa Yah?."

"Lihat! Berapa uang yang dihabiskan anak kita?. "

Selena pun melihatnya melalui laptop. Bola matanya membesar seketika. Raut wajah berubah emosi. "Blokir aja kartunya, Yah. Anak itu benar-benar sulit dikendalikan lagi. "

Wandi yang mendengar menghela nafas berat. Dia pun melakukan perintah istrinya. Terpikirkan sesuatu, dia pun menatap Selena. "Bunda bisa dateng nggak di acara ulang tahun rekan kerja Ayah?."

Wanita itu mengulum senyuman. Baru saja dia membuka mulutnya, tiba-tiba berlari ke kamar mandi. Pria itu seketika terkejut dan terpaku beberapa saat.

Menggelengkan kepalanya kemudian dia pergi menemui sang istri. Wajah wanita itu tampak pucat. "Bunda sakit?."

Selena tidak menyahut melainkan langsung pingsan di pelukan suaminya. Dengan sigap Wandi membopongnya dan membawanya ke dalam kamar. Menidurkan wanita itu di atas kasur.

"Kenapa Bunda diam aja sih kalau sakit? Kalau gitu Ayah nggak bakal ngajak Bunda jalan-jalan. " Wandi menatap dengan perasaan bersalah di hatinya.

Tangan wanita itu terulur memeriksa dahi wanitanya. Dia menggelengkan kepalanya. Kemudian meraih ponsel yang ada di atas nakas.

"Halo dokter Leon!." Panggilan terhubung dengan seorang dokter kepercayaan Wandi.

•••

"Udah puas belanjanya?." Kenzie bertanya sambil memperhatikan Diandra yang tengah memasukkan buku-buku yang baru dibeli di toko buku.

Gadis itu mengangguk kepala. Wajahnya menampilkan perasaan tidak enak hati. "Kamu yakin bayarin ini semua? Gak sedikit loh, Ken. "

Lelaki itu menggelengkan kepalanya. Dia berjalan dengan sedikit cepat menuju kearah motornya terparkir. "Enggak. Sedikit bagi malah bagi gue. "

Diandra menghela nafas berat. Dia teringat kejadian beberapa saat yang lalu..

Diandra melihat-lihat beberapa buku yang ada di atas rak. Dia mengambil salah satunya. Bibirnya tersenyum. Namun saat melihat harganya dia mendadak diam. "Bagus sih tapi mahal banget. "

Kembali dia menaruhnya ke dalam rak. Lalu terus berjalan ke depan sambil melihat-lihat beberapa buku. Pandangannya jatuh di buku novel. Mengulurkan tangan dan mengambil novel tersebut.

"Aku juga pengen baca novel deh. Kelihatannya bagus dari judulnya. " Diandra kemudian melihat kearah harga. Bola matanya membesar melihat harga novel tersebut.

"Kenapa dibalikin lagi? Beli aja. Gue gak keberatan. " Suara Kenzie dari samping mengalihkan perhatian Diandra.

Gadis itu tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. "Mahal Ken. Aku juga gak punya uang banyak untuk beli. Uangku hanya uang saku sekolah saja. Ku—."

Ucapan Diandra saat Kenzie menutup mulutnya dengan jari. Laki-laki itu terkekeh geli mendengarnya. "Gue yang ngajak Lo beli sekaligus gue yang bayarin. Semuanya. Termasuk alat tulis juga. "

"Tap—."

"Sst! Nggak baik nolak kebaikan orang lain. " Kenzie menyela pembicaraan.

"Diandra?." Kenzie memanggil dengan pelan. Dahinya mengerut lalu dia pun mendekat. Dan sedikit mencubit pipi gadis itu.

"Eh?. " Diandra tersadar dari lamunannya. "Maaf, aku melamun. Ayo kita pergi!."

Dengan segera keduanya menaiki motor Kenzie. FYI, tidak ada bayar parkiran motor karena pemilik toko memberikan parkir gratis.

Motor melaju dengan kecepatan sedang. Diandra menoleh kearah beberapa penjual kaki lima. "Kamu suka nasi goreng udang nggak? Aku dulunya sering makan sampe dehidrasi. Haha, aku memang berlebihan waktu itu. "

"Kenapa? Mau mampir ke beli?." Kenzie bertanya dengan sedikit berteriak karena suara kendaraan berlalu-lalang dan angin berhembus.

Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Enggak sih. Kapan-kapan deh aku bikin sendiri. "

"Gue minta boleh?."

Diandra mengangguk kepala mengiyakan. Dia tersenyum senang. "Boleh. Emang kamu tahu dimana aku tinggal sekarang?."

Laki-laki itu mengangguk kepala. Menghentikan motornya di lampu merah. Memandangi gadis itu dari kaca spion. "Tahu. Gue tahu dimana tempat Lo tinggal. "

•••

"Hamil dok?."

Dokter Leon mengangguk kepala dan tersenyum tipis. Menepuk bahu Wandi. "Benar. Umur kandungannya baru satu bulan. "

Pria itu tersenyum sebentar kemudian bertanya suatu hal yang ada di otaknya. "Tapi kenapa istri saya tampak baik-baik saja? Dia tidak bertingkah aneh juga. "

Dokter Leon mengerti. "Tubuh istri Anda kemungkinan besar hormonnya seimbang. Hal ini terjadi pada beberapa pasien saya sebelumnya. Tenang saja, istri baik-baik saja. Hanya perlu kurangi bekerja keras, minum obat yang saya berikan secara teratur dan hindari stres sebisa mungkin. "

"Punya adik lagi gue. " Krisna tidak dapat menjelaskan bagaimana perasaannya sekarang. Lelaki itu mengusap kepala Selena dengan lembut.

•••

"Makasih Ken udah nganterin aku sampe ke sini. Lain kali kamu datang ke sini ya. Aku buatkan sesuatu buat kamu. Oke?."

Kenzie mengangguk kepala tersenyum. "Iya. Sama-sama. Gue pergi dulu. "

Setelah memastikan laki-laki itu pergi, Diandra membalikkan badannya dan masuk ke dalam rumah. Tidak lama dia mendengar suara motor yang familiar.

Kaiser langsung turun dari motor dengan wajah masam. Dia mendengus dingin. Sial. Diblokir segala kartu gue. Huft!

"Kamu udah pulang?." Diandra bertanya sambil berjalan membelakangi Kaiser.

Laki-laki itu tidak mendengarnya. Dia naik ke lantai dua dengan tergesa-gesa. Langkahnya terhenti saat melihat kamar orang tuanya terbuka. Tumben kamarnya dibuka.

Gadis itu sama penasaran. Dia pun mengikuti langkah kaki Kaiser dan melihat wajah bahagia dari seorang wanita.

"Bunda punya kabar baik buat kamu. " Selena berujar sambil tersenyum sumringah.

Kaiser mengernyitkan dahi lalu terkekeh geli mendengarnya. "Kabar baik karena kartu ATM ku Bunda blokir?. "

Wanita itu menghela nafas berat dan menggelengkan kepalanya. Dia bersandar pada dinding. "Bukan. Bunda bahagia karena sebentar lagi kamu punya adik."

Diandra yang mendengar seketika senang. Dia segera menaruh buku-bukunya di atas meja. Kemudian memeluk wanita itu dengan erat. "Selamat Bunda! Aku turut bahagia untukmu. "

Selena membalas dengan senyuman merekah. Dia juga memeluk menantunya dengan erat. "Terima kasih sayang. Semoga kamu bisa menjadi ibu suatu hari nanti. Bunda nggak maksa kamu mau punya anak umur berapa. "

Kaiser terkejut dan memasang wajah masam. Laki-laki itu menarik tangan Diandra dengan sedikit kasar. "Gue gak mau punya anak dari pembunuh kaya Lo. Lo gak akan pernah singgah di hati gue. "

Gadis itu terkejut dan menundukkan kepalanya takut.

Wanita itu menghela nafas panjang. Dia memijat pelipisnya yang terasa sakit. "Kamu jangan menilai orang dari sisi buruknya saja. Setiap orang punya sisi baik buruknya sendiri. Tergantung kamu meman—."

"Tidak. Aku nggak salah lihat!." Kaiser menyela pembicaraan.

Bersambung...

1
Metana
yang dicekik orang tua lo aja, kenapa Diandra Dia kan gak salah apa-apa/Speechless/
Người này không tồn tại
Next chapter, please! Aku harus tahu kelanjutan ceritanya.
DreamHaunter
Baca cerita ini seperti terlempar ke dunia lain. Aku suka banget, terima kasih telah membuat pengalaman membaca ini begitu intens. 🙌
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
Isolde
Tolong update sekarang juga biar bisa tidur malam dengan tenang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!