Seorang pria membangun perusahaannya dengan tujuan mengumpulkan kekayaan sebanyak mungkin. Namun, semakin banyak uang yang dimilikinya, semakin tinggi kesombongannya. Pada akhirnya, kesombongannya menjadi kehancurannya. Ia dijatuhkan oleh perusahaan lain dan kehilangan segalanya.
Namun. Ia bereinkarnasi ke dunia kultivasi sebagai seorang Summoner, dengan kemampuan memanggil makhluk-makhluk luar biasa. Di dunia baru ini, ia didampingi oleh seorang Dewi yang setia di sisinya.
Sekarang, dengan segala kekuatan dan kesempatan yang dimilikinya, apa yang akan menjadi tujuannya? Apakah ia akan kembali mengejar kekayaan, mencari kedamaian, atau menebus kesalahan dari kehidupan sebelumnya?
Up suka-suka Author!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Medusa
"Baiklah..."
Senyum mulai terlihat di wajah Yun Yun. Ia mendekatkan wajahnya kepadaku. Aku hanya bisa menutup mataku.
"Mnn..."
Sensasi lembut dari bibirnya mulai kurasakan. Jadi seperti ini rasanya ciuman...
Ciuman itu berlangsung selama 30 detik. Sebenarnya, bisa saja lebih lama, tapi... kalau terlalu lama, aku mungkin tak akan bisa menahan diri.
Setelah itu, Yun Yun pergi keluar tanpa berkata sepatah kata pun.
Uh...
...---...
Aku hanya berbaring di tempat tidur, tidur hingga siang. Tidak ada semangat untuk bangun sama sekali.
Tak lama kemudian, suara ketukan terdengar dari pintu.
Tok! Tok! Tok!
"Huang~ apa kau masih tidur~?"
Dari suaranya, sepertinya itu Shuang'er. Ya, tidak salah lagi.
"Ah, ya... Aku akan segera keluar..."
Lima menit kemudian, aku keluar dari kamar.
"Maaf membuatmu menunggu."
"Hnm... Ayo cepat, yang lain sudah menunggu untuk rapat."
"Rapat apa?"
"Kau lupa? Bukankah kemarin sudah diberitahu?"
"Ah, itu ya... Tapi bukannya rapatnya besok?"
"Nona Ling'er mempercepatnya."
Kenapa malah dia yang mempercepatnya? Padahal aku ini ketua klannya...
"Oh, begitu..."
Di ruang rapat, terlihat meja bundar besar dengan Yun Yun, Ling'er, Qingzhu, dan Xuan'er yang sudah duduk di tempat mereka masing-masing.
Gek! Gawat, sebagai ketua klan aku seharusnya datang lebih awal. Tapi aku malah terlambat.
"Duduklah, dasar pemalas~," Ling'er membuka pembicaraan lebih dulu.
"Bukankah ini salahmu? Kau mengubah jadwalnya tanpa memberitahuku."
"Aku menghampiri kamarmu tadi malam, tapi kosong."
"Itu—"
Mana mungkin aku bilang soal ciuman itu... Sungguh memalukan.
"Ah... Malam tadi aku ada urusan sedikit."
"Apa yang kau urus?" Qingzhu bertanya.
Kenapa kau malah ikut bertanya, Qingzhu!
"Ah... itu—"
"Apa? Kenapa ragu begitu?" Kali ini Xuan'er menambahkan.
"Huh, bilang saja kalau kau menghabiskan malam dengan Nona Yun," Shuang'er memotong.
Gawat! Dia mengetahuinya! Tapi... bagaimana dia tahu? Oh, benar juga, tadi pagi dia membangunkanku di kamar Yun Yun...
"A..."
"Hnmm~ wajahmu memerah, lho~," Yun Yun ikut bicara.
Kenapa dia malah memperkeruh suasana... bukannya membantuku.
"Uhumm! Sebaiknya urus itu nanti saja. Sekarang mari kita mulai rapatnya," Ling'er menyelamatkanku.
Bagus, Ling'er! Kau memang istimewa—maksudku, teman yang sangat baik!
Rapatnya dimulai, rapat kali ini berlangsung selama tiga jam. Pembahasannya adalah tentang 'Ratu Ular,' sosok yang sedang ramai diperbincangkan.
Banyak yang mengatakan bahwa Ratu Ular sudah mencapai ranah Half Saint. Ia memiliki klannya sendiri, yaitu Klan Ular, dan memimpin mereka dengan kekuatan luar biasa.
Menurutku, jika Ratu Ular bisa diajak bekerja sama, itu akan sangat menguntungkan. Namun, usulanku ditolak. Mereka menganggap Ratu Ular terlalu berbahaya, bahkan aku pun tidak akan mampu mengalahkannya.
Bagaimana dengan Yun Yun?
Ia juga menolak untuk bertindak. Kami tak punya pilihan lain selain membatalkan rencana kerja sama.
Oh, ya, nama Ratu Ular itu adalah Medusa. Ratu Medusa.
Entah kenapa, aku jadi teringat Medusa dari film yang kutonton dulu. Dulu, saat senggang di kantor, aku sempat menonton film itu.
Sekarang sudah sampai episode berapa, ya? Aku sangat ingin menontonnya lagi...
Lupakan saja semua itu. Yang lebih penting sekarang adalah bagaimana caranya membuat klan kami semakin kuat.
Tapi... apa yang harus kulakukan?
...---...
Pagi itu, aku dipanggil oleh Ling'er yang tergesa-gesa.
Dan benar seperti yang kutebak, Klan Ular datang menyerbu. Kupikir hanya beberapa tetua saja, ternyata Ratu Medusa sendiri yang datang.
Terlihat Ratu Medusa berdiri di depan Klan Yun, dengan pasukan berjumlah sekitar 20.000 orang. Klan mereka memiliki kekuatan tempur yang cukup besar.
Sedangkan Klan kami hanya terdiri dari Ling'er, Yun Yun, Xuan'er, Shuang'er, Qingzhu, dan aku.
Untuk para murid klan, menurutku mereka tidak bisa diandalkan. Jumlah mereka pun hanya sekitar 200 orang.
"Apakah kau pemimpin klan ini?"
"Ya... aku..."
"Kalau begitu, menyerahlah. Klan Ular kami akan menguasai Benua Timur. Klan kalian akan tunduk kepada klan kami! Hahaha!"
"Aku tidak tertarik untuk menyerah begitu saja."
"Jadi kau ingin berperang dengan jumlah kalian yang hanya 200 orang?"
"Apa maksudmu? Aku sendiri sudah cukup untuk melawan kalian."
"Hah?"
"Huang, apa yang kau katakan?! Kau tak akan bisa melawan seseorang di ranah Half Saint," bisik Ling'er.
Sedangkan yang lain hanya menatapku dengan khawatir, kecuali Yun Yun.
Dengan begini, aku tidak akan melibatkan istriku yang lain dalam pertempuran. Sebenarnya Ling'er, Shuang'er, dan Yun Yun masih bisa bertarung. Tapi, jika Yun Yun membantu, semuanya akan terlalu mudah dan membuatku tak bisa berkembang.
Ratu Medusa langsung menyerangku dengan menggebu-gebu. Aku tidak menurunkan kewaspadaanku sedikit pun dan berhasil mengatasi serangan tiba-tibanya.
"Huh... menarik."
"Bwahahaha! Tentu saja. Aku lebih kuat darimu!"
"Heh, dasar sombong! Matilah!"
Ratu Medusa kemudian mengeluarkan tombak dengan ukiran ular emas di gagangnya. Tombak itu memancarkan cahaya emas yang menyilaukan selama beberapa detik.
Dia langsung menyerang ke arahku dengan ujung tombaknya, siap menikam jantungku kapan saja.
"Huff..." Aku menarik napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan Sabit Kematian dari ruang kekosongan. "Gelombang Iblis! Pemecah Langit!"
Seranganku membuat Ratu Medusa mundur beberapa meter.
Tak menyerah, dia mengeluarkan serangan balasan. "Ular Racun Merah!"
Seekor ular besar berwarna merah muncul dan melesat ke arahku.
Sungguh merepotkan menghadapi orang-orang kuat seperti ini.
Aku segera berlari menggunakan Langkah Bayangan untuk menghindari serangannya. Ular besar itu menembakkan cairan racun dari mulutnya.
Semua serangannya berhasil kuhindari. Namun, aku tidak menyadari bahwa Ratu Medusa sudah muncul di depanku dan siap menyerang.
"Tinju Racun!"
Aku terkena serangannya tepat di perut dan terpental puluhan meter. Namun, efek dari Tubuh Angin Badai membuat Ratu Medusa juga ikut terdorong.
Racunnya tidak berpengaruh padaku, tapi rasa sakitnya tetap terasa.
Sementara itu, ular besar tadi kembali menyerang dari belakang.
Gawat sekali...
Hal pertama yang harus kuurus adalah ular besar ini. Jika ular ini masih bisa menyerang, akan sulit untuk melawan Ratu Medusa.
Selain itu, jika terlalu lama bertarung, para tetua Klan Ular bisa saja memulai perang dan menyerang Klan kami.
Meski begitu, sebenarnya aku tak perlu khawatir. Toh ada Yun Yun.
"Kemari, ular besar!"
Aku memancingnya agar mengejarku. Seperti yang kuduga, ular itu mengejarku.
Sekarang waktunya. "Summon!"
Dengan Raja Bayangan, melawannya akan jauh lebih mudah. "Raja Bayangan, kuserahkan ular ini padamu!"
Ular besar itu akhirnya bertarung dengan Raja Bayangan. Alasanku memancingnya adalah agar ia menjauh dariku dan Ratu Medusa. Dengan begini, dia tak akan mengganggu.
"Apa itu... Boneka Jiwa?" tanya Ratu Medusa.
"Ah, anggap saja begitu." Kurasa di dunia ini memang ada yang namanya Boneka Jiwa, boneka yang memerlukan jiwa seseorang untuk mengikuti perintah tuannya.
Namun, berbeda dengan Raja Bayangan, dia adalah makhluk pemanggilan, bukan boneka.
Ratu Medusa kembali melaju ke arahku. Tombaknya kini tampak lebih kuat dari sebelumnya. Kurasa dia memanfaatkan waktu saat aku memancing ular besar itu untuk meningkatkan kekuatannya.
Sabit Kematian dan Tombak Ular Emas bertemu, menghasilkan gelombang energi yang sangat kuat.
Boom!
Aku terdorong mundur.
Kekuatan Tombak Ular Emas ini melebihi Sabit Kematian.
Jika aku tidak memiliki rencana, aku pasti akan kalah. Jadi, sebaiknya aku melawannya dengan kekuatan penuh.
"Ratu Medusa... aku akan bertarung dengan kekuatan penuh. Jadi gunakan seluruh kekuatanmu. Jika tidak, kau akan mati."
"Bocah sombong."
Belum, belum, siap-siap aja kulabrak bentar lagi